JAMBI - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menandatangani kesepakatan bersama pembangunan kereta api trans Sumatera di Kementerian Perhubungan, Jakarta, kemarin (27/1). Penandatanganan itu adalah tindak lanjut dari rapat di Padang, Sumatera Barat, lima hari lalu. Itu artinya Provinsi Jambi resmi masuk jalur rel kereta api trans Sumatera.
Gubernur, melalui telepon seluler usai melakukan penandatanganan MoU di Jakarta, mengatakan bahwa lima provinsi di Sumatera yang akan dilalui rel kereta api trans Sumatera, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Palembang.
"Hari ini penandatanganan MoU pembangunan kereta api di kantor Kementerian Perhubungan yang disaksikan langsung Menteri Perhubungan, termasuk juga kerangka kerjanya ke depan," kata HBA.

Di dalam penandatanganan kesepakatan pembangunan jalur kereta api trans Sumatera itu daerah tidak dibebankan soal biaya. Menurut HBA, biaya sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat. Sedangkan daerah sifatnya hanya membantu program pusat. "Yang patut kita syukuri adalah soal biaya, Bapak Menteri Perhubungan mengatakan pembangunan dan pembebasan tanah tidak melibatkan daerah, semua biaya ditanggung langsung oleh pemerintah pusat," ungkapnya.

Menurut HBA, daerah hanya membantu pusat mengurusi segala keperluan, seperti pendataan pembebasan tanah dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, Mantan Bupati Sarolangun itu mengatakan sudah mengusulkan kepada menteri soal pembangunan rel kereta api yang dikoneksikan dengan Ujung Jabung. Menteri, kata dia, setuju dan menunggu desain dari daerah.
HBA mengungkapkan pihaknya sudah mengkaji rencana program tersebut dengan pajabat-pejabatnya. HBA menilai kereta api merupakan akses yang paling tepat untuk menuju ke arah Pelabuhan Ujung Jabung. Meski demikian, infrastruktur jalan yang sudah direncanakan pembangunannya tetap dilaksanakan.

"Kita sudah mengkaji, akses ke pelabuhan yang paling tepat adalah kereta api. namun infrastruktur jalan tetap kita rencanakan pembangunannya, tapi karena ini pelabuhan, memang kereta api merupakan kebutuhan utama yang paling tepat. Kalau jalan tentu nanti kita mulai berpikir lagi bagaimana mengembangkan perluasan jalan, termasuk membuat dua jalur dan juga infrastruktur lainnya, terutama kaitannya dengan kepadatan atau tingkat kekuatan jalan," jelasnya.

Berdasarkan kajian bersama tim, lanjut HBA, jalur kereta api itu akan dibangun sepanjang 80 kilometer dari Kota Jambi. Di Jambi nantinya dibangun semacam stockpile terutama untuk angkutan-angkutan, seperti batu bara dan lain-lain.

"Oleh sebab itu kita sudah memutuskan dan meminta Bappeda untuk segera membuat visibility desain, amdal dan sebagainya untuk kita usulkan ke Jakarta. Kalau dana pembangunan infrastruktur jalan menuju Ujung Jabung itu sudah dijanjikan Pak Menteri PU pada APBN perubahan 2015 mendatang," bebernya.

Jika pembangunan kereta api itu menggunakan APBD Provinsi Jambi tentu tidak akan sanggup, pendanaannya tentu dari pemerintah pusat, atau mungkin dari pihak swasta. "Intinya kita pemerintah daerah harus siap, selama ini kita sering terlambatnya seperti itu, misalnya membuat perencanaan membangun ini dan ini, gemanya pun sudah kemana-mana, tapi nyatanya setelah dievaluasi pihak pusat kitanya sendiri tidak siap," ujarnya.

HBA meminta kepada kepala Bappeda, apapun konsep-konsep pembangunan yang berskala besar ke depan termasuk juga jalan tol, Bappeda sudah menganggarkan desainnya, visibility study-nya dan amdalnya. Itu semua kata dia harus disiapkan termasuk pembebasan tanahnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Fauzi Ansori, mengatakan bahwa pembangun kerata api ini bukan suatu perencanaan yang tiba-tiba. Menurut dia, Jepang dulu pernah menyusun studi dan itu menjadi program dari pemerintah pusat. "Tapi sekarang bagaimana kita merespon supaya Provinsi Jambi ini juga turut ambil bagian dari pengembangan jaringan infrastruktur perkeretaapian, termasuk juga jalur tol Sumatera yang sekarang sudah mulai dilaksanakan pembangunannya di Sumsel dan melewati Jambi," kata Fauzi.

Rencana pembangunan kereta api ini, kata Fauzi menghubungkan Kota Jambi dengan pelabuhan Ujung Jabung. Tapi program itu juga harus disusun dari sisi visibility, study-nya, masterplannya , DED dan lain sebagainya. "Semua itu juga butuh waktu dan butuh anggaran yang cukup besar, tapi yang menjadi fokus kita adalah pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung. Oleh karena itu infrastruktur yang mengarah ke Ujung Jabung memang jadi prioritas untuk ditangani ke depan," ujarnya.

Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Hilalatil Badri, mengapresiasi MoU yang sudah ditandatangani gubernur. Ia berharap proyek jalur kereta api ini segera dibangun dan bisa dirasakan. Ia juga sangat berharap gubernur berhasil melobi menteri untuk membangun jalur kereta api akses menuju Ujung Jabung. “Tentu kita apresiasi dan sangat mendukung,”tegasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi, Pantun Bukit, mengatakan, Jambi saat ini memang sangat mendesak butuh hilirasasi. Ketersediaan pelabuhan yang layak menjadi faktor penting dalam hilirisasi. Agar Pelabuhan Ujung Jabung segera terwujud, maka akses menuju kesana menjadi hal prioritas harus diselesaikan, harus dibereskan.
“Ini langkah maju. Kita sebagai masyarakat sangat bangga dan berharap segera direalisasikan,” tegasnya. Ia yakin Jambi akan lebih maju, akan lebih baik bila hilirisasi terbangun.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Sri Sapto Eddy, mengungkapkan, jalur kereta api sepanjang 200 kilometeran akan melintas mulai dari Desa Suban, Kabupaten Tanjab Barat, kemudian melewati Sengeti, Kabupaten Muarojambi, lalu masuk ke Kota Jambi dan melaju ke Kertapati Sumsel dengan melalui Tempino, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi. “Dalam waktu dekat kita akan melakukan koordinasi dengan kepala daerah yang lahannya akan dilewati oleh rel kereta api,”sebutnya.

Untuk pengadaan tanah, pemerintah daerah yang akan melakukan pembelian dengan menggunakan dana Kementerian Perhubungan. “Tanah milik masyarakat akan kita beli dan anak pemilik tanah akan diprioritaskan menjadi pegawai kereta api,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan RI, Hermanto mengatakan proyek rel kereta api Sumatera mulai dilakukan tahun 2015 hingga 2019 mendatang. Untuk mewujudkan kereta api Sumatera ini pihaknya menggelontorkan dana 30 triliun. “Nantinya dana 30 Triliun dipergunakan untuk review desain, amdal dan larap, pengadaan tanah serta konstruksi. Dananya sudah ada sebanyak 30 Triliun,” jelasnya.

Di wilayah Jambi, nantinya mendapat jatah 218 KM untuk perlintasan kereta api yang menghubungkan Pekanbaru –Jambi hingga ke Kertapati, Kota Palembang. Untuk Jambi sendiri saat ini dari laporan yang masuk belum ada persiapan. “Masterplannya belum ada, kita minta disiapkan oleh Provinsi Jambi agar program ini cepat berjalan,” tegasnya.

Dengan adanya kereta api ke Jambi, ke depannya akan menyerap tenaga kerja dari putra daerah di Jambi. “Kita membutuhkan banyak pegawai nantinya, mereka akan ditempatkan di berbagai stasiun yang ada di Jambi,” paparnya. “Provinsi Jambi diminta secepatnya mengurus amdal dan pengadaan tanah yang nantinya dilalui perlintasan kereta api setelah adanya masterplan,” katanya.(mui/adv)
-
sumber: http://www.jambi-independent.co.id/i...rel-kereta-api
-

baguus, bagus, tgl monev n kerjasamanya antara pusat - daerah.
fyi, Lampung - Palembang sudah ada, tinggal maintenance, kl perlu dijadiin 2 jalur, biar gak ada prewesan lg di Martapura.
Bengkulu - Palembang nah gimana kmaren ini ? rasanya tinggal ngehubungin Lubuk Linggau - Bengkulu
Babel - sm Kepri butuhnya peningkatan di sektor laut
Aceh ? gk tw ane gan, kmaren jalur rintisan aja distop karena mungkin kurang berkembang
Operasional Kereta Api Aceh Dihentikan atas Permintan Dewan
http://www.tribunnews.com/regional/2...ermintan-dewan