- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Beras Seperti Ini Mestinya untuk Bebek .
TS
Japsantano
Beras Seperti Ini Mestinya untuk Bebek .
Quote:

tribunjateng/fajar eko nugroho
TAK LAYAK DIKONSUMSI - Warga Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal berbondong-bondong ke balai desa untuk mengembalikan beras Operasi Pasar Khusus yang didistribusikan oleh Bulog, Kamis (8/1), karena tak layak dikonsumsi.
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Ratusan warga Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal berbondong-bondong ke balai desa setempat untuk mengembalikan beras Operasi Pasar Khusus (OPK) yang didistribusikan oleh Subdivre Bulog 6 Pekalongan.
Beras yang dikemas dalam karung 15 kilogram (kg) dengan harga Rp 1.600 per kg itu dalam kondisi rusak atau tidak dapat dikonsumsi, sehingga dikembalikan ke gudang Bulog.
Kepala Desa Karangjati Kecamatan Tarub, Aedi Suhito, membenarkan jika beras OPK itu dalam kondisi mener (beras pecah), berdebu, bewarna kecoklatan, dan hampir hancur.
"Beras OPK ini dikirim Bulog pada (2/1) dengan jumlah 281 karung. Lalu setelah didistribusikan ke masyarakat pada Rabu (6/1) lalu saat diperiksa ternyata beras itu rusak, makanya warga mengembalikan.
Menurut saya beras seperti ini mestinya untuk makanan bebek, daripada manusia," ujar Aedi Suhito, Kamis (8/1).
Dia menambahkan, saat menerima pihaknya tidak menduga akan menerima beras rusak.
"Selain percaya kepada Bulog, warga kami juga tak pernah mengeluh saat pendistribusian sebelum-sebelumnya, namun karena kali ini sangat fatal makanya dikembalikan ke gudang Bulog di Larangan, Kabupaten Tegal," ungkapnya.
Setelah menerima laporan warga, Aedi langsung menginstruksikan ketua RT untuk menarik beras dari warga penerima untuk dikumpulkan. Nantinya beras akan dikembalikan ke Bulog.
"Kami mohon dari Bulog untuk mengganti dengan beras yang layak konsumsi," harapnya.
Di Desa Karangjati jumlah beras OPK yang diterima dari Bulog sebanyak 281 karung kecil dengan satu karung berisi 15 kg. Beras dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CDP) itu untuk 283 rumah tangga sasaran (RTS).
"Saat didistribusikan dari Bulog memang kurang dua karung," katanya.
Seorang warga penerima, Sutrisno (64), mengaku membeli satu karung berukuran 15 kg dengan harga Rp 1.600 per kg.
"Saya ambil kemarin, tapi baru dibuka hari ini (kemarin), ternyata kondisinya tidak layak konsumsi, Kotor dan Bau. Sebelumnya tidak pernah," kata warga RT 08/RW 02 Desa Karangjati.
Menurut dia, tetangga lainnya pun menerima beras serupa. "Akhirnya, kami kembalikan lagi," ujarnya.
Kepala Subdivre 6 Bulog Pekalongan Iwan Nurwansyah mengungkapkan, beras program OPK yang didistribusikan ke warga melalui pemerintah daerah kondisinya layak konsumsi.
"Tapi kalau misalnya ditemukan ada yang tidak layak, kami siap mengganti, berapapun silakan dikembalikan untuk diganti," katanya.
Iwan memperkirakan beras yang tidak layak konsumsi itu karena pengaruh penyimpanan yang sudah lama. Terakhir kali beras hasil panen yang masuk ke Bulog untuk disimpan di Bulog pada September 2014.
"Mekanisme di internal kami kan kalau beras yang Duluan Masuk Berarti Harus Keluar Dulu," ujarnya.
Menurut dia, peristiwa di Desa Karangjati itu luput dari pengawasan saat tiba di gudang.
"Beras itu kan masuk berton-ton ke gudang. Dalam jumlah besar itu, tidak bisa diperiksa semuanya, makanya ada yang sedikit berbeda. Itulah mungkin yang ikut terkirim ke Desa Karangjati," papar Iwan.
Sumber
Quote:
Ratusan Warga Karangjati Tegal Kembalikan Beras OPK Akibat Rusak
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL- Ratusan warga Desa Karangjati Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal berbondong-bondong ke balai desa setempat untuk mengembalikan beras Operasi Pasar Khusus (OPK) yang didistribusikan oleh Subdivre Bulog 6 Pekalongan dalam kondisi rusak.
Akibatnya, beras yang dikemas dalam karung 15 kilogram (kg) seharga Rp 1.600 per kilogram tersebut tidak dapat dikonsumsi dan dikembalikan ke gudang Bulog.
Kepala Desa Karangjari Kecamatan Tarub, Aedi Suhito membenarkan jika beras OPK itu dalam kondisi mener (beras pecah), berdebu, bewarna kecoklatan dan hampir hancur.
Bahkan, kata dia, kondisi beras yang diterima warga itu memang tidak layak konsumsi, sebab Baunya Busuk,banyak menir (beras yang sudah pecah).
"Beras OPK ini dikirim Bulog pada (2/1) dengan jumlah 281 karung. Lalu setelah didistribusikan ke masyarakat pada Rabu (6/1) lalu saat diperiksa ternyata beras itu rusak, makanya warga mengembalikan.
Menurut saya beras seperti ini mestinya untuk makanan bebek, daripada manusia," ujar Aedi Suhito, Kamis (8/1/2015).
Dia menambahkan, saat menerima pihaknya tidak menduga akan menerima beras dalam kondisi rusak, pasalnya pihaknya sudah percaya kepada Bulog.
sumber
"Mekanisme di internal kami kan kalau beras yang Duluan Masuk Berarti Harus Keluar Dulu," ujarnya.

0
4.7K
Kutip
46
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan