Pasti judul trit ini bikin shock buat agan agan yang masuk dimari.

Let me explain it to you, apa yang menjadi dasar ane bikin judul tersebut ? yaitu yang disebut Emansipasi wanita.

Beratus ratus tahun lalu, saat manusia hidup secara nomaden atau berpindah pindah tempat, manusia dihadapkan dengan kehidupan yang keras. Untuk bertahan hidup, saat itu manusia harus berburu binatang liar di hutan, atau ikan di laut. Tentu untuk berahan hidup di masa lampau, kekuatan otot sangat diperlukan, dan kemampuan otak hanya sedikit yang digunakan. Oleh karean itu, wanita jaman dulu sangat tergantung kepada kaum pria, karena fisik wanita lebih rapuh dari pria. Atas dasar itulah, mungkin kita menganggap derajat wanita dibawah pria. Bahkan sampai ada lagunya "wanita dijajah pria sejak dulu"

Tapi tidak sekarang hal itu tidak berlaku....
Sejak kelahiran Kartini di Indonesia, wanita berusaha mensejajarkan diri dengan pria, dalam segala hal. Tidak hanya berperan di dapur dan mengurus anak, wanita jaman sekarang bisa mandiri cari duit sendiri.
Nah, apalagi sekarang era informasi. Di zaman ini, untuk bertahan hidup tidak memerlukan otot yang besar, tapi harus punya otak yang cerdas dan kreatif. Pasti agan agan menyadari kalau banyak temen temen kuliah atau temen kantor agan para wanita nya lebih cerdas dan cekatan ketimbang para pria nya. Jaman sekarang, wanita lebih berprestasi di tempat kuliah ketimbang pria, lebih cepat promosi jabatan di tempat kerja ketimbang pria. Bahkan, secara fisik, wanita jaman sekarang tidak lembek, lihat saja kelas thai boxing banyak murid wanitanya. Itu menandakan anggapan derajat wanita dibawah pria sudah pudar, wanita sudah sejajar dengan pria bahkan lebih tinggi dari pria !

Lalu kenapa di saat emansipasi wanita sudah terwujud, dimana wanita sejajar dengan pria, banyak wanita yang tanpa sadar memposisikan diri di bawah pria untuk hal hal tertentu yang menguntungkan bagi mereka. Contohnya, wanita lebih merasa jadi wanita kalau mereka ditraktir pria. Padahal mereka sedang berada di jaman emnasipasi wanita dan informasi, mereka adalah sosok mandiri. Itu artinya mereka menghianati keemansipasian yang selama ini diperjuangkan Kartini.
Dan aneh nya lagi, keadaan ini disambut baik oleh kaum pria, dengan slogannya " gengsi di traktir cewek" atau " cowok jantan itu selalu membayari cewek", bahkan ada cowok dengan slogan jantan nya itu bela belain bayarin ceweknya setiap saat, padahal ceweknya sudah kerja dan si cowok masih mahasiswa . Itu namanya bukan jantan tapi tanpa sadari si cowok sedang diperbudak, dan tanpa sadar si cewek sedang memperbudak. Belum lagi antar jemput, keluhan, caci maki ( tanpa sadar juga) dan lain sebagainya. Ada yang bilang itu sudah kodratnya? Man !, pasangan belum nikah, cowok yang traktir terus, itu bukan kodrat, tapi perbudakan. Kalo pasangan udah nikah, baru kodratnya cowok yang hidupin cewek.
Inilah jaman surga buat kaum wanita.

Yah itu salah satu contoh bahwa bukan hanya kodrat wanita lebih tinggi, tapi pria jaman sekarang sudah diperbudak oleh wanita. Contoh lainnya kita liat di sosmed. Cewek, tampang biasa, pake tanktop ketek nya kliatan dikit, update status, satu jam kemudian para fans nya yang cowok cowok bejibun berdatangan buat "menyembah". Sementara di lain sisi, cowok ganteng kayak ronaldo, update status, paling cewek yg komen paling se iprit. (contoh nya ane )

Dari kasus sosmed di atas, keliatan siapa yang punya power ? cewek lebih punya power ketimbang cowok ! Seseorang yang memiliki power, dia ga mesti bersusah payah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, cowok cowok dateng dengan sendirinya, dan si cewek tinggal milih mana yang layak buat dia, mana yang tidak layak menurut dia. Sedangkan si cowok, hanya untuk "menyembah ratunya", harus "berkelahi" dengan cowok cowok lainnya.

Keadaan ini sungguh miris. Bukankan cowok itu dalam budaya dan dalam agama apapun adalah pemimpin? keadaan cowok yang menyembah nyembah cinta dari cewek pujaannya bukanlah sikap pemimpin.

Coba agan bayangkan, jika mindset ini diubah, disaat cowok cowok di seluruh dunia berhenti mengejar cewek, apa yang terjadi? tentu keadaan jadi terbalik, mereka cewek cewek akan mengejar cowok, dan mungkin beberapa persen yang males mengejar cowok akan menjadi lesbian (eace sisita)
Barlah para cowok memiliki power, dan biarkanlah cowok memilih mana yang layak untuk cowok.
Bukankah enak, jika pagi pagi buka bbm ato fb ada 1000 cewek yang antri untuk kita pilih ?
Bukankah enak jika cowok jalan sama cewek gantian traktir tanpa kita gengsi ditraktir ?
Dan ini sama sekali tidak mengurangi ke macho an para cowok. Pemimpin itu bisa memilih apa yang dia mau, dan tidak di atur oleh siapapun.

Nah jika cowok cewek sudah dalam ikatan pernikahan, baru bicara kodrat, cowok wajib penuhi segala kebutuhan cewek secara materi dan non materi, dan menjalankan peran nya masing masing.



Diambil dari berbagai sumber terutama Godlike RF dan Buku HS