Kaskus

News

ajomizalAvatar border
TS
ajomizal
Halaqah di Masjidil Al-Haram di Mekkah pada akhir abad ke-20
Pendahuluaan
Dalam islam, Masjid menduduki tempat sangat penting terlepas dari ukurannya, lokasinya, atau kemegahannya fungsi masjid dimana saja sama. Begitu dibangun Masjid bukan milik manusia. Pemiliknya secara harfiah adalah Allah, sehingga ungkapan “Rumah Allah” bukan saja benar adanya secara kias namun juga secara hukum. Setiap Muslim di dunia sama-sama berhak menikmati fungsi masjid, sama-sama berhak memanfaatkan fasilitasnya.
Bila tidak sedang digunakan untuk shalat wajib lima waktu masjid sering berfungsi sebagai tempat ‘’pendidikan tambahan bagi orang Muslim, pusat komonitas yang digunakan untuk pertemuan Muslim setempat. Biasanya pendidikan yang dilakukan di Masjid dilakukan antara waktu Shalat. Disinilah kaum muda dan tua Muslim mengabdikan hidup untuk belajar ilmu-ilmu islam. Mempelajari Al-Quraan, Hadist, kritikisme dan tafsir, setiap cabang syariat, sejarah, astronomi dan Geografi, tata bahasa dan satra Arab. Tentu saja mereka patut , menurut donator Musliam, dibebaskan dari tugas mencari nafkah, supaya mereka dapat mencurahkan segenap energi untuk upaya mulia ini. Dari pemaparan tentang Masjid di atas maka penulis akan memaparkan perkembangan Halaqah di Majid Haram pada Akhir abad ke-20








Pembahasan
Halaqah berasal dari bahasa Arab yang berarti lingkaran, adalah metode kolektif. Dalam metode ini pada dasarnya adalah metode kuliah para murid duduk melingkar dan mengelilingi Gurunya yang sedang memberikan pelajaran. Halaqah merupakan tradisi klasikal yang dilakukan Rasullulah tatkala dakwah siriyah (diam-diam) dirumah Al-Arqam ibnu Abil Arqam yang berlokasi tidak jauh dari Bukit shafa
Pada masa Khulafaur rasyidin muncul istilah ta’lim halaqah yang di pelopori oleh Abdulah bin Abbas yang terkenal dengan nama halaqah tinta umat, Abdullah bin abas ketika beliau meninggal halaqah ini direruskan oleh Atha’ bin Abi Rabah. Pada masa Dinasti Utsmaniyah terdapat halaqah khusus mencetak kader-kader umat, di antaranya: Madrasah Zanjariah, Syarabiyah, Manshuriyah, Sulthaniyah, Ghasyatiyah, Banjaliyah, madrasah Sultan Qaitabai, Madrasah Rusydiyah, Khairiyah dan Fakhriyah.
Selama perang dunia pertama seluruh madrash ditutup kemudian dibuka kembali pada masa Hasyimi. Pada tahun 1292 H/ 1975 M dibuka madrasah Shalatiyah, tahun 1330 H / 1912 M, dibuka madrasah Al-Falah. Tradisi halaqah ini di pakai sampai saat ini, dan tercatat sampai puluhan halaqah berada dalam Masjid Haram. Metode halaqah dilakukan dengan cara menyampaikan materi dihadapan masyarakat tanpa ada persyaratan dari para mustaminya, dan tidak membedakan antara negara asal dari para pendengarnya.
Para masyayik (jama’ dari syekh/ guru-guru) menyampaikan ilmu Islam, ilmu bahasa Arab serta ilmu alat (mantiq, falaq, Hisab dan aljabar). Para pelajarnya dating dari berbagai Negara, mereka semangat menuntut ilmu untuk bekal mengarungi kehidupan untuk mereka ajarkan kembali suatu hari di tanah air. Untuk sehari-harinya mereka disediakan tempat tinggal di sekitar Masjidil Haram tempat tinggal mereka terkenal dengan Al- Arbithah.
Para pelajar banyak mendapatkan sumbangan berupa makanan dan kebutuhan lainnya. Kaum Muslimin yakin bahwa barang siapa yang memudahkan jalan untuk suatu ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Waktu pelaksanaan ta’lim ini biasanya mulai ba’da Maghrib sampai datang waktu shalat Isya tanpa mengunkan pengeras suara agar tidak mengaggu orang melaksanakan shalat

Halaqah-halaqah di tahun 1400 H an:
 Halaqah Sayyid Abbas Al-Maliki, membahas Al-Qadha dan hukum di serambi Babus Salam.
 Halaqah Sayyid Alwi Al-Maliki membahas tafsir Al-Quraan di serambi Babus Salam.
 Halaqah Syeikh Ahmad Nashirin, membahas fiqih Imam Syafi’i di serambi Babus Salam.
 Halaqah Syeikh Salim Syafii membahas Qadha di sebelah kiri Babus Salam.
 Halaqah Syeikh Muhammad Mirdad membahas fiqih Imam Hanafi.
 Halaqah Syeikh Isa Rowaas, membahas usul fiqih dan bahasa Arab berlokasi di pintu Adaribah.
 Halaqah Syeikh Hasan Masyath, membahas hadist dari kumpulan hadist shahih, berlokasi di pintu Al- Muhakamah.
 Halaqah Syeikh Muhammad Al-Murabi, membahas sejarah dan balaghah di antara pintu Al-bashithah dan Az-Ziyadah.
 Halaqah Abdulah Dardum, membahas bahas Arab di serambi pintu Az-Ziyadah.
 Halaqah Sayyid Zaini membahas fiqih muamalat di serambi pintu Az-Ziyadah.
 Halaqah as Sayyid Muhammad Amin, membahas bahas Arab berlokasi di pintu Al-bashithah.
 Halaqah Syeikh Ali Said Yamani, membahas fiqih Imam Syafi’I berlokasi di pintu pintu Al-bashitiyah dan Atiq.
 Halaqah Syeikh Umar Hamdan, membahas hadist dari berbagai hadist sahih, berlokasi di pintu Al-Umarah.
 Halaqah Syeikh Muhammad Nursaif, membahas fiqih Imam Maliki berlokasi di pintu Al-Umarah.
 Halaqah Syeikh Ahmad Hirsani, membahas fiqih Imam Hanafi.
 Halaqah Khalifah bin Ahmad an Nabhani, membahas ilmu Falaq dan Miqat, berlokasi di Ad-Dawudiyah.
 Halaqah Syeikh Ibrahim Nawawi, membahas fiqih Imam Syafi’I, Al- Adab dan Al- Insya, di serambi pintu Al-Wada’.
 Halaqah Syeikh Jamal Al-Maliki, membahas fiqih Imam Maliki, berlokasi di Pintu Jiyad.
 Halaqah Syeikh Ali Maliki membahas kitab Al-Fiyah berlokasi di Pintu Jiyad.
 Halaqah Syeikh Muhammad Yahya Aman, membahas usul fiqih di depan pintu Ajyad.
 Halaqah Syeikh Ibrahim Fathani, membahas Fiqih Imam Syafi’I dan bahasa Arab berlokasi di pintu Ali.
 Halaqah Syeikh Sya’id Muhamad bin Maani’, membahas fiqih Imam Hanbali berlokasi di pintu An-Nabi.
 Halaqah Syeikh Hasan Sa’id membahas fiqih Imam Syafi’I, hadist dan Usul fiqih, berlokasi di pintu An-Nabi

Seiring dengan kemajuan zaman, eksistensi Makkah semakin maju dan berkembang. Baik dalam bidang teknologi, ekonomi atau pendidikan. Pemerintah Arab Saudi menjadikan Makkah seperti dahulu, yaitu menjadi pusat pendidikan agama. Kepedualian pemerintah Saudi bisa dilihat dari aktivitas Masjidil Haram. Setiap sholat ashar, magrib dan shubuh terjadwal rapi. Berbagai bidang ilmu agama, seperti ilmu tafsir dan hadits, dan fiqh diajarkan. Para pengajarnya sangat kompeten dan profesional sesuai dengan bidangnya, termasuk para Imam Masjidil Haram serta ulama’-ulama’ dan doktor-doktor yang tidak diragukan lagi kemampuan pengetahuan agamanya.
Kesimpulan
Halaqah merupan sarana tranformasi ilmu yang dari guru ke muridnya. Halaqah di Masjidil al-Haram mengalami perkemangan yang sangat signifikan ini terbukti banyaknya Halaqah yang ada di Masjid al- Haram yang mencapai dua puluh tiga Halaqah berkembangnya Halaqah tersebut juga didorong oleh Pemerintah Arab Saudi. Murid dari Halaqah-halaqah akan menjadi sarana transformasi ke ilmuan keseluruh dunia Islam karna latar belakang murid-murid tersebut berasal dari berbangai Bangsa yang ada di dunia Islam
sumber:http: //kanvasbingkai.blogspot.com
Diubah oleh ajomizal 13-01-2015 12:34
0
4.4K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan