- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Baru Berkuasa Lagi, PDIP Sudah Bikin Blunder


TS
deniswise
Baru Berkuasa Lagi, PDIP Sudah Bikin Blunder
PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan – PDIP – mengalami “puasa kekuasaan” selama 10 tahun. Dua kali dikalahkan Partai Demokrat (PD) bentukan SBY, dengan dua periode pemerintahannya, PDIP memilih jadi oposisi.
Bersama Megawati Soekarnoputri, PDIP hanya menjalani kekuasaan tiga tahun dua bulan (23 July 2001 – 20 Oktober 2004), menggantikan almarhum Gus Dur, lalu tersingkir dari istana.
Masa kekuasaan PDIP, banyak pendukung PDIP yang tidak kompeten menduduki posisi strategis, dan akhirnya tergerus. Ada mantan tukang sol sepatu, mantan bandar judi, melesat jadi wakil rakyat dan pejabat daerah – dan tampil memalukan. Turun dari kursi kekuasaan, PDIP mendapat predikat “Partai Terkorup”
Kini setelah 10 tahun berpuasa kekuasan dan kembali ke istana lagi, bersama Jokowi, manuver PDIP masih menggunakan gaya lama. Memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan sesaat, bagi bagi posisi strategis kepada mereka yang dianggap berjasa, dengan segala cara.
Gagal menggolkan mantan pendukung dan jagoannya, untuk duduk di kursi Kapolri, wakil Sekjen PDIP Hasto Krisyanto menunjukkan perlawanan dengan menuding Ketua KPK, Abraham Samad. Kini menyusul aksi anggota DPR asal PDIP lain, Sugianto Sabran – yang pernah bertarung di Pilbup Kotawaringin Barat, Kalteng, dan kalah di MK – dan melaporkan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto, yang berujung pada penangkapannya, saat sedang mengantar anak ke sekolah, Jumat (23/1) pagi.
Berseteru dengan KPK jelas langkah bunuh diri bagi PDIP. KPK bukan hanya “media darling” tapi juga “people darling” – mewakil aspirasi rakyat yang sakit hati pada elite dzalim yang pesta korup.
Maka, melanjutkan gerakan “Cicak Melawan Buaya” dalam kasus Komjen Pol. Purn. Susno Duadji, di dunia maya, kini ramai tagar #SaveKPK dan tagar #ShameOnYouPDIP.
Bahkan akun @donalfariz, misalnya, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu menunggu sampai 2019 untuk menghukum PDIP. “Tahun ini kita bisa hukum mereka dgn cara memboikot calon kepala daerah mereka,” kicaunya
Jas Merah – Jangan sekali-sekali melupakan sejarah – adalah nasehat terpopuler dari almarhum Proklamator Bung Karno, selaku “sesepuh” dan ayah ideologid dan ayah biologis pendiri PDIP. Dan para politisi partai banteng itu kini mengabaikannya.
sumber
kalo main bola blunder bisa kebobolan
Bersama Megawati Soekarnoputri, PDIP hanya menjalani kekuasaan tiga tahun dua bulan (23 July 2001 – 20 Oktober 2004), menggantikan almarhum Gus Dur, lalu tersingkir dari istana.
Masa kekuasaan PDIP, banyak pendukung PDIP yang tidak kompeten menduduki posisi strategis, dan akhirnya tergerus. Ada mantan tukang sol sepatu, mantan bandar judi, melesat jadi wakil rakyat dan pejabat daerah – dan tampil memalukan. Turun dari kursi kekuasaan, PDIP mendapat predikat “Partai Terkorup”
Kini setelah 10 tahun berpuasa kekuasan dan kembali ke istana lagi, bersama Jokowi, manuver PDIP masih menggunakan gaya lama. Memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan sesaat, bagi bagi posisi strategis kepada mereka yang dianggap berjasa, dengan segala cara.
Gagal menggolkan mantan pendukung dan jagoannya, untuk duduk di kursi Kapolri, wakil Sekjen PDIP Hasto Krisyanto menunjukkan perlawanan dengan menuding Ketua KPK, Abraham Samad. Kini menyusul aksi anggota DPR asal PDIP lain, Sugianto Sabran – yang pernah bertarung di Pilbup Kotawaringin Barat, Kalteng, dan kalah di MK – dan melaporkan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto, yang berujung pada penangkapannya, saat sedang mengantar anak ke sekolah, Jumat (23/1) pagi.
Berseteru dengan KPK jelas langkah bunuh diri bagi PDIP. KPK bukan hanya “media darling” tapi juga “people darling” – mewakil aspirasi rakyat yang sakit hati pada elite dzalim yang pesta korup.
Maka, melanjutkan gerakan “Cicak Melawan Buaya” dalam kasus Komjen Pol. Purn. Susno Duadji, di dunia maya, kini ramai tagar #SaveKPK dan tagar #ShameOnYouPDIP.
Bahkan akun @donalfariz, misalnya, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu menunggu sampai 2019 untuk menghukum PDIP. “Tahun ini kita bisa hukum mereka dgn cara memboikot calon kepala daerah mereka,” kicaunya
Jas Merah – Jangan sekali-sekali melupakan sejarah – adalah nasehat terpopuler dari almarhum Proklamator Bung Karno, selaku “sesepuh” dan ayah ideologid dan ayah biologis pendiri PDIP. Dan para politisi partai banteng itu kini mengabaikannya.
sumber
kalo main bola blunder bisa kebobolan
0
2.5K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan