- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kasus Charlie Hebdo dan Perbedaan reaksi sosial masyarakat dunia terhadap Islam


TS
mrsaurora
Kasus Charlie Hebdo dan Perbedaan reaksi sosial masyarakat dunia terhadap Islam
Spoiler for Preambule:
Assalamualaikum gan/sis ,Salam kenal sama newbie !
gue sebenernya Silent Reader tapi gara-gara liat berita ini di Tv dan Beberapa situs berita online makin gedek aja,Iya penyerangan kantor Charlie Hebdo tuh.Mungkin thread ini bisa bermanfaat betapa berpengaruhnya "AGAMA" terhadap rasa kemanusiaan (agak rasis gan) ,oke check this out.
Sebelumnya maaf berantakan,post pertama nih

Sebelumnya maaf berantakan,post pertama nih

Spoiler for Beritanya gan:
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Charlie Hebdo merupakan majalah satir yang terkenal sering memperolok agama, politikus, serta pelbagai kondisi sosial yang terjadi di Prancis. Demikian pula, mayoritas kaum Muslim Eropa tidak luput menjadi sasarannya. Muslim Eropa melihat karikatur majalah Charlie Hebdo sering kali mengusik kesakralan ajaran Islam.
“Kaum Muslim di Eropa merupakan kelompok minoritas yang muncul belum lama ini. Menurut saya, tidak heran bahwa mereka begitu peka akan sikap rasisme dan stigma dari masyarakat Eropa, baik itu secara terbuka maupun tersamarkan,” kata dosen senior bidang Studi Islam dan Politik di City University, London, Sara Silvestri kepada International Business Times, akhir pekan kemarin.
Sara menambahkan, umat Islam Eropa merupakan kaum minoritas yang masih dalam proses pemantapan identitas. Sehingga, hal itu mengapa kaum Muslim di Eropa begitu sensitif akan setiap bentuk satir terhadap ajaran Islam.
Apalagi, kaum Muslim di Prancis yang jumlahnya tidak lebih dari 7,5 persen dari total populasi, kerap dinilai gagal melebur ke dalam masyarakat sekular.
Di Prancis, kaum Muslim menghadapi banyak persoalan sosial-ekonomi. Misalnya, penghasilan yang lebih kecil ketimbang mayoritas warga, stereotip buruk, dan bahkan tindakan kekerasan. Segala simbol yang berkaitan dengan Islam, misalnya hijab, dilarang di ruang-ruang publik, termasuk sekolah, di Prancis.
Ruang gerak umat Islam kian tersudut bahkan tanpa mesti dicoreng dengan label dan tindakan ekstremisme. Didukung dengan kuatnya sekularisme di masyarakat Prancis, majalah Charlie Hebdo membidik antara lain kaum Muslim sebagai sasaran yang mudah dikritisi.
Bagaimanapun, kaum Muslim sendiri menolak kritik satir dari majalah tersebut sebagai sesuatu yang pantas mereka terima.
“Masalahnya bukan pada penghinaan karikatur majalah tersebut terhadap ajaran Islam yang sakral. Alih-alih begitu, karikatur itu dinilai bermuatan rasisme tensi tinggi, yang diarahkan langsung kepada kaum Muslim,” kata profesor Studi Timur Tengah dan Etika di University of California, Berkeley, Dr Hatem Bazian kepada Islam Online
“Kaum Muslim di Eropa merupakan kelompok minoritas yang muncul belum lama ini. Menurut saya, tidak heran bahwa mereka begitu peka akan sikap rasisme dan stigma dari masyarakat Eropa, baik itu secara terbuka maupun tersamarkan,” kata dosen senior bidang Studi Islam dan Politik di City University, London, Sara Silvestri kepada International Business Times, akhir pekan kemarin.
Sara menambahkan, umat Islam Eropa merupakan kaum minoritas yang masih dalam proses pemantapan identitas. Sehingga, hal itu mengapa kaum Muslim di Eropa begitu sensitif akan setiap bentuk satir terhadap ajaran Islam.
Apalagi, kaum Muslim di Prancis yang jumlahnya tidak lebih dari 7,5 persen dari total populasi, kerap dinilai gagal melebur ke dalam masyarakat sekular.
Di Prancis, kaum Muslim menghadapi banyak persoalan sosial-ekonomi. Misalnya, penghasilan yang lebih kecil ketimbang mayoritas warga, stereotip buruk, dan bahkan tindakan kekerasan. Segala simbol yang berkaitan dengan Islam, misalnya hijab, dilarang di ruang-ruang publik, termasuk sekolah, di Prancis.
Ruang gerak umat Islam kian tersudut bahkan tanpa mesti dicoreng dengan label dan tindakan ekstremisme. Didukung dengan kuatnya sekularisme di masyarakat Prancis, majalah Charlie Hebdo membidik antara lain kaum Muslim sebagai sasaran yang mudah dikritisi.
Bagaimanapun, kaum Muslim sendiri menolak kritik satir dari majalah tersebut sebagai sesuatu yang pantas mereka terima.
“Masalahnya bukan pada penghinaan karikatur majalah tersebut terhadap ajaran Islam yang sakral. Alih-alih begitu, karikatur itu dinilai bermuatan rasisme tensi tinggi, yang diarahkan langsung kepada kaum Muslim,” kata profesor Studi Timur Tengah dan Etika di University of California, Berkeley, Dr Hatem Bazian kepada Islam Online
Spoiler for Nah ini pelakunya gan !:
REPUBLIKA.CO.ID, DURBAN -- Penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis membuat banyak kalangan, termasuk umat Muslim ikut mengecam. Pun dengan umat Muslim Afrika Selatan, baik ulama, politikus, hingga ktivis sepakat menilai bahwa membunuh orang tak bersalah atas nama ideologi merupakan tindakan tercela.
Akademisi dari KZN Forum Solidaritas Palestina, Lubna Nadvi menyatakan, “Sementara profil yang berkembang dari dua tersangka insiden di Paris menunjukan bahwa mereka adalah orang Prancis asal Aljazair yang memiliki hubungan dengan kelompom ekstremis, jelas mereka bukanlah anggota perwakilan komunitas Muslim dunia,” katanya dilansir dari iOl News pada Senin (12/1).
“Anggapan bahwa seluruh komunitas Muslim harus meminta maaf atas tindakan teroris setiap kali pelakunya dengan nama Muslim jelas melelahkan, mengingat bahwa tindakan yang sama tidak akan dilalkukan oleh agama lainnya saat individu dari kelompok agama tertentu melakukan tindakan yang sama,” imbuhnya.
Nadvi melanjutkan, “Tapi, umat Islam secara global bersama agama-agama lainnya menyatakan solidaritas atas kejadian di Prancis serta untuk keluarga korban, sebab ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi.”
Sementara itu, politikus Fawzia Peer mengatakan, Muslim kerap dikait-kaitkan dengan peristiwa sepertiy ang terjadi di Paris. “Harus ditekankan bahwa ini adalah individu tunggal. Islam tidak mengizinkan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai pembalasan atas peanggaran terhadap Islam,” katanya.
“Lihat sisi berlawanan. Di Palestina, jutaaan orang tak berdosa dibunuh tanpa banyak yang protes. Bahkan seolah media masa dunia melihat ini sebagai tontonan seperti kesempatan untuk menghancurkan Islam,” ujar Peer.
Akademisi dari KZN Forum Solidaritas Palestina, Lubna Nadvi menyatakan, “Sementara profil yang berkembang dari dua tersangka insiden di Paris menunjukan bahwa mereka adalah orang Prancis asal Aljazair yang memiliki hubungan dengan kelompom ekstremis, jelas mereka bukanlah anggota perwakilan komunitas Muslim dunia,” katanya dilansir dari iOl News pada Senin (12/1).
“Anggapan bahwa seluruh komunitas Muslim harus meminta maaf atas tindakan teroris setiap kali pelakunya dengan nama Muslim jelas melelahkan, mengingat bahwa tindakan yang sama tidak akan dilalkukan oleh agama lainnya saat individu dari kelompok agama tertentu melakukan tindakan yang sama,” imbuhnya.
Nadvi melanjutkan, “Tapi, umat Islam secara global bersama agama-agama lainnya menyatakan solidaritas atas kejadian di Prancis serta untuk keluarga korban, sebab ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi.”
Sementara itu, politikus Fawzia Peer mengatakan, Muslim kerap dikait-kaitkan dengan peristiwa sepertiy ang terjadi di Paris. “Harus ditekankan bahwa ini adalah individu tunggal. Islam tidak mengizinkan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai pembalasan atas peanggaran terhadap Islam,” katanya.
“Lihat sisi berlawanan. Di Palestina, jutaaan orang tak berdosa dibunuh tanpa banyak yang protes. Bahkan seolah media masa dunia melihat ini sebagai tontonan seperti kesempatan untuk menghancurkan Islam,” ujar Peer.
Spoiler for Ini sekilas gambarnya ~:
1. http://img.s-msn.com/tenant/amp/enti...6&q=60&o=f&l=f
2. http://www.charliehebdo.fr/images/je...uischarlie.png
3.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/4/4d/Charliehebdo.jpg/250px-Charliehebdo.jpg
2. http://www.charliehebdo.fr/images/je...uischarlie.png
3.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/4/4d/Charliehebdo.jpg/250px-Charliehebdo.jpg
Spoiler for Sementara itu.. Bandingkan dengan ini:
http://img.s-msn.com/tenant/amp/enti...6&q=60&o=f&l=fKota Gaza (AFP/Antara) - Pasukan Israel pada Senin menembak dan melukai seorang remaja laki-laki (14) di Jalur Gaza utara dalam insiden kedua dari jenisnya dalam waktu 24 jam, ungkap petugas medis.
Remaja itu mengalami cedera kaki setelah diserang di desanya yang berada di dekat perbatasan itu, ungkap juru bicara layanan darurat Ashraf al-Qudra dalam sebuah pernyataan.
Pada Minggu, tembakan Israel melukai seorang petani di dekat pagar perbatasan, tambah Qudra.
Di bawah blokade Israel di wilayah pesisir itu, warga Gaza tidak diizinkan mendekati pagar perbatasan dalam jarak 100 meter dengan jalan kaki, atau 300 meter dengan berkendara.
Tentara Israel kerap menembaki warga Palestina yang tersasar di dekat perbatasan itu.
Tentara Israel mengatakan bahwa pihaknya tengah mencari tahu penembakan terbaru yang dilaporkan itu, yang terjadi hanya sebulan setelah gencatan senjata diberlakukan antara Israel dan penguasa de facto Gaza, Hamas.
Perang selama 50 hari di sana menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 73 orang dari sisi Israel, yang sebagian besar tentara, sebelum gencatan senjata diberlakukan pada 26 Agustus.(kn/da)
Remaja itu mengalami cedera kaki setelah diserang di desanya yang berada di dekat perbatasan itu, ungkap juru bicara layanan darurat Ashraf al-Qudra dalam sebuah pernyataan.
Pada Minggu, tembakan Israel melukai seorang petani di dekat pagar perbatasan, tambah Qudra.
Di bawah blokade Israel di wilayah pesisir itu, warga Gaza tidak diizinkan mendekati pagar perbatasan dalam jarak 100 meter dengan jalan kaki, atau 300 meter dengan berkendara.
Tentara Israel kerap menembaki warga Palestina yang tersasar di dekat perbatasan itu.
Tentara Israel mengatakan bahwa pihaknya tengah mencari tahu penembakan terbaru yang dilaporkan itu, yang terjadi hanya sebulan setelah gencatan senjata diberlakukan antara Israel dan penguasa de facto Gaza, Hamas.
Perang selama 50 hari di sana menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 73 orang dari sisi Israel, yang sebagian besar tentara, sebelum gencatan senjata diberlakukan pada 26 Agustus.(kn/da)
Spoiler for Kesimpulan secara subjektif yang dapat ditarik dari "saya pribadi" :
1. Mungkin kasus penembakan yang terjadi di kantor Charlie Hebdo adalah salah satu kelemahan dari sistem pemerintahan yang dianut oleh Perancis ,karena terlalu bebasnya media,media dapat mengkritisi habis-habisan tentang agama ,menyinggung tentang agama lain.Sehingga mendapat respon buruk seperti itu.
2. Mungkin sebagian orang "tidak sadar" bahwa tahun 2014 lalu terjadi perang di Palestina khususnya di Jalur gaza,padahal di sana ribuan orang tak berdosa mati,karena perang tersebut,dan seolah-olah dunia tak seheboh kasus Charlie Hebdo,padahal "Hanya belasan orang yang Mati,bandingkan di Palestina yang melebihi dua ribu jiwa lebih "
3. Mungkin juga yang terakhir,stigma masyarakat awam dunia yang memiliki pandangan Islam itu keras,bagian dari teroris,kaum minoritas dan lain-lain ,sehingga respon dunia tidak segempar Charlie Hebdo.
2. Mungkin sebagian orang "tidak sadar" bahwa tahun 2014 lalu terjadi perang di Palestina khususnya di Jalur gaza,padahal di sana ribuan orang tak berdosa mati,karena perang tersebut,dan seolah-olah dunia tak seheboh kasus Charlie Hebdo,padahal "Hanya belasan orang yang Mati,bandingkan di Palestina yang melebihi dua ribu jiwa lebih "
3. Mungkin juga yang terakhir,stigma masyarakat awam dunia yang memiliki pandangan Islam itu keras,bagian dari teroris,kaum minoritas dan lain-lain ,sehingga respon dunia tidak segempar Charlie Hebdo.
Spoiler for Salam dan Akhir kata dari gue gan !:
Mungkin thread ini dapat mencurahkan betapa gedeknya gue sama kasus ini

pesan moral : "Tidak ada senjata yang lebih mematikan di dunia ini dari Perkataan"
Salam gue dari Jember gan ! Salam kenal !
by Saltish Aguinaga
Spoiler for Lupa Sumber:
Diubah oleh mrsaurora 12-01-2015 05:37
0
3.2K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan