Mal biasanya dijadikan tempat untuk alternatif berekreasi, baik dilakukan oleh keluarga, teman sekolah, hingga berburu pesat diskon. Tetapi bagaimana jika kita pergi kemal justru untuk memanen ikan yang besar dan banyak ?

Mungkin agak konyol, karena seperti kita ketahui, panen ikan biasanya dilakukan di sebuah kolam dengan ikan yang banyak. Tapi inilah kenyataan yang terjadi di sebuah mal yang lama ditinggalkan di Bangkok, Thailand.

Tetapi bagaimana bisa sampai ikan tumbuh dan banyak di mal tersebut? Lalu apa yang menyebabkan mal ini ditinggalkan? Untuk itu, kejadian ini harus mundur ke tahun 1997, di mana awal mula mal ini dibangun, sebelum akhirnya pengembang bangkrut dan ditinggalkan hingga 18 tahun lamanya .

Mal yang ditinggalkan tersebut, akhirnya sarang nyamuk selama beberapa tahun, terutama saat hujan deras.

Kombinasi dari hujan deras dan larva nyamuk, menjadikan mal ini menjadi kolam dan perkembangbiakan yang baik bagi hewan amfibi. Lambat laun amfibi, dan nyamuk tersebut cukup mengganggu penduduk setempat, sehingga mereka memutuskan untuk menanam ikan, terutama jenis ikan mujair, lele dan sebagian ikan lokal berbana tilapia.

Selama hampir sepuluh tahun, ikan di mal tersebut dibiarkan berkembangbiak, dan besar. Hingga pada tahun 2015 ini, pemeritah setemapat berencana ingin menghancurkan bangunan tersebut. Lalu nasib sekitar 3.000 ikan tersebut diputuskan, dan penduduk setempat akhirnya memanen ikan yang sudah besar-besar tersebut.

Pemerintah tidak ingin bangunan yang diabaikan tersebut menjadi sarang penyakit. Untuk itu, penduduknya mengeringkan air yang terisolasi di sana dengan pompa. Dan mereka akhirnya panen ikan dengan jumlah dan ukuran yang cukup banyak serta besar. (Mail Online)