Mengamati tumbuh kembang si kecil pastinya menjadi momen-momen berharga dan tak terlupakan bagi semua orang tua. Termasuk ketika si kecil mulai belajar untuk melangkah pertama kalinya, pastinya ayah dan ibu tak ingin melewatkan momen-momen 'bersejarah' bukan.
"Orang tua kerap tak menyadari tanda-tanda ketika putra putrinya sudah siap belajar melangkah. Tahu-tahu, si anak sudah bisa berjalan dan orang tua pasti dibuat takjub olehnya," kata dokter anak Jennifer Shu, MD, dikutip dari Essential Baby, Senin (8/12/2014).
Nah, berikut ini diutarakan Shu beberapa tanda-tanda ketika si kecil sudah siap untuk memulai langkah pertamanya:
Spoiler for 1. Berusaha berdiri:
Dikatakan Shu, saat mulai berlajar untuk berjalan, anak akan hobi menaikkan tubuhnya sendiri alias berdiri. Fase ini umumnya terjadi saat si kecil berusia 8 bulan dan bisa berlangsung selama tiga bulan sebelum anak benar-benar bisa berjalan.
"Di fase ini, anak mulai suka menjelajah dan memanfaatkan furnitur yang ada di sekitarnya. Maka dari itu, jauhkan barang-barang yang berbahaya dan awasi terus si kecil," tutur Shu.
Spoiler for 2. Rewel:
Sama seperti akan tumbuh gigi, umumnya anak bisa rewel ketika mereka akan mulai belajar berjalan. Dikatakan Shu, seringkali rewel ketika anak ingin belajar jalan karena ia tak bisa mengungkapkan keinginannya untuk mencoba melangkah.
Spoiler for 3. Lebih sering ngantuk:
"Anak yang akan berlajar jalan bisa merasa ngantuk lebih sering. Umumnya di usia 10-11 bulan, ketika anak mengalami lonjakan pertumbuhan, mereka juga butuh lebih banyak energi untuk mencoba hal baru, termasuk melangkahkan kaki dan menjejakkan kaki lebih kuat. Salah satu akibatnya, anak jadi lebih sering ngantuk," papar Shu.
Spoiler for 4. Jadi super berani:
Ketika mulai menjajal langkahnya, Shu mengingatkan saat itu anak bisa tiba-tiba menjadi pemberani. Dalam artian, ia akan lebih masa bodo dengan larangan orang tua dan ingin mencoba melangkah lebih jauh lagi.
"Meskipun saat itu langkahnya terkadang masih diselingi rangkakan atau jatuh dan bangun yang sering membuat anak justru menangis. Tapi saat itulah ia menjadi sosok yang paling berani, termasuk dengan menjaga keseimbangannya," terang Shu.