- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Abdee Slank dan 44 Artisan Kirim Surat Protes ke Presiden Jokowi


TS
nambahlagi
Abdee Slank dan 44 Artisan Kirim Surat Protes ke Presiden Jokowi
Quote:

Quote:

Abdee Slank dan 44 Artisan Kirim Surat Protes ke Presiden Jokowi
Quote:



Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 45 kaum artisan yang semasa kampanye Pilpres 2014 menjadi penggerak konser "Salam 2 Jari", mengirim surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.
Surat terbuka tersebut, berisi kegelisahan mereka terhadap keputusan Jokowi mengusulkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri).
Padahal, sang jenderal telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penerimaan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sedikitnya, terdapat nama besar seperti Abdee Negara, gitaris band Slank; penyanyi Oppie Andaresta dan Glenn Fredly; sutradara Nia Dinata; jurnalis senior Goenawan Moehammad dan Ulin Yusron; putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid; dan, aktor kawakan Slamet Rahardjo.
Selain itu, ada pula aktris dan novelis Happy Salma; aktris Olga Lydia; dan, presenter kondang Indra Bekti.
"Benar, kami semua menandatangani surat terbuka untuk Presiden Jokowi, terkait calon kapolri. Kami sadar, pemilihan kapolri merupakan hak prerogratif presiden. Namun, kami juga berharap sosok kapolri adalah tokoh yang berintegritas dan punya rekam jejak baik," tuturnya.
Berikut surat terbuka tersebut:
Yang Terhormat Bapak Presiden,
Perkenankanlah kami, relawan yang selama ini medukung Bapak Presiden untuk sebuah gerakan Revolusi Mental demi Indonesia yang lebih baik, menyampaikan suara hati kami sehubungan dengan disetujuinya pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia oleh DPR RI.
Kami merasa gelisah karena pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri telah menafikan penetapan yang bersangkutan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan korupsi. Karena itu, kami meminta Bapak selaku penerima mandat rakyat agar mencabut/membatalkan pencalonan Komjen (Pol) sebagai Kapolri RI.
Kami sadar, pemilihan Kapolri merupakan hak prerogratif Bapak sebagai Presiden. Namun, kami juga berharap agar sosok Kapolri adalah sosok yang berintegritas dan punya rekam jejak yang baik.
Perlu kami ingatkan bahwa dukungan kami bukan merupakan cek kosong. Kami mendukung dan memilih Bapak, karena kami percaya Bapak akan memenuhi janji dalam hal pemberantasan korupsi dan penegakan hukum di Indonesia yang Bapak sampaikan ketika kampanye.
KPK telah menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka, kami himbau Bapak Presiden menghormati keputusan tersebut sebagai wujud janji bapak saat kampanye bahwa tidak akan memilih pejabat negara yang bermasalah dengan hukum. Jika bapak tidak mencabut pencalonan Kapolri, melalui surat ini, kami sebagai relawan Salam 2 Jari menyatakan akan turun ke jalan dan meminta KPK segera menuntaskan kasus pidana di balik rekening gendut.
Kami percaya bahwa Bapak Jokowi sebagai presiden pilihan kami akan mendengarkan dengan hati dan tidak semata hanya dengan telinga.
Kami gelisah, karena tidak mampu meyakinkan Bapak untuk menarik kembali pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan. Namun, kami percaya, Bapak masih punya hati untuk mendengarkan suara kami.
Relawan Salam Dua Jari
Abdee Negara - Oppie Andaresta - Nia Dinata - Fifi Hadiyanto - Olga Lydia – Jflow - Catharina Widyasrini - Andre Opa Sumual - Adib Hidayat - Joko Anwar – Shafiq Pontoh - Ulin Yusron - Kadri Jimmo - Happy Salma - Indra Bekti - Salman Aristo - Dira Sugandi - Viddy Supit - Upi - Goenawan Moehammad - Agus Noor - Tompi - Sandyawan Sumardi - Alin Adita - Fadjroel Rachman - Glenn Fredly - Suwandi Ahmad - Ance Dewianti - Tosca Santoso - Yenny Wahid - Michael Jakarimilena - Lawrence Tjandra - Marcello Tahitu - Yacko - Rene Suhardono - Dhani Pete - Andrias Ekoyuwono - Sandra Hamid - Riri Riza - Pandji Pragiwaksono - Dennis Adhiswara - Cinta Justianto - Slamet Rahardjo - Prita Mulyasari.
Surat terbuka tersebut, berisi kegelisahan mereka terhadap keputusan Jokowi mengusulkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri).
Padahal, sang jenderal telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penerimaan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sedikitnya, terdapat nama besar seperti Abdee Negara, gitaris band Slank; penyanyi Oppie Andaresta dan Glenn Fredly; sutradara Nia Dinata; jurnalis senior Goenawan Moehammad dan Ulin Yusron; putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid; dan, aktor kawakan Slamet Rahardjo.
Selain itu, ada pula aktris dan novelis Happy Salma; aktris Olga Lydia; dan, presenter kondang Indra Bekti.
"Benar, kami semua menandatangani surat terbuka untuk Presiden Jokowi, terkait calon kapolri. Kami sadar, pemilihan kapolri merupakan hak prerogratif presiden. Namun, kami juga berharap sosok kapolri adalah tokoh yang berintegritas dan punya rekam jejak baik," tuturnya.
Berikut surat terbuka tersebut:
Yang Terhormat Bapak Presiden,
Perkenankanlah kami, relawan yang selama ini medukung Bapak Presiden untuk sebuah gerakan Revolusi Mental demi Indonesia yang lebih baik, menyampaikan suara hati kami sehubungan dengan disetujuinya pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia oleh DPR RI.
Kami merasa gelisah karena pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri telah menafikan penetapan yang bersangkutan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan korupsi. Karena itu, kami meminta Bapak selaku penerima mandat rakyat agar mencabut/membatalkan pencalonan Komjen (Pol) sebagai Kapolri RI.
Kami sadar, pemilihan Kapolri merupakan hak prerogratif Bapak sebagai Presiden. Namun, kami juga berharap agar sosok Kapolri adalah sosok yang berintegritas dan punya rekam jejak yang baik.
Perlu kami ingatkan bahwa dukungan kami bukan merupakan cek kosong. Kami mendukung dan memilih Bapak, karena kami percaya Bapak akan memenuhi janji dalam hal pemberantasan korupsi dan penegakan hukum di Indonesia yang Bapak sampaikan ketika kampanye.
KPK telah menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka, kami himbau Bapak Presiden menghormati keputusan tersebut sebagai wujud janji bapak saat kampanye bahwa tidak akan memilih pejabat negara yang bermasalah dengan hukum. Jika bapak tidak mencabut pencalonan Kapolri, melalui surat ini, kami sebagai relawan Salam 2 Jari menyatakan akan turun ke jalan dan meminta KPK segera menuntaskan kasus pidana di balik rekening gendut.
Kami percaya bahwa Bapak Jokowi sebagai presiden pilihan kami akan mendengarkan dengan hati dan tidak semata hanya dengan telinga.
Kami gelisah, karena tidak mampu meyakinkan Bapak untuk menarik kembali pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan. Namun, kami percaya, Bapak masih punya hati untuk mendengarkan suara kami.
Relawan Salam Dua Jari
Abdee Negara - Oppie Andaresta - Nia Dinata - Fifi Hadiyanto - Olga Lydia – Jflow - Catharina Widyasrini - Andre Opa Sumual - Adib Hidayat - Joko Anwar – Shafiq Pontoh - Ulin Yusron - Kadri Jimmo - Happy Salma - Indra Bekti - Salman Aristo - Dira Sugandi - Viddy Supit - Upi - Goenawan Moehammad - Agus Noor - Tompi - Sandyawan Sumardi - Alin Adita - Fadjroel Rachman - Glenn Fredly - Suwandi Ahmad - Ance Dewianti - Tosca Santoso - Yenny Wahid - Michael Jakarimilena - Lawrence Tjandra - Marcello Tahitu - Yacko - Rene Suhardono - Dhani Pete - Andrias Ekoyuwono - Sandra Hamid - Riri Riza - Pandji Pragiwaksono - Dennis Adhiswara - Cinta Justianto - Slamet Rahardjo - Prita Mulyasari.
Quote:
Quote:


KOMEN-KOMEN PAGE ONE
Quote:
Original Posted By BlasBlus►Adalah Jflow, seniman yang menciptakan lagu yang menjadi jargon saat masa kampanye Pilpres. Lagunya menjadi lagu wajib saat acara kampanye Jokowi.
Namun, ternyata jirih payah Jflow yang telah menciptakan lagu kampanye untuk Jokowi harus dibayar kecewa. Orang yang dijagokan saat kampanye ternyata malah ngotot mengajukan Budi Gunawan sebagai Kapolri, padahal pada saat yang sama KPK menetapkan Budi sebagai tersangka rekening gendut.
"Saya adalah orang yang menciptakan lagu untuk kampanye beliau. Dan saya kecewa ternyata beliau tidak memenuhi harapan kami dengan sikapnya yang tetap mengajukan Budi Gunawan sebagai Kapolri," kata Jflow di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (15/1/2015).
Sumur nya cari aja sendiri di detik.
Pekiwan gan kalo berkenan
Namun, ternyata jirih payah Jflow yang telah menciptakan lagu kampanye untuk Jokowi harus dibayar kecewa. Orang yang dijagokan saat kampanye ternyata malah ngotot mengajukan Budi Gunawan sebagai Kapolri, padahal pada saat yang sama KPK menetapkan Budi sebagai tersangka rekening gendut.
"Saya adalah orang yang menciptakan lagu untuk kampanye beliau. Dan saya kecewa ternyata beliau tidak memenuhi harapan kami dengan sikapnya yang tetap mengajukan Budi Gunawan sebagai Kapolri," kata Jflow di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (15/1/2015).
Sumur nya cari aja sendiri di detik.
Pekiwan gan kalo berkenan
Diubah oleh nambahlagi 16-01-2015 17:26
0
13.5K
Kutip
141
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan