Kaskus

News

zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Ajang Koko Cici Tetap digelar Bulan Maret 2015
WARTA KOTA, TAMANSARI - Paguyuban Koko Cici akan tetap menyelenggarakan ajang pemilihan abang nonenya warga Tionghoa pada bulan Maret 2015. Penyelenggaraan acara ini berbarengan dengan taun baru imlek.

Menurut Jeffrey Nayoan selaku ketua pantia Koko Cici 2015 mengatakan meskipun tak didukung Pemprov DKI Jakarta. Ajang ini tetap diselenggarakan mengingat pemilihan ini sebagai promosi serta pengenalan budaya Tionghoa yang ada di Indonesia.

"Kami tak dilarang tapi disuruh digabung dengan pemilihan Abang None Jakarta. Karena kami tak mau digabung, ya otomatis sudah tak dapat dukungan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Untuk penyelenggaraan tahun ini dananya dari donatur dan iuran sesama Koci," ujar Jeffrey saat jumpa pers di restoran Furama Jalan Hayam Wuruk, Jumat (16/1/2015).

Jeffrey mengatakan untuk acara tahun 2015 ini tema yang diangkat adalah Harmony in Herritage. Nantinya sebelum acara ini dilangsungkan akan digelar Roadshow disejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta.

"Jadi roadshow ini sekaligus sosialisasi bagi warga yang ingin berpartisipasi. Pendaftarannya akan kami buka sejak 20 Januari dan Grand Finalnya pada 24 Maret," katanya.

Ia mengatakan mengapa ajang ini tetap dijalankan meskipun tak didukung Pemprov DKI Jakarta, pasalnya pemilihan koci ini sebagai duta pariwisata, duta sosial, dan duta budaya Tionghoa di Jakarta. Sehingga tak mungkin ajang semacam ini ditiadakan.

"Lewat ajang ini kami ingin menjelaskan bahwa kebudayaan warga Tionghoa keturunan berbeda dengan Tionghoa di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sana," ucapnya.

Ia menjelaskan berdasarkan akar sejarahnya acara ini tak bisa ditiadakan begitu saja. Pasalnya ajang ini sekaligus menghormati Keputusan Presiden (Keppres) nomor 6 tahun 2000 yang dikeluarkan oleh Alm. Abdurrahman Wahid.

"Ajang ini sebagai bentuk penghormatan kepada Gus Dur yang telah menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Serta memperingati dan mengenang jasa-jasa beliau terutama kelestarian budaya Tionghoa di Indonesia," tuturnya.

Untuk target pesertanya sendiri, Jeffrey mengatakan ingin menjaring sekitar 400 orang. Kemudian diseleksi kembali menjadi 6 pasangan Koci.

"6 pasangan Koci untuk mengikuti Grand Final. Kemudian disaring kembali menjadi juara 1,2, dan 3," katanya.

Sementara itu Ernawati Sugondo selaku pendiri Koci dan mantan anggota DPRD yang hadir di acara jumpa pers tersebut mengaku tetap akan mengadakan acara ini meskipun tak didukung Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya dalam perjalanannya, saat dilaksanakan 2002 sulit sekali.

"Waktu pertama kali diadakan waduh sulit pesertanya, sudah daftar eh enggak datang lagi. Mungkin masih takut, makanya banyak yang mundur sampai kami yang panitia meski datang ke rumahnya dan membujuk agar mau ikut," ujarnya.

Total pada pemilihan pertama tercatat 65 orang mendaftar. Namun, seiring berjalannya waktu pesertanya semakin banyak, dan antusias diikuti warga keturunan.

"Masa dengan kondisi yang sudah bagus begini untuk ajang promosi mau ditiadakan. Makanya kami kerjasama dengan donatur serta iuran untuk tetap menyelanggarakan acara ini," katanya.

Apalagi ajang ini membuat gambaran Indonesia pasca 1998 yang dianggap sadis bagi warga Tionghoa perlahan-lahan pudar. Jadi setidaknya ajang ini juga mendorong perekonomian DKI Jakarta.

"Sejak ada ajang ini, warga Tionghoa banyak yang datang ke Indonesia untuk melakukan investasi. Apalagi saat Grand Final, warga dari Singapura dan Malaysia banyak yang datang untuk menonton, inikan bagus untuk pemasukan negara lewat wisatawan mancanegara," tuturnya. (Wahyu Tri Laksono)

http://wartakota.tribunnews.com/2015...lan-maret-2015

ayo nonton gan
0
2K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan