ricky2012Avatar border
TS
ricky2012
Akibat dipandang sebelah mata PNS ini trauma memakai BPJS
Kisah menyedihkan lain gan dari pengguna BPJS yang ditulis seorang komengtator. Awalnya komeng ini ditulis di postingan http://setia1heri.com/2015/01/13/der...arahan-dokter/ namun karena pertimbangan pembaca lebih mudah mencernanya maka KHS posting secara terpisah disini gans. Inti dari cerita kawan komentator yang bernama A’kang Ferry Jakaswara menyesalkan sikap beberapa dokter di rumah sakit yang ditemuinya dimana memandang sebelah mata pasien BPJS. Karena proses yang lama ini akhirnya ayahanda dari akang ferry ini mengalami kelumpuhan akibat kanker otak stadium empat. Sebagai catatan ayah bro ferry ini memegang kartu ASKES (Ibu bro ferry merupakan pensiunan PNS) yang sekarang dilebur jadi BPJS. Agar mudah mencerna tulisan dari bro ferry ini maka KHS mengeditnya tanpa mengurangi maksud yang terkandung di dalamnya.

Berikut curcol dari kawan komengtator tersebut :





Kisah sedih mungkin berbeda dengan cerita di atas tapi benang merahnya sama. Bapak saya (62 tahun) didiagnosa terdapat gangguan di paru dan saraf. Surat rujukan sudah oke, dibawa ke RS Pasar Rebo, Jakarta Timur setelah daftar dan ngantri, kemudian diperiksa dr. Gotot SpS, melihat kondisi bapak saya yang sudah agak setengah lumpuh, dr Gotot meminta untuk dilakukan CT Scan, karena di RS Pasar Rebo peralatan CT Scan sedang rusak maka kami dirujuk ke RS. Polri Sukanto Cililitan, Jarta Timur. Bayangan saya, langsung dilakukan CT. Scan, tapi ternyata harus ngantri lagi ke poli saraf, diperiksa sama dr Joko. Aneh bin ajaib, dokterr ini menolak untuk melakukan CT Scan. Kata dokter bapak saya sudah pasti kena stroke, jadi gak perlu CT Scan.

Saya bukan orang baik2 banget Gan, bukan sombong, saya lulusan S2 dengan IPK 4!! Saya pikir ini dokter terlampau sakti ya? sampai melakukan diagnosa gak perlu memakai alat, padahal Profesor Satyanagara (ahli saraf terbaik Indonesia) menyarankan MRI (MRI lebih detail dari CT Scan). Akhirnya karena bapak saya kecewa, lalu minta pulang ke Garut. Kata RSUD Doktor Slamet, Garut bapak saya kembali disarankan HARUS di CT Scan dan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Tapi lagi2 kami kecewa, karena mentang2 peserta BPJS, antriannya pada pagi itu dapat yang ke 700!!

Akhirnya kasian melihat kondisi bapak yang kali ini sudah lumpuh, kami lakukan CT Scan di RS Santosa Bandung DENGAN DUIT SENDIRI. Dan tahukah sekarang bagaimana kondisi bapak? Bapak saya divonis KANKER OTAK STADIUM 4!!!

Jadi saya sebagai PNS, trauma memakai BPJS!!!! Saya gak tahu letak salahnya dimana, memang secara prosedur sudah lebih mudah, tapi kayaknya dipandang sebelah mata oleh rumah sakitnya

Nah agar tidak menimbulkan mis persepsi, KHS mencoba mengkonfirmasi apakah ketika melakukan periksa ke RS Pasar Rebo dan RS Polri Sukanto Cilitan, RSUD Slamet Garut dan RS Hasan Sadikin Bandung juga memakai kartu BPJS ? ternyata bro fery mengiyakan dan sekaligus menambahi beberapa catatan yang mungkin layak kita baca serta pemerintah bisa memberikan respon terhadap pelayanan BPJS dilapangan ini. Oia kejadian ini terjadi pada medio Desember 2014 silam.

Benar, Bapak saya memakai Askes alias sekarang dilebur ke BPJS Kesehatan. Puncak kekecewaan saya terutama di RS Polri Sukanto yang menolak CT. Scan padahal jelas2 rujukannya permintaan CT Scan, saya sampai 3 kali tanya ke dokter Joko, sampai akhirnya saya tanya “ini kan rujukan dari dokter RS Pasar Rebo nya CTScan dan saya disuruh balik ke sana, nanti saya harus bilang apa dok?”. Dokter dengan enteng menjawab “bilang saja tidak perlu CTScan!”.

Kekecewaan saya yg kedua adalah yang waktu di RS Hasan Sadikin Bandung dimana prosesnya berbelit2, Bapak saya yang sudah begitu parah disuruh nunggu dan dapat antrian ke 700!! Padahal kami jauh dari Garut. Lalu akhirnya kami lakukan CT Scan di RS Swasta dengan biaya pribadi.

Kekecewaan ketiga adalah kemarin2, waktu kami diminta MRI, rujukannya ke RS Santosa, tapi di Santosa langsung divonis KANKER OTAK dan cuma dikasih obat lalu diminta dirawat jalan, karena saat itu kondisi kamar sedang penuh akhirnya kami pulang lagi ke Garut lagi dan baru dapat kamar 2 minggu kemudian. Tapi kekecewaan saya yang ketiga ini belum saya publish karena ayah saya sekarang masih dirawat dan saya harap akan dilakukan MRI beberapa hari ke depan.

Terimakasih telah mau memuat cerita saya. Saya tidak bernaksud menjelekkan siapapun, tapi ini agar instansi pemerintah itu berbenah,
jangan merugikan masyarakat.

Demikian kawan beberapa cerita yang tidak mengenakkan bagi pasien BPJS. Kisah ini memang tidak bisa digeneralisir karena di beberapa daerah pelayanan bagi pasien BPJS yang tidak ada hambatan serta pelayanan prima yang diterima.

Semoga bro ferry diberikan kesabaran serta ayahanda yang saat ini masih dalam kondisi terbaring sakit segera diberikan kesembuhan. Amin

Maturnuwun

sumber:
http://setia1heri.com/2015/01/24/aki...-memakai-bpjs/
0
17.6K
66
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan