- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SBY Menyikapi Charlie Hebdo


TS
digitakprintink
SBY Menyikapi Charlie Hebdo

Charlie Hebdo adalah sebuah ‘Benturan Nilai-Nilai’ @SBYudhoyono
Mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pada hari Rabu (14/1) bahwa akar dari serangan Charlie Hebdo adalah "benturan nilai-nilai" antara Islam dan Barat, dan untuk melalui "benturan" ini, akan memerlukan batasan kebebasan berekspresi.
Dalam serangkaian lebih dari 40 tweet yang diposting pada 14 Januari, Yudhoyono melihat serangan mematikan di Paris pada majalah satir, yang menewaskan 17 orang dalam tiga hari, sebagai bagian dari perdebatan yang meluas antara Islam dan Barat tentang apakah harus ada batas-batas kebebasan berbicara sehubungan dengan topik-topik sensitif tertentu seperti agama.
"Bagi Barat, karikatur Nabi Muhammad merupakan bagian dari kebebasan berbicara atau berekspresi. Hal ini mutlak, tidak harus dibatasi. Tapi bagi dunia Islam, hal itu adalah sebuah fitnah dan hujatan, orang itu harus menerima sanksi. Di sinilah letak masalahnya. Ada perbedaan mendasar. Ada 'benturan peradaban' dan 'benturan persepsi', "kata Yudhoyono pada akun twitternya @SBYudhoyono.
Untuk bisa melewati ini, SBY mengatakan kedua belah pihak harus berusaha untuk mengatasi hal ini melalui saling pengertian dan menghormati, bahkan jika itu berarti membatasi kebebasan berekspresi.
"Ke depan kita harus memiliki saling pengertian dan menghormati dalam pandangan yang berbeda. Menjadi lebih peka. Jika tidak, harga(resiko) nya terlalu tinggi. Membuat karikatur Nabi Muhammad tidak hanya membuat marah para ekstrimis dan radikal, tetapi juga semua umat Islam, "tulisnya.
Sementara beliau mengakui bahwa para pemimpin Muslim harus mencegah kekerasan terhadap warga negara, ia juga menekankan bahwa para pemimpin di Barat harus bertanggung jawab sehingga kebebasan tidak digunakan untuk menghina Islam.
"Pemimpin Barat harus bertanggung jawab, sehingga kebebasan tidak disalahgunakan untuk memfitnah Islam, semisal: karikatur Nabi," tweet SBY.
SBY mengatakan ia prihatin tentang statement "kita sedang dalam perang" yang dinyatakan oleh Perdana Menteri Perancis Manuel Valls pada Selasa 13/1, karena mungkin bisa disalahpahami sebagai perang antara Barat dan Islam, dan bukan malah melawan terorisme.
"Inilah yang membuat saya khawatir. Kita tidak boleh membiarkan Islam dihadapkan pada non-islam. Jika hal ini terjadi, maka teroris akan 'menang', lainnya kalah, " SBY mengingatkan.
Terlepas dari skeptisisme dan pesimisme umum di kalangan banyak tentang penanggulangan terorisme dan ketegangan antara Islam dan Barat, SBY mengatakan ia yakin bahwa mungkin ada beberapa kemajuan yang dapat dicapai.
"Saya setuju ini adalah masalah yang sensitif dan sulit. Tidak ada solusi yang mudah. Tapi keadaan dunia yang 'sedikit' lebih baik masih bisa dicapai, "katanya dalam tweet terakhirnya.
Selain dari serangan Charlie Hebdo, tweet SBY juga tercermin pada pengalaman Indonesia menangani toleransi dan terorisme, termasuk dalam masa pemerintahannya sendiri, yang dari beberapa sudut pandang agak mengganggu.
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengeluarkan pernyataan tegas mendukung upaya Prancis untuk "membawa para pelaku ke pengadilan." Namun Indonesia juga menghadapi kontroversi kartun di dalam negri sendiri, atas kasus editor The Jakarta Post, Meidyatama Suryodiningrat, yang sedang diselidiki atas tuduhan penghinaan agama.
Sumber : http://thediplomat.com/2015/01/charl...mer-president/
Diubah oleh digitakprintink 17-01-2015 10:16
0
2.4K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan