- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Belum Tahu Sebab Harga Barang Tak Turun[hadeuhhh]


TS
chironicles
Pemerintah Belum Tahu Sebab Harga Barang Tak Turun[hadeuhhh]
Pemerintah Belum Tahu Sebab Harga Barang Tak
Turun
TEMPO.CO , Jakarta - Pemerintah akan memperbaiki tata
niaga pasar jika harga bahan makanan tidak
menyesuaikan dengan turunnya harga bahan bakar
minyak. Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter
Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby Hamzah
Rafinus mengatakan pihaknya akan mengkaji terlebih
dahulu penyebab harga pangan tidak turun, seperti
karena komoditas tersebut dikuasai pedagan besar dan
bermasalah di bagian produksi.
"Kami petakan dulu masalahnya baru mengambil
langkah-langkah," katanya saat dihubungi, Sabtu 17
Januari 2015.
Pemerintah, kata dia, akan mengatur struktur pasar jika
pasokan pangan dikuasai pedagang besar. "Kami lihat
tata niaga itu biasanya berhadapan dengan oligopoli,
yang mengusai pasar 5 hingga 10 orang," katanya. Oleh
karena itu, harga barang tidak dapat keluar dari harga
yang para pedagang tersebut atur. (Baca: Harga BBM
Turun, Pedagang Ogah Turunkan Harga)
Dia mengatakan Menteri Koordinator bidang
perekonomian akan mengambil langkah agar pelaku
usaha di sektor tersebut semakin banyak. Hal itu dapat
dilakukan dengan pemberian insentif pajak atau tarif
agar para pedagang lain dapat berkembang di sektor
itu."Kami akan lihat dulu dan dalami masalahnya. Kira-
kira apa untuk kebijakan yang terbaik,"katanya.
Setelah mendapatkan kesimpulan, pemerintah akan
membahas masalah itu dengan menggelar rapat
koordinasi para menteri ekonomi, seperti Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Rapat ini
diperlukan untuk mendiskusikan kebijakan yang akan
diambil pemerintah.
"Jika penyebabnya adalah (monopoli) pedagang besar
akan lebih mudah solusinya. Mereka dikumpulkan dan
Menteri Perdagangan akan membicarakan dari hati ke
hati," katanya. (Baca: Harga BBM Naik-Turun, YLKI:
Masyarakat Kini Pasrah )
Pemerintah mengakui tidak memiliki instrumen langsung
untuk menjaga harga barang agar target deflasi tercapai
di bulan Januari ini. Bobby mengatakan pemerintah
tidak memasuki pasar secara keseluruhan karena
menganut sistem pasar bebas yang berkeadilan. "Hanya
komoditas seperti beras, gula, jagung (yang diatur
pemerintah), komoditas lain kami serahkan ke pasar
karena di luar jangkauan pemerintah," katanya.
Pemerintah, kata dia, hanya bisa mendorong kepastian
suplai barang komoditas agar tetap terjaga untuk
mendukung harga. Meski begitu dia mengakui, faktor
pembentuk harga bukanlah dari sisi suplai saja. Akan
tetapi faktor lain seperti biaya angkutan.
Bobby mengakui harga barang susah turun tetapi mudah
melambung tinggi. Apalagi setelah harga tinggi, para
pedagang sulit menurunkan barang jualannya. "Itulah
karakteristik pedagang kita. Pemerintah hanya bisa
mengimbau menurunkan harga setelah BBM dan elpiji
turun," katanya.
Pemerintah, kata dia, mengimbau para pedagang melalui
pemerintah daerah agar mau menurunkan harga barang.
Dia mencontohkan hal yang dapat dijangkau pemerintah
daerah seperti menurunkan tarif angkutan kota setelah
naik 30 persen pada November tahun lalu. Bobby
berharap karakteristik masyarakat berubah dan
menurunkan harga barang setelah harga BBM dilepas ke
pasar untuk menyesuaikan harga keekonomiannya.
(Baca: BBM Turun, Organda: Tarif Angkutan Bisa Turun)
Dia menyebut perubahan harga Semen Indonesia adalah
contoh yang bagus untuk memicu harga barang turun.
Sebagai price leader, turunnya Semen Indonesia
diharapkan membuat produsen semen lain mengikutinya
agar barang produksinya tetap laku di pasaran.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menurunkan harga
semen setelah menurunkan harga bahan bakar minyak.
Harga semen buatan PT Semen Indonesia diturunkan Rp
3.000 per sak. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan
Djalil mengatakan meski tak masuk ke dalam harga yang
diatur pemerintah, sebagai pemilik saham terbesar di
perusahaan itu, pemerintah bisa meminta perusahaan
plat merah tersebut menurunkan harga. Kebijakan ini
dilakukan agar harga semen turun menyesuaikan harga
bahan bakar minyak yang sudah turun kedua kalinya.
ALI HIDAYAT
http://m.tempo.co/read/news/2015/01/18/078635665/Pemerintah-Belum-Tahu-Sebab-Harga-Barang-Tak-Turun
coba tanya ke mentri terkait
Turun
TEMPO.CO , Jakarta - Pemerintah akan memperbaiki tata
niaga pasar jika harga bahan makanan tidak
menyesuaikan dengan turunnya harga bahan bakar
minyak. Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter
Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby Hamzah
Rafinus mengatakan pihaknya akan mengkaji terlebih
dahulu penyebab harga pangan tidak turun, seperti
karena komoditas tersebut dikuasai pedagan besar dan
bermasalah di bagian produksi.
"Kami petakan dulu masalahnya baru mengambil
langkah-langkah," katanya saat dihubungi, Sabtu 17
Januari 2015.
Pemerintah, kata dia, akan mengatur struktur pasar jika
pasokan pangan dikuasai pedagang besar. "Kami lihat
tata niaga itu biasanya berhadapan dengan oligopoli,
yang mengusai pasar 5 hingga 10 orang," katanya. Oleh
karena itu, harga barang tidak dapat keluar dari harga
yang para pedagang tersebut atur. (Baca: Harga BBM
Turun, Pedagang Ogah Turunkan Harga)
Dia mengatakan Menteri Koordinator bidang
perekonomian akan mengambil langkah agar pelaku
usaha di sektor tersebut semakin banyak. Hal itu dapat
dilakukan dengan pemberian insentif pajak atau tarif
agar para pedagang lain dapat berkembang di sektor
itu."Kami akan lihat dulu dan dalami masalahnya. Kira-
kira apa untuk kebijakan yang terbaik,"katanya.
Setelah mendapatkan kesimpulan, pemerintah akan
membahas masalah itu dengan menggelar rapat
koordinasi para menteri ekonomi, seperti Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Rapat ini
diperlukan untuk mendiskusikan kebijakan yang akan
diambil pemerintah.
"Jika penyebabnya adalah (monopoli) pedagang besar
akan lebih mudah solusinya. Mereka dikumpulkan dan
Menteri Perdagangan akan membicarakan dari hati ke
hati," katanya. (Baca: Harga BBM Naik-Turun, YLKI:
Masyarakat Kini Pasrah )
Pemerintah mengakui tidak memiliki instrumen langsung
untuk menjaga harga barang agar target deflasi tercapai
di bulan Januari ini. Bobby mengatakan pemerintah
tidak memasuki pasar secara keseluruhan karena
menganut sistem pasar bebas yang berkeadilan. "Hanya
komoditas seperti beras, gula, jagung (yang diatur
pemerintah), komoditas lain kami serahkan ke pasar
karena di luar jangkauan pemerintah," katanya.
Pemerintah, kata dia, hanya bisa mendorong kepastian
suplai barang komoditas agar tetap terjaga untuk
mendukung harga. Meski begitu dia mengakui, faktor
pembentuk harga bukanlah dari sisi suplai saja. Akan
tetapi faktor lain seperti biaya angkutan.
Bobby mengakui harga barang susah turun tetapi mudah
melambung tinggi. Apalagi setelah harga tinggi, para
pedagang sulit menurunkan barang jualannya. "Itulah
karakteristik pedagang kita. Pemerintah hanya bisa
mengimbau menurunkan harga setelah BBM dan elpiji
turun," katanya.
Pemerintah, kata dia, mengimbau para pedagang melalui
pemerintah daerah agar mau menurunkan harga barang.
Dia mencontohkan hal yang dapat dijangkau pemerintah
daerah seperti menurunkan tarif angkutan kota setelah
naik 30 persen pada November tahun lalu. Bobby
berharap karakteristik masyarakat berubah dan
menurunkan harga barang setelah harga BBM dilepas ke
pasar untuk menyesuaikan harga keekonomiannya.
(Baca: BBM Turun, Organda: Tarif Angkutan Bisa Turun)
Dia menyebut perubahan harga Semen Indonesia adalah
contoh yang bagus untuk memicu harga barang turun.
Sebagai price leader, turunnya Semen Indonesia
diharapkan membuat produsen semen lain mengikutinya
agar barang produksinya tetap laku di pasaran.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menurunkan harga
semen setelah menurunkan harga bahan bakar minyak.
Harga semen buatan PT Semen Indonesia diturunkan Rp
3.000 per sak. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan
Djalil mengatakan meski tak masuk ke dalam harga yang
diatur pemerintah, sebagai pemilik saham terbesar di
perusahaan itu, pemerintah bisa meminta perusahaan
plat merah tersebut menurunkan harga. Kebijakan ini
dilakukan agar harga semen turun menyesuaikan harga
bahan bakar minyak yang sudah turun kedua kalinya.
ALI HIDAYAT
http://m.tempo.co/read/news/2015/01/18/078635665/Pemerintah-Belum-Tahu-Sebab-Harga-Barang-Tak-Turun
coba tanya ke mentri terkait

0
3.3K
64


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan