- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
bandungundercover : Siapa Chika Bandung ?


TS
anonymous999
bandungundercover : Siapa Chika Bandung ?

Siapa Chika?

note: yang komen dan 
apalagi kasih
akan te es kasih tau tempat persembunyiannya dan nomor CHIKA yang bisa dihubungi (te es pilih secara acak ya gan)




Spoiler for nah ini dia:
Chika. Nama itu tentu tidak asing lagi di telinga sebagian peselancar dunia maya di Indonesia, khususnya yang tergabung dalam situs-situs pertemanan. Foto-foto tanpa busana gadis itu beredar luas di internet sejak satu tahun terakhir. Sebenarnya, foto-foto panas semacam itu bukan fenomena baru yang dilakoni gadis-gadis Indonesia di internet. Namun, wajah cantik, kulit putih mulus, usia yang tergolong belia, menjadi modal untuk Chika tampil dengan tebaran sensasi yang berbeda. Pose tanpa busananya dijamin membuat jantung kaum Adam yang melihatnya berdegub tak biasa. Berbagai spekulasi pun menyebar dari mulut ke mulut tentang siapa Chika dan bagaimana foto-fotonya itu bisa muncul di internet. Ada yang mengatakan itu ulah mantan pacarnya yang sakit hati lalu mengunduh foto-foto tanpa busana Chika ke internet. Ada pula yang mengatakan bahwa Chika adalah mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Kembang dan berprofesi sebagai wanita panggilan.
Hal itu pula yang membuat aku tertarik untuk melakukan investigasi mengenai siapa Chika sesungguhnya. Dengan modal pas-pasan proyek sinting ini dimulai pertengahan September 2007. Suatu malam aku bertemu seorang kawan lama di sebuah THM yang terletak di kawasan jalan Darmawangsa. Erwin namanya. Dia bisa dikatakan dugemmers stadium akut. Menurut pengakuannya, tak ada malam tanpa wanita! Kupikir dia orang yang tepat untuk membantuku memulai investigasi ini. Saat kuutaran rencana ini, ia menyambutnya dengan antusias. Rupanya dia termasuk salah satu korban teror sensasi foto-foto syur gadis bernama Chika. Bahkan, Erwin rela menjual komputer tua miliknya demi mendanai proyek kami. (Thanks kawan, aku tahu obsesimu bertemu Chika. Huehehe)
Pukul 07.15. Jakarta mulai bising oleh suara kendaraan yang terperangkap macet. Raung knalpot dan jeritan klakson dari jalan Pangeran Antasari, kawasan Cilandak, menyusup masuk ke dalam kamarku. Membangunkan aku dari sisa-sisa kepenatan hari kemarin. Beberapa menit kemudian, Handphone yang tergeletak di samping kiri bantalku, berdering menusuk telinga. Suara Erwin, sahabatku, terdengar di seberang sana:
Halo, ada info mengenai Chika, bos, katanya.
Oya? Kamu dapat dari mana, Win? Tanyaku.
Ada deh. Aku ke tempatmu ya. Jangan kemana-mana dulu, oke?
Oke. Cepetan Win, aku sudah tidak sabar mendengarnya.
Sip sip!
Tak lama berselang, Erwin muncul dari balik pintu kamarku (raut wajahnya menyiratkan suasana hati yang riang). Tanpa tunggu dipersilakan ia langsung menyeduh secangkir kopi yang baru saja kuletakkan di atas meja.
Kita harus berangkat ke Bandung hari ini, sob, ucap Erwin sembari membakar ujung kretek yang terselip di bibirnya.
Kamu yakin dia orang Bandung? tanyaku penasaran.
Bagamana tidak yakin, baru saja aku ngobrol dengan dia lewat telpon.
Dapat dari mana nomornya?
Dari salah satu anak Makassar yang kebetulan kuliah di Bandung. Kawan lama juga. Sekarang dia lagi pulang ke Makassar. Pokoknya kamu juga harus bicara dengan dia. Ternyata namanya bukan Chika. Tapi&.. Erwin menyebut sebuah nama. Demi menjaga kode etik, di sini saya tetap menggunkan nama: Chika.
Erwin kemudian memencet tombol HP-nya untuk menghubungi Chika. Dia sengaja menggunaka loudspeaker untuk memperdengarkan suara gadis itu.
Halo Chika, aku Erwin yang tadi nelpon kamu, sapa Erwin.
Hai Erwin, ada apa? suara lembut seorang gadis terdengar jelas dari speaker HP milik Erwin. Tiba-tiba debar yang aneh menyerang jantungku. Sementara Erwin tetap terlihat santai sambil sesekali mengedipkan mata ke arahku.
Kamu lagi ngapain?
Nggak ngapa-ngapain kok. Masih di kamar nih, lagi males.
Hari ini kamu ada acara nggak? Aku dan temanku mau ke Bandung hari ini. Pengennya sih di sana kita ditemani Chika jalan-jalan.
Oh gitu. Boleh kok. Tapi sekarang kamu masih di Jakarta kan?
Iya, aku masih di Jakarta. Berangkatnya sekitar jam sebelas.
Oke deh. Aku tunggu ya. Telpon aja kalo udah nyampe&
Siap. Thanks. Sampai jumpa di Bandung, Chika. Bye& Erwin menutup perbincangan jarak jauh itu dengan senyum khasnya (senyum kucing melongok tulang).
Kota Bandung sejuk namun sesak. Saban Sabtu dan Minggu, Bandung seolah-olah menjadi tujuan akhir para warga Jakarta untuk melepas penat setelah lima hari bertarung dengan berbagai rutinitas yang membosankan. Aku dan Erwin tiba sekitat pukul 03.05. Kami memilih beristirahat pada sebuah penginapan di jalan Sangkuriang.
Tanpa menunggu persetujuan saya terlebih dahulu, Erwin langsung menghubungi Chika lewat ponsel-nya. Beruntung ia tidak pelit membagi suara gadis itu dengan menggunakan speaker ponsel.
Halo, Chika, aku udah di Bandung sekarang, sapa Erwin.
Terus kamu di mana sekarang? suara Chika terdengar dari seberang.
Aku lagi istirahat di penginapan&.jalan Sangkuriang. Kamu bisa ke sini nggak?
Boleh. Tunggu dua puluh menit, ya.
Makasih, Chika. Bye&
Bye&
Kebahagiaan yang ganjil terpancar dari mata Erwin usai menelpon Chika. Ia langsung masuk ke kamar mandi. Aku memilih melentangkan tubuhku di atas kasur yang lumayan empuk. Mengusir lelah.
Tiga puluh menit kemudian, dari luar terdengar seseorang mengetuk pintu kamar. Erwin lebih dulu melompat dari tempat tidur dan segera membuka pintu. Wow&.! Seraut wajah cantik muncul dari balik pintu. Wajah yang sangat akrab di mataku meski baru kali ini bertemu. Ya, dialah Chika. Sosok gadis yang mengganggu pikiranku beberapa hari terakhir. Kini ia nyata hadir di hadapanku. Mengenakan Tshirt ketat berwarna putih berpadu rok mini biru muda. Di pundaknya menggelantung sebuah tas kulit (sekilas imitasi) berukuran sedang. Kususuri tabuhnya dari kaki hingga kepala; kulitnya kuning langsat mulus nyaris tanpa cacat, pahanya terlihat padat berisi, dada montok membusung kencang seolah ingin menembus kaos yang menutupinya (kuduga, ukuran BH-nya tak jauh di bawah size XL), rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai.
Chika membagi senyumnya yang manis kepada kami seraya berkata, Hai, selamat datang di Bandung. Ia mengulurkan tangannya ke Erwin lantas pindah ke aku. Kurasakan jejarinya sangat halus dan dingin. (dingin itu menjalari tubuhku). Tetapi aku berusaha melawan kegagauan-ku. Di sini aku harus berlaku profesional dan konsisten dengan janjiku pada Erwin. Aku hanya bertugas menguak sisi hidup gadis itu dan Erwin yang berperan sebagai umpan (lebih tepatnya disebut: kucing garong).
Karena di kamar itu tak disiapkan kursi, Chika memilih duduk di bibir ranjang.
Udah sering ke Bandung? Tanya gadis itu.
Lumayan. Kalo ada urusan bisnis&. Jawab Erwin. (Mantap!!! Bisnis apa, sob? Bisnis minyak tanah Bapakmu di kampung?)
Demikianlah pertemuan kami dengan Chika sore itu. Perkenalan yang singkat untuk mengawali keinginanku menguak fakta di balik wajahnya yang teduh. Saat itulah kuungkapkan keinginanku menulis: Siapa Chika? Dan mengapa foto-foto tanpa busananya bisa beredar di internet? Gadis itu tak keberatan. Ia bersedia mengungkap jati dirinya yang sebenarnya. Sebelum meninggalkan kamar penginapan, Chika berjanji akan menemui kami di Ciwalk nanti malam. Selepas Isya, katanya.
Malam Minggu, Ciwalk ramai pengunjung yang ingin menikmati suasana indah, dan sajian menu dari beragam kafe yang memadati kawasan itu. Aku dan Erwin memilih duduk di sebuah kafe yang tak begitu sesak. Menunggu Chika datang. Beberapa lama kemudian, Chika telah bergabung bersama kami.
Hal itu pula yang membuat aku tertarik untuk melakukan investigasi mengenai siapa Chika sesungguhnya. Dengan modal pas-pasan proyek sinting ini dimulai pertengahan September 2007. Suatu malam aku bertemu seorang kawan lama di sebuah THM yang terletak di kawasan jalan Darmawangsa. Erwin namanya. Dia bisa dikatakan dugemmers stadium akut. Menurut pengakuannya, tak ada malam tanpa wanita! Kupikir dia orang yang tepat untuk membantuku memulai investigasi ini. Saat kuutaran rencana ini, ia menyambutnya dengan antusias. Rupanya dia termasuk salah satu korban teror sensasi foto-foto syur gadis bernama Chika. Bahkan, Erwin rela menjual komputer tua miliknya demi mendanai proyek kami. (Thanks kawan, aku tahu obsesimu bertemu Chika. Huehehe)
Pukul 07.15. Jakarta mulai bising oleh suara kendaraan yang terperangkap macet. Raung knalpot dan jeritan klakson dari jalan Pangeran Antasari, kawasan Cilandak, menyusup masuk ke dalam kamarku. Membangunkan aku dari sisa-sisa kepenatan hari kemarin. Beberapa menit kemudian, Handphone yang tergeletak di samping kiri bantalku, berdering menusuk telinga. Suara Erwin, sahabatku, terdengar di seberang sana:
Halo, ada info mengenai Chika, bos, katanya.
Oya? Kamu dapat dari mana, Win? Tanyaku.
Ada deh. Aku ke tempatmu ya. Jangan kemana-mana dulu, oke?
Oke. Cepetan Win, aku sudah tidak sabar mendengarnya.
Sip sip!
Tak lama berselang, Erwin muncul dari balik pintu kamarku (raut wajahnya menyiratkan suasana hati yang riang). Tanpa tunggu dipersilakan ia langsung menyeduh secangkir kopi yang baru saja kuletakkan di atas meja.
Kita harus berangkat ke Bandung hari ini, sob, ucap Erwin sembari membakar ujung kretek yang terselip di bibirnya.
Kamu yakin dia orang Bandung? tanyaku penasaran.
Bagamana tidak yakin, baru saja aku ngobrol dengan dia lewat telpon.
Dapat dari mana nomornya?
Dari salah satu anak Makassar yang kebetulan kuliah di Bandung. Kawan lama juga. Sekarang dia lagi pulang ke Makassar. Pokoknya kamu juga harus bicara dengan dia. Ternyata namanya bukan Chika. Tapi&.. Erwin menyebut sebuah nama. Demi menjaga kode etik, di sini saya tetap menggunkan nama: Chika.
Erwin kemudian memencet tombol HP-nya untuk menghubungi Chika. Dia sengaja menggunaka loudspeaker untuk memperdengarkan suara gadis itu.
Halo Chika, aku Erwin yang tadi nelpon kamu, sapa Erwin.
Hai Erwin, ada apa? suara lembut seorang gadis terdengar jelas dari speaker HP milik Erwin. Tiba-tiba debar yang aneh menyerang jantungku. Sementara Erwin tetap terlihat santai sambil sesekali mengedipkan mata ke arahku.
Kamu lagi ngapain?
Nggak ngapa-ngapain kok. Masih di kamar nih, lagi males.
Hari ini kamu ada acara nggak? Aku dan temanku mau ke Bandung hari ini. Pengennya sih di sana kita ditemani Chika jalan-jalan.
Oh gitu. Boleh kok. Tapi sekarang kamu masih di Jakarta kan?
Iya, aku masih di Jakarta. Berangkatnya sekitar jam sebelas.
Oke deh. Aku tunggu ya. Telpon aja kalo udah nyampe&
Siap. Thanks. Sampai jumpa di Bandung, Chika. Bye& Erwin menutup perbincangan jarak jauh itu dengan senyum khasnya (senyum kucing melongok tulang).
Kota Bandung sejuk namun sesak. Saban Sabtu dan Minggu, Bandung seolah-olah menjadi tujuan akhir para warga Jakarta untuk melepas penat setelah lima hari bertarung dengan berbagai rutinitas yang membosankan. Aku dan Erwin tiba sekitat pukul 03.05. Kami memilih beristirahat pada sebuah penginapan di jalan Sangkuriang.
Tanpa menunggu persetujuan saya terlebih dahulu, Erwin langsung menghubungi Chika lewat ponsel-nya. Beruntung ia tidak pelit membagi suara gadis itu dengan menggunakan speaker ponsel.
Halo, Chika, aku udah di Bandung sekarang, sapa Erwin.
Terus kamu di mana sekarang? suara Chika terdengar dari seberang.
Aku lagi istirahat di penginapan&.jalan Sangkuriang. Kamu bisa ke sini nggak?
Boleh. Tunggu dua puluh menit, ya.
Makasih, Chika. Bye&
Bye&
Kebahagiaan yang ganjil terpancar dari mata Erwin usai menelpon Chika. Ia langsung masuk ke kamar mandi. Aku memilih melentangkan tubuhku di atas kasur yang lumayan empuk. Mengusir lelah.
Tiga puluh menit kemudian, dari luar terdengar seseorang mengetuk pintu kamar. Erwin lebih dulu melompat dari tempat tidur dan segera membuka pintu. Wow&.! Seraut wajah cantik muncul dari balik pintu. Wajah yang sangat akrab di mataku meski baru kali ini bertemu. Ya, dialah Chika. Sosok gadis yang mengganggu pikiranku beberapa hari terakhir. Kini ia nyata hadir di hadapanku. Mengenakan Tshirt ketat berwarna putih berpadu rok mini biru muda. Di pundaknya menggelantung sebuah tas kulit (sekilas imitasi) berukuran sedang. Kususuri tabuhnya dari kaki hingga kepala; kulitnya kuning langsat mulus nyaris tanpa cacat, pahanya terlihat padat berisi, dada montok membusung kencang seolah ingin menembus kaos yang menutupinya (kuduga, ukuran BH-nya tak jauh di bawah size XL), rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai.
Chika membagi senyumnya yang manis kepada kami seraya berkata, Hai, selamat datang di Bandung. Ia mengulurkan tangannya ke Erwin lantas pindah ke aku. Kurasakan jejarinya sangat halus dan dingin. (dingin itu menjalari tubuhku). Tetapi aku berusaha melawan kegagauan-ku. Di sini aku harus berlaku profesional dan konsisten dengan janjiku pada Erwin. Aku hanya bertugas menguak sisi hidup gadis itu dan Erwin yang berperan sebagai umpan (lebih tepatnya disebut: kucing garong).
Karena di kamar itu tak disiapkan kursi, Chika memilih duduk di bibir ranjang.
Udah sering ke Bandung? Tanya gadis itu.
Lumayan. Kalo ada urusan bisnis&. Jawab Erwin. (Mantap!!! Bisnis apa, sob? Bisnis minyak tanah Bapakmu di kampung?)
Demikianlah pertemuan kami dengan Chika sore itu. Perkenalan yang singkat untuk mengawali keinginanku menguak fakta di balik wajahnya yang teduh. Saat itulah kuungkapkan keinginanku menulis: Siapa Chika? Dan mengapa foto-foto tanpa busananya bisa beredar di internet? Gadis itu tak keberatan. Ia bersedia mengungkap jati dirinya yang sebenarnya. Sebelum meninggalkan kamar penginapan, Chika berjanji akan menemui kami di Ciwalk nanti malam. Selepas Isya, katanya.
Malam Minggu, Ciwalk ramai pengunjung yang ingin menikmati suasana indah, dan sajian menu dari beragam kafe yang memadati kawasan itu. Aku dan Erwin memilih duduk di sebuah kafe yang tak begitu sesak. Menunggu Chika datang. Beberapa lama kemudian, Chika telah bergabung bersama kami.
LANJUTANNYA DI BAWAH GAN

PESAN TS: KASKUSER YANG BAIK PASTI MENINGGALKAN JEJAK




note: yang komen dan 
apalagi kasih
akan te es kasih tau tempat persembunyiannya dan nomor CHIKA yang bisa dihubungi (te es pilih secara acak ya gan)




Polling
0 suara
yang mau nomornya silahkan kasih rate 5 atau cendol
Diubah oleh anonymous999 17-12-2012 18:28






pentulkorekapi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
366.5K
Kutip
477
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan