- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[UPDATE] BERITA TERBARU AIRASIA QZ 8501


TS
octalicious
[UPDATE] BERITA TERBARU AIRASIA QZ 8501
WELCOME TO MY THREAD
Pilot AirAsia QZ8501 Matikan Komputer Penting Sebelum Jatuh
![[UPDATE] BERITA TERBARU AIRASIA QZ 8501](https://s.kaskus.id/images/2015/01/30/6542882_20150130022341.jpg)
Spoiler for Berita:
Suara.com - Pilot AirAsia QZ8501 yang jatuh dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura rupanya mematikan sebuah sistem komputer penting saat pesawat nahas itu tengah berjuang untuk lolos dari cuaca buruk di atas Laut Jawa pad 28 Desember 2014 lalu.
Pada Kamis kemarin (29/1/2015) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan bahwa dalam penerbangan itu kopilot Remi-Emmanuel Plesel yang sedang memegang kendali, sementara Kapten Iriyanto (53) hanya bertugas mengawasi.
Berdasarkan wawancara Bloomberg dengan dua sumber yang mengaku "mengetahui rincian penyelidikan itu", diketahui bahwa para pilot mematikan sebuah sistem komputer untuk keamanan penerbangan saat situasi krisis itu berlangsung. Sistem itulah yang memberikan serangkaian peringatan dan alarm terkait bahaya kepada pilot.
Sistem yang terdiri dari dua komputer itu berfungsi mengendalikan kemudi pesawat, mencegahnya membelok terlalu tajam dan mencegah pesawat terbang terlalu pelan.
Tak jelas, mengapa para pilot mematikan sistem itu atau mengapa pesawat itu tiba-tiba melesat dengan cepat ke atas karena para pilot masih bisa menerbangkan pesawat itu secara manual.
Dalam jumpa pers Kamis kemarin, KNKT tidak menyebut soal sistem komputer yang dimatikan itu. KNKT mengatakan laporan yang lebih lengkap tentang kecelakaan itu akan disampaikan dalam setidaknya enam sampai tujuh bulan ke depan.
Sebelumnya dalam laporannya KNKT membeberkan bahwa sebelum jatuh, pesawat AirAsia QZ8501 - yang terbang di ketinggian 32.000 kaki - tiba-tiba berbelok tajam ke kiri dan para pilot meminta izin ke pusat kendali untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki.
Menara kendali di Jakarta meminta pesawat itu menunggu. Tetapi menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dengan alasan yang hingga kini masih misterius, pesawat itu tiba-tiba melesat 6000 kaki ke atas dalam kurang dari semenit, sebelumnya hilang dari radar. (The Guardian) SUARA
Pada Kamis kemarin (29/1/2015) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan bahwa dalam penerbangan itu kopilot Remi-Emmanuel Plesel yang sedang memegang kendali, sementara Kapten Iriyanto (53) hanya bertugas mengawasi.
Berdasarkan wawancara Bloomberg dengan dua sumber yang mengaku "mengetahui rincian penyelidikan itu", diketahui bahwa para pilot mematikan sebuah sistem komputer untuk keamanan penerbangan saat situasi krisis itu berlangsung. Sistem itulah yang memberikan serangkaian peringatan dan alarm terkait bahaya kepada pilot.
Sistem yang terdiri dari dua komputer itu berfungsi mengendalikan kemudi pesawat, mencegahnya membelok terlalu tajam dan mencegah pesawat terbang terlalu pelan.
Tak jelas, mengapa para pilot mematikan sistem itu atau mengapa pesawat itu tiba-tiba melesat dengan cepat ke atas karena para pilot masih bisa menerbangkan pesawat itu secara manual.
Dalam jumpa pers Kamis kemarin, KNKT tidak menyebut soal sistem komputer yang dimatikan itu. KNKT mengatakan laporan yang lebih lengkap tentang kecelakaan itu akan disampaikan dalam setidaknya enam sampai tujuh bulan ke depan.
Sebelumnya dalam laporannya KNKT membeberkan bahwa sebelum jatuh, pesawat AirAsia QZ8501 - yang terbang di ketinggian 32.000 kaki - tiba-tiba berbelok tajam ke kiri dan para pilot meminta izin ke pusat kendali untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki.
Menara kendali di Jakarta meminta pesawat itu menunggu. Tetapi menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dengan alasan yang hingga kini masih misterius, pesawat itu tiba-tiba melesat 6000 kaki ke atas dalam kurang dari semenit, sebelumnya hilang dari radar. (The Guardian) SUARA
Temukan Korban AirAsia, Tim SAR Sisir Selat Makassar
![[UPDATE] BERITA TERBARU AIRASIA QZ 8501](https://s.kaskus.id/images/2015/01/30/6542882_20150130022632.jpg)
Spoiler for Berita:
Suara.com - Tim gabungan SAR di Sulawesi Barat langsung berkoordinasi dengan Basarnas Pusat dan membentuk posko untuk menyisir Selat Makassar sejak penemuan benda-benda yang diduga milik pesawat AirAsia QZ8501 pada Rabu, (27/1/2015)
"Sejak penemuan kursi pesawat dan benda-benda lainnya pada hari Rabu oleh nelayan, kemudian kita koordinasikan dengan Basarnas Pusat, lalu kita diperintahkan untuk membentuk posko pencarian di Sulbar," ujar ujar Kepala Basarnas Wilayah A Makassar, Roki Asikin, Kamis (29/1/2015).
Dia mengatakan pencarian jenazah korban AirAsia ini akan memfokuskan pada Selat Makassar yakni di Perairan Sendana, Kabupaten Majene, serta perairan lainnya di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Roki menyatakan terdamparnya jenazah itu ke Selat Makassar atau di Perairan Sendana, Kabupaten Majene, karena angin sekarang ini berhembus ke arah barat.
"Ini musim barat dan dia bisa lepas dari ujung Kalimantan Selatan lalu naik ke utara. Jika angin barat ini terus berhembus bisa sampai tumpuannya ke Selayar (Sulsel)," katanya.
Dengan adanya penemuan jenazah ini, dirinya kemudian berkoordinasi dengan Basarnas pusat serta Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan untuk memfokuskan pencarian di Selat Makassar.
Setelah koordinasinya itu, pihak Polda Sulsel kemudian memerintahkan Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpoliar) serta Polres Majene, Sulbar untuk bersama-sama dengan Basarnas melakukan pencarian.
"Kita sudah ada tim Basarnas di Sulbar dan dengan penemuan ini, otomatis dibentuk posko bersama di Majene untuk mencari korban lainnya yang diduga tersapu ombak hingga ke Selat Makassar," jelasnya.
Sebelumnya, pesawat AirAsia QZ 8501 dinyatakan hilang kontak usai tinggal landas dari bandara Internsional Juanda Surabaya menuju ke Singapura pada Minggu (28/12/2015).
Pesawat berpenumpang 155 orang tersebut dinyatakan hilang setelah melakukan penerbangan selama satu jam usai tinggal landas pukul 05.30 WIB. (Antara) SUMBER
"Sejak penemuan kursi pesawat dan benda-benda lainnya pada hari Rabu oleh nelayan, kemudian kita koordinasikan dengan Basarnas Pusat, lalu kita diperintahkan untuk membentuk posko pencarian di Sulbar," ujar ujar Kepala Basarnas Wilayah A Makassar, Roki Asikin, Kamis (29/1/2015).
Dia mengatakan pencarian jenazah korban AirAsia ini akan memfokuskan pada Selat Makassar yakni di Perairan Sendana, Kabupaten Majene, serta perairan lainnya di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Roki menyatakan terdamparnya jenazah itu ke Selat Makassar atau di Perairan Sendana, Kabupaten Majene, karena angin sekarang ini berhembus ke arah barat.
"Ini musim barat dan dia bisa lepas dari ujung Kalimantan Selatan lalu naik ke utara. Jika angin barat ini terus berhembus bisa sampai tumpuannya ke Selayar (Sulsel)," katanya.
Dengan adanya penemuan jenazah ini, dirinya kemudian berkoordinasi dengan Basarnas pusat serta Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan untuk memfokuskan pencarian di Selat Makassar.
Setelah koordinasinya itu, pihak Polda Sulsel kemudian memerintahkan Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpoliar) serta Polres Majene, Sulbar untuk bersama-sama dengan Basarnas melakukan pencarian.
"Kita sudah ada tim Basarnas di Sulbar dan dengan penemuan ini, otomatis dibentuk posko bersama di Majene untuk mencari korban lainnya yang diduga tersapu ombak hingga ke Selat Makassar," jelasnya.
Sebelumnya, pesawat AirAsia QZ 8501 dinyatakan hilang kontak usai tinggal landas dari bandara Internsional Juanda Surabaya menuju ke Singapura pada Minggu (28/12/2015).
Pesawat berpenumpang 155 orang tersebut dinyatakan hilang setelah melakukan penerbangan selama satu jam usai tinggal landas pukul 05.30 WIB. (Antara) SUMBER
Klaim Asuransi Korban AirAsia Mulai Cair
![[UPDATE] BERITA TERBARU AIRASIA QZ 8501](https://s.kaskus.id/images/2015/01/30/6542882_20150130033035.jpg)
Spoiler for Berita:
Suara.com - Klaim asuransi buat korban AirASia QZ8501 mulai dicairkan kepada para ahli waris dari salah satu keluarga korban.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdauz Jailani mengatakan, hingga kini baru satu ahli waris yang menerima klaim sebesar Rp1,25 Miliar secara utuh. Namun, atas permintaan yang bersangkutan, namanya tidak boleh disebutkan.
Selain satu ahli waris yang menerima secara utuh, saat ini ada 24 ahli waris yang sudah menerima uang muka sebesar Rp300 Juta.
"Total sudah ada 24 ahli waris yang menerima uang muka dan baru 1 yang menerima secara utuh," ujar Firdauz, Jumat (30/1/2015).
Sementara itu, hingga kini baru 90 keluarga korban yang telah menyerahkan syarat administrasi pencairan klaim asuransi. Total penumpang dan awak pesawat AirAsia adalah 162 orang.
Menurut Firdauz, secara prinsip pencairan klaim asuransi tidak ada masalah. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah persyaratan administrasi agar tidak ada masalah hukum dikemudian hari. (Yovie Wicaksono) SUMBER
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdauz Jailani mengatakan, hingga kini baru satu ahli waris yang menerima klaim sebesar Rp1,25 Miliar secara utuh. Namun, atas permintaan yang bersangkutan, namanya tidak boleh disebutkan.
Selain satu ahli waris yang menerima secara utuh, saat ini ada 24 ahli waris yang sudah menerima uang muka sebesar Rp300 Juta.
"Total sudah ada 24 ahli waris yang menerima uang muka dan baru 1 yang menerima secara utuh," ujar Firdauz, Jumat (30/1/2015).
Sementara itu, hingga kini baru 90 keluarga korban yang telah menyerahkan syarat administrasi pencairan klaim asuransi. Total penumpang dan awak pesawat AirAsia adalah 162 orang.
Menurut Firdauz, secara prinsip pencairan klaim asuransi tidak ada masalah. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah persyaratan administrasi agar tidak ada masalah hukum dikemudian hari. (Yovie Wicaksono) SUMBER
Spoiler for emmm...:
masih mantau berita ini, moga cepet ketemu semuanya
dan semoga basarnas masih tetap semangat buat nyari korban


Jangan lupa kasih 


Diubah oleh octalicious 30-01-2015 15:31
0
4K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan