(Panastak Elite) Politikus PDIP: Jokowi Bisa 'Game Over'
TS
serda.joko
(Panastak Elite) Politikus PDIP: Jokowi Bisa 'Game Over'
Spoiler for Dibaca dulu OOM/Tante:
1. Dilarang bawa saudara dari Ragunan
2. Dilarang OOT, yang merasa bayar pajak 8juta/perhari silahkan ngejung di
tempat lain
3. Kalau mau memaki, gunakan bahasa yang halus
4. Dilarang sara
5. Yang menghina ts berarti mahoo akut
6. Bagi yang mau nyiram/ngebata ts, sertakan id
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDIP Effendi Simbolon mengaku berempati dengan posisi Presiden Joko Widodo yang sedang dilanda beragam masalah, pada 100 hari masa pemerintahannya. "Saya pribadi kasihan. Saya terus terang merasa miris, saya takut," ujar Effendi Simbolon dalam diskusi publik Universitas Pramadina bertajuk Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Senin.
Effendi menyatakan dirinya saat ini memiliki perasaan yang serupa dengan publik kebanyakan, yakni linglung untuk menarik segala akar persoalan yang telah terjadi. "Saya orangnya optimistis, tapi saat ini saya sama rasanya seperti anda, kita benar-benar menjadi orang linglung, dari mana menarik persoalan ini," kata dia.
Dia mengatakan Presiden Jokowi memang muncul di hadapan publik di tengah persoalan KPK-Polri. Namun kemunculan Jokowi yang hanya sebentar itu dipandang tidak jelas inti pembicaraannya.
"Muncul presiden di televisi dua-tiga menit tapi tidak 'ngerti' dia ngomong apa. Dia bilang, 'kamu (KPK-Polri) baik-baik ya, jangan gesekan, wis yang baik kerja' apa itu," kata Effendi.
Effendi menekankan celah bagi pihak luar untuk menekan Jokowi cukup banyak. Namun dia meminta seluruh pihak bisa memberikan kesempatan bagi Jokowi untuk bekerja.
"Ini bagaikan sebuah 'turbulence' dalam pesawat, mudah-mudahan satu bulan ke depan bisa 'clear weather'. Tapi akan ada 'turbulence' kedua yakni jika APBNP 2015 tidak bisa disahkan, maka pemerintahan bisa 'game over'," kata dia.
Sengkarut bermula ketika Presiden Jokowi mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal Budi telah ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut. Akibatnya hubungan kedua lembaga ini memanas. Polri gantian menetapkan Bambang Widjojanto, Wakil Ketua KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan saksi palsu.