- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PERCUMA PREMIUM TURUN ,KALAU PERTAMAX GAK TURUN
TS
kobre
PERCUMA PREMIUM TURUN ,KALAU PERTAMAX GAK TURUN
Premium akhirnya turun lagi. Setelah naik jadi Rp8600, baru beberapa hari ini Premium turun jadi Rp6600. Apakah semua orang senang? Belum tentu. Yang jelas senang adalah pengguna mobil pribadi. Mereka yang tadinya sudah perlahan beralih ke Pertamax, kini beralih kembali ke Premium. Jauh lebih murah, kata mereka.
Lalu bagaimana dengan harga cabe, singkong atau ongkos angkot? Apakah otomatis turun saat harga Premium turun? Bisa turun, bisa tidak. Penyebabnya juga tak melulu naik-turunnya harga Premium. Contoh: arga cabe bisa juga turun gara-gara panen melimpah. Atau sebaliknya, harga cabe naik gara-gara hujan turun karena banyak produk yang busuk. Setali tiga uang dengan Singkong yang sempat digadang-gadang jadi bahan bakar nabati alternatif. Singkong naik turun harganya tergantung cuaca.
Kemudian bagaimana dengan ongkos angkot? Apa otomatis turun? Oh tidak segampang itu, Bro! Komponen transportasi angkot kan banyak, bukan BBM saja. Jadi gak otomatis nurunin harga angkot. Begitu alasan para makelar angkot. Pemerintah yang mestinya turun tangan menginstruksikan turunnya harga angkot, malah diam seribu bahasa. Hmm, mungkin, mereka jarang naik angkot…jadi ga peduli…
Jadi, kalau tak ada pengaruhnya langsung, untuk apa Premium dan Solar turun? Bukan malah menolong rakyat, tapi ujung-ujungnya jadi “bancakan” kelas menengah bermobil yang ambil jatah BBM bersubsidi. Jadi, apa akal? Solusinya adalah Pertamax juga harus turun harga. Pertamax harus dijual lebih murah, sehingga selisih harganya dengan BBM bersubsidi tidak terlalu jauh. Harapannya, para kelas menengah ngehe itu akan kembali beli Pertamax. Bagus di kantong, bagus di perut mobil mewah mereka. Dan yang terpenting, jatah subsidi rakyat di BBM Premium tidak diambil alih.
Mungkinkah? Mungkin saja dong. Mumpung harga minyak dunia sedang turun. Apalgai kabarnya harga Pertamax sudah 40% lebih mahal. Ini melanggar regulasi yang mensyaratkan batas maksimal selisih harga 10%.(Migasreview.com) So, ayo kita serukan Turunkan PERTAMAX!
Sumber : www.migasreview.com
Lalu bagaimana dengan harga cabe, singkong atau ongkos angkot? Apakah otomatis turun saat harga Premium turun? Bisa turun, bisa tidak. Penyebabnya juga tak melulu naik-turunnya harga Premium. Contoh: arga cabe bisa juga turun gara-gara panen melimpah. Atau sebaliknya, harga cabe naik gara-gara hujan turun karena banyak produk yang busuk. Setali tiga uang dengan Singkong yang sempat digadang-gadang jadi bahan bakar nabati alternatif. Singkong naik turun harganya tergantung cuaca.
Kemudian bagaimana dengan ongkos angkot? Apa otomatis turun? Oh tidak segampang itu, Bro! Komponen transportasi angkot kan banyak, bukan BBM saja. Jadi gak otomatis nurunin harga angkot. Begitu alasan para makelar angkot. Pemerintah yang mestinya turun tangan menginstruksikan turunnya harga angkot, malah diam seribu bahasa. Hmm, mungkin, mereka jarang naik angkot…jadi ga peduli…
Jadi, kalau tak ada pengaruhnya langsung, untuk apa Premium dan Solar turun? Bukan malah menolong rakyat, tapi ujung-ujungnya jadi “bancakan” kelas menengah bermobil yang ambil jatah BBM bersubsidi. Jadi, apa akal? Solusinya adalah Pertamax juga harus turun harga. Pertamax harus dijual lebih murah, sehingga selisih harganya dengan BBM bersubsidi tidak terlalu jauh. Harapannya, para kelas menengah ngehe itu akan kembali beli Pertamax. Bagus di kantong, bagus di perut mobil mewah mereka. Dan yang terpenting, jatah subsidi rakyat di BBM Premium tidak diambil alih.
Mungkinkah? Mungkin saja dong. Mumpung harga minyak dunia sedang turun. Apalgai kabarnya harga Pertamax sudah 40% lebih mahal. Ini melanggar regulasi yang mensyaratkan batas maksimal selisih harga 10%.(Migasreview.com) So, ayo kita serukan Turunkan PERTAMAX!
Sumber : www.migasreview.com
0
883
4
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan