yokonoAvatar border
TS
yokono
Bentuk 'Penyesalan' Selebriti Memilih Jokowi

Jakarta, CNN Indonesia -- "Di mana presiden kita?" Pertanyaan itu mendadak muncul ketika kasus KPK vs Polri memanas, sementara Joko Widodo tetap anteng. Ia hanya muncul sekali dan menjelaskan bahwa intrik yang terjadi saat pernyataan tersangka Budi Gunawan oleh KPK, lalu "dibalas" Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri, adalah perkara hukum. Proses masing-masing harus dihormati.

Jokowi memang tidak banyak bicara soal kasus itu. Ada yang menduga itu karena pencalonan Budi Gunawan oleh Kapolri didalangi partai yang juga mendukung Jokowi, PDIP. Ada lagi dugaan-dugaan yang lain. Jokowi dianggap melunturkan harapan masyarakat akan adanya gebrakan.

Di tengah itu semua, salah satu pendukung Jokowi pada masa pemilihan presiden, Pandji Pragiwaksono menulis sebuah catatan di blog pribadinya. Judulnya menghebohkan: Menyesal Memilih Jokowi. Membaca judulnya saja sudah tersulut berbagai praduga. Apalagi saat tautan tulisan itu disebar ulang oleh banyak artis.

Melalui akun Twitter masing-masing, Olga Lidya, Joko Anwar, Soleh Solihun, dan beberapa artis lain me-retweet tautan yang dicuitkan Pandji pagi tadi, Sabtu (24/1). Mereka, yang jelas-jelas mulanya mendukung Jokowi, bahkan ada yang terlibat sebagai relawan Salam 2 Jari, justru merekomendasikan tulisan Pandji. Ada apa?

Rupanya, tulisan Pandji tidak seheboh judulnya. Melalui tulisan itu, ia justru membeberkan sudut pandang yang lebih netral. Pelaku stand up comedy itu mengawali tulisannya dengan alasan saat dahulu memilih Jokowi. Pertama, karena ia mendukung Anies Baswedan, dan Anies berpihak pada Jokowi. Alasan yang lebih mendalam: Jokowi tak punya beban masa lalu, tidak menjanjikan berbagi posisi menteri pada kubunya, akan menghapus UN, dan tak perlu mengaku-aku tegas padahal ganas.

Ia yakin satu hal, "Tidak sepantasnya orang yang terbukti pernah menculik anak muda hingga dipecat secara tidak hormat dari TNI pantas menjadi Presiden," tulis Pandji tegas.

Kini, dengan ramainya Jokowi diperbincangkan karena tak bersikap tegas, ia punya opini yang berbeda. Pandji tak memungkiri, ada yang mengecewakan dari pemerintahan Jokowi, yang terhitung baru berjalan tiga bulan lebih.

Poin-poin itu, antara lain adanya Puan Maharani di kursi menteri, Jaksa Agung yang dipegang Prasetyo, keluarnya Pollycarpus, sembilan nama Dewan Pertimbangan Presiden, dan kasus KPK vs Polri. Ia menyebut, Jokowi hanya kameo alias cuma tampil sekelebat dalam kasus itu. Secara rinci, Pandji menjelaskan alasan kekecewaannya.

Namun, di bawah itu ia juga mengingatkan publik akan kelegaan atau harapan baru yang dibawa Jokowi. Ia mengurangi subsidi BBM, UN tak lagi jadi syarat kelulusan, kurikulum 2013 dibatalkan, dan menteri-menterinya menyenangkan. Tapi, itu tak membuatnya lantas bungkam soal mengkritik Jokowi.

"Lah emang kalo presidenmu yang terpilih kemudian berbuat salah, tidak akan kamu kritik? Begitukah prinsipmu? Untung pilihanmu gak menang. Bahaya sekali menutup mata & membuang muka setelah memilih Presiden," ia menulis. Pandji juga menambahkan, "Atau kamu yakin sekali kalau yang terpilih adalah Presiden pilihanmu, lalu dia PASTI tidak akan berbuat salah? Naif sekali."

Artinya, menurut Pandji mengkritik Jokowi tidak sama dengan membenci apa pun yang dilakukannya. Di akhir tulisan, Pandji bahkan menegaskan dirinya--tak seperti judul tulisan--tak menyesal memilih Jokowi. Sebab, ia menilai seorang presiden memang perlu berkompromi di titik-titik tertentu. Itu pun pernah dilakukan pendahulu Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono.

Keriuhan kasus pada masa pemerintahan Jokowi, menurut Pandji justru merupakan angin segar. Bukan hilang harapan seperti yang diedarkan dalam meme-meme yang belakangan terlalu sarkastis. "Saya sebenarnya senang dengan kondisi sekarang. Kalau pemerintahan Jokowi adem ayem, maka pasti ada yang salah. Ramainya gejolak pemerintahan Jokowi adalah karena beliau sedang mengguncang keadaan. The President is shaking things up. Dan itu hal yang benar. Dan berani," ia mengungkapkan.

Pandji mengakhiri tulisan yang hingga kini telah di-retweet sebanyak lebih dari dua ribu orang itu dengan kalimat tegas, "Dan membuat saya, tidak menyesal memilih Jokowi."

http://www.cnnindonesia.com/hiburan/...emilih-jokowi/

Yupsss.... Tidak boleh ada kata menyesal memang, bagaimanapun sebuah pilihan harus dipertanggungjawabkan...

Cuma gak bisa juga klo lantas bilang Semua kebijakan Jokowi itu benar... bentuk pertanggungjawaban dari para pemilih Jokowi ketika dia salah mengambil kebijakan yah harus dikritik dan diingatkan secara keras sekalipun harus menjadi musuh Jokowi pada saat itu, itu yang namanya pemilih rasional bukan pemilih buta yang hanya diam saja ketika pilihannya berbuat salah atau menganggap pilihannya gak bisa berbuat salah.....
0
16K
174
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan