TRAGEDI AIRASIA - Saat Ikan tak Laku Lagi

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
TRAGEDI AIRASIA - Saat Ikan tak Laku Lagi

corocodile

13-01-2015 06:25

TRAGEDI AIRASIA - Saat Ikan tak Laku Lagi

Dayat (45 tahun) menghabiskan siang dengan memotong ikan tenggiri dagangannya menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan kecil itu lalu dijemur di atas lantai kayu yang melalui celahnya, terlihat buih air laut. Ia biasa berdagang di Pasar Ikan Saik Kumai, Kalimantan Tengah. "Biar awet daripada membusuk. Ikan tidak laku lagi," ujar Dayat kepada Republika, Ahad (11/1). Beberapa pedagang ikan lainnya melakukan hal sama seperti yang dilakukan Dayat. Ia dan rekannya kini, mengeluhkan tentang sulitnya menjual barang dagangannya.

Quote:

Biasanya, selepas zhuhur merupakan saat ramai warga membeli ikan di pasar itu. Namun, kini itu tak terjadi lagi. Ikan tenggiri berkilo-kilo masih tertata rapi. Demikian pula dengan ikan bawal. Belum lagi ikan laut lainnya yang belum terjamah pembeli.

Dayat menuturkan, dalam sehari paling laku dua ekor saja dari setiap jenis ikan. Kelesuan ini terjadi sejak sepuluh hari lalu. Khususnya ketika satu demi satu jenazah korban Air Asia QZ8501 mulai ditemukan. Lokasi itu berjarak 108 km dari tempat berdagang Dayat.

Jasad-jasad ditemukan mengambang di sana. "Itulah yang bikin orang orang tak mau lagi makan ikan," ujar Dayat. Keadaan memburuk setelah beredar rumor yang menyatakan bahwa ada orang menemukan sebuah cincin di dalam perut ikan.

Menurut Hayati, pedagang ikan lainnya, rumor ini berkembang cepat. Beriringan dengan intensifnya pemberitaan di televisi dan media cetak mengenai perkembangan terkini operasi penyelamatan dan evakuasi korban Air Asia. Terutama mengenai penemuan jenazah korban.

Menurut Hayati, penemuan jenazah di Perairan Pangkalan Bun membuat warga Kumai semakin takut makan ikan. ‘’Mereka mengira ikan-ikan ini makan daging korban. Semua orang jadi pantang makan ikan. Mereka jijik makan ikan," ujar Hayati lagi.

Padahal, Hayati yakin sepenuhnya bahwa ikan-ikan yang dia jual tak akan bersentuhan dengan jasad korban. Para nelayan setempat hanya melaut tak jauh dari Teluk Kumai. "Itu yang buat kami yakin," ujar Dayat yang menimpali kisah Hayati.

Dengan berkurangnya konsumsi ikan di Kumai dan Pangkalan Bun, berkurang pula pendapatan para pedagang ikan ini. Padahal kita tahu, kebutuhan pokok sedang merangkak naik. "Anak-anak juga minta ini itu. Selama sepuluh hari terakhir begini kejadiannya," kata Dayat.

Dayat, Hayati, dan penjual ikan lainnya di Pasar Ikan Saik Kumai setiap harinya mengambil stok ikan sebanyak 50 hingga 100 kilogram. Namun sekarang, para penjual ikan terpaksa menjajakan lagi ikan kemarin yang belum sempat laku. Mereka mengawetkannya dengan es.

Selain itu, pedagang menyiasatinya dengan membuat ikan kering. Di hari biasa, Dayat bisa menjual 50 kg ikan segar, kebanyakan tenggiri. Harga 1 kg tenggiri Rp 50 ribu. Sedangkan, bawal dia jual lebih mahal, Rp 100 ribu per kilogram. Minimal, sehari ia berpenghasilan Rp 200 ribu.

Dampak dari enggannya warga mengonsumsi ikan, daging ayam menjadi andalan. Harganya juga akhirnya meroket, bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar berharap keadaan ini segera berakhir.

Ujang meminta warga Pangkalan Bun dan sekitarnya mengonsumsi ikan seperti biasa. Menurut dia, tak perlu khawatir untuk makan ikan laut pada saat sekarang. "Janganlah berpikir yang macam-macam. Konsumsi ikan saja seperti biasa," katanya.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/ko...-tak-laku-lagi

Spoiler for ... :

Anting Emas di Perut Ikan Hebohkan Pangkalan Bun

POJOKSATU – Sejak pesawat AirAsia jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, warga tidak mau lagi mengkonsumsi ikan laut. Mereka khawatir ikan di perairan Kalimantan menjadi penyebab tidak utuhnya jenazah AirAsia. Karena itu, mereka lebih memilih mengkonsumsi daging ayam atau ikan air tawar.

Keengganan warga memakan ikan laut rupanya berawal dari isu seorang warga yang mengaku menemukan anting emas di dalam perut ikan. Isu itu menyebar dari mulut ke mulut hingga membuat warga tak mau lagi mengonsumsi laut.

“Sewaktu aku ke pasar, banyak yang ngomong katanya ada warga nemuin anting emas di perut ikan. Tadinya aku mau beli ikan, tapi dengar cerita itu aku jadi takut,” ujar Fiazah (33), warga Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Faizah mengaku belum tahu persis kebenaran informasi itu. Sebab, informasi itu hanya menyebar dari mulut ke mulut. “Aku sih kurang percaya, tapi khawatirnya benar. Apalagi masih banyak korban pesawat AirAsia yang belum ditemuin. Jadi pikirannya sekarang aneh-aneh juga,” ujar ibu dua anak ini.

Sebelumnya diberitakan, warga Kabupaten Pangkalan Bun enggan mengkonsumsi ikan laut. Warga lebih memilih membeli dan mengkonsumsi ikan air tawar ataupun daging sekalipun harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga ikan laut.

“Pedagang belum berani menjual banyak ikan laut, khawatir tidak laku,” ujar Mardiyah, salah satu pedagang ikan di Pasar Indasari Pangkalan Bun.

Ibu satu anak itu mengaku baru kali ini warga Pangkalan Bun enggan mengkonsumsi ikan laut. Namun dia tidak menyalahkan siapapun dan menganggap jatuhnya pesawat AirAsia di sekitar laut Pangkalan Bun sebagai bencana yang bukan disengaja.

“Informasinya korban AirAsia ratusan ya, kasihan juga ya. Saya optimistis warga Pangkalan Bun pasti akan kembali mengkonsumsi ikan laut, tapi ya perlu waktu. Rezeki itu kan sudah ada yang atur,” demikian Mardiyah.

Abi, salah satu warga Pangkalan Bun, membenarkan jatuhnya pesawat AirAsia membuat dia enggan mengkonsumsi ikan laut dan lebih memilih ikan air tawar atau daging maupun telur.

“Ya gimana ya, sementara ini tidak makan ikan laut saja. Jatuhnya pesawat AirAsia kan di laut. Berita di media kan banyak jenazah yang ditemukan tidak dalam keadaan utuh. Mengganggu pikiran saja kalau mengkonsumsi ikan laut,” katanya.

Dewi, warga Kabupaten Lamandau yang kebetulan datang ke Pangkalan Bun, juga mengaku enggan memakan ikan laut, sekalipun makanan kesenangannya udang atau kerang. “Sementara ini makan ikan nila atau ikan mas saja. Ikan laut yang ada di Pangkalan Bun kan berasal dari laut daerah ini,” katanya saat makan di rumah makan yang ada di Pasar Indasari.

Sumber: http://pojoksatu.id/pojok-seru/2015/...pangkalan-bun/

"Tunggu apalagi? Ikan laut terbukti enak dan bergizi! Jangan ada yang majang gambar DP ya, di sini!"

Diubah oleh corocodile 13-01-2015 06:33

6.9K

Kutip

Balasan

Komentar yang asik ya

Urutan

Terbaru

Terlama

Komentar yang asik ya

Komunitas Pilihan