Penggila Rock & Roll tanah air pasti kenal betul
dengan legenda sekelas Jimi Hendrix, Led Zeppelin,
atau the Beatles. Namun tahukah kalau satu
dekade sebelumnya ada legenda Rock & Roll asal
Indonesia yang menginspirasi musisi dunia? Itulah
The Tielman Brothers.
The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu
memperkenalkan music rock jauh sebelum The
Beatles maupun Rolling Stones dikenal. Kakak
beradik asal Kupang ini juga merupakan band
Indonesia pertama yang berhasil menerobos
belantika internasional di era ‘50-an yang
kemudian menjadi perintis Rock & Roll di Belanda.
Paul McCartney, salah satu pentolan The Beatles
bahkan mengaguminya. Suatu ketika The Beatles
manggung di Jerman, dan sempat melihat
penampilan The Tielman Brothers menggunakan
Hofner Violin Bass berikut atraksi panggungnya
yang super atraktif dan menghibur. Paul kepincut
melihat The Tielman Brothers melompat-lompat,
berguling-guling, serta menampilkan permainan
gitar, bass, dan drum yang memukau.
Andy Tielman sang frontman bahkan telah
mempopulerkan atraksi permainan gitar dengan
gigi, memainkannya di belakang kepala atau badan,
jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimy Page, atau Ritchie
Blackmore terkenal. Dari situ lah Paul merasa
jatuh cinta di pandangan pertama pada mereka.
Perpaduan style bermain gitar meliuk a la Heavy
Metal ’80-an, aksi panggung liar a la Punk Rock,
bermain drum sambil berdiri a la Lars Ulrich dan
permainan bass a la Korn sudah jauh
diperkenalkannya sebelum band-band rock besar
itu lahir. Orang-orang Belanda lebih mengenal The
Tielman Brother sebagai band “Indorock”,
perpaduan musik Indonesia yang memiliki akar
keroncong dengan musik Rock Barat.
Nama Tielman Brothers diambil dari nama
belakang sang Ayah, Herman Tielman. Dari Herman
pula kemampuan musik mereka diasah. Herman
sendiri merupakan seorang kapten tentara KNIL—
tentara bayaran Belanda—dan sering bermain
musik bersama rekan sejawat di Surabaya. Dari
kota itu pulalah, The Tielman Brothers mengawali
perjalanan musiknya. Tepatnya pada 1945, masa
kemerdekaan Indonesia. Bersama Jane, saudara
perempuan mereka, keempat bersaudara ini kerap
membawakan lagu-lagu dan tarian daerah.
Penampilan perdana mereka bermula di acara
pesta rumah yang sontak membuat kagum teman-
teman Herman. Mereka membawakan lagu-lagu
yang sulit dimainkan seperti Tiger Rag dan 12th
Street Rag. Sejak itu mereka sering tampil di
acara-acara pribadi di Surabaya. Kepiawaian
memainkan alat musik mereka berawal dari
ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass
yang kemudian diikuti oleh saudara-saudaranya
yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou
mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar.
The Tielman Brothers pun melangkahkan kaki ke
Jakarta pada 1949. Bahkan mereka pernah tampil
di Istana Negara di depan Presiden Soekarno
sebelum akhirnya mereka hijrah ke Belanda pada
1957. Di negeri kincir angin tersebutlah mereka
memasuki dapur rekaman yang berlanjut pada
petualangan menjelajah benua Eropa, hingga
akhirnya mampu memberi pengaruh luar biasa di
belantika musik Rock dunia kala itu. Saking
besarnya pengaruh mereka, penikmat musik
Belanda sampai mengganjar mereka dengan gelar
The Godfather of Dutch Rock & Roll atau The
Uncrowned King of Indorock.
Sayang kegilang-gemilangan itu harus terhenti.
The Tielman Brothers bubar pada 1976. Pun
begitu, karya mereka terlalu mewah untuk
ditinggalkan. Terbukti, beberapa koleksi mereka
masih bisa dilihat di YouTube dengan puluhan ribu
pengunjung. Salah satu unggahan bahkan berhasil
menyedot hingga ratusan ribu pengunjung. Di atas
itu semua, The Tielman Brothers telah
menggoreskan sejarah sebagai grup musik Rock
Indonesia yang menjadi sumber inspirasi berbagai
legenda Rock & Roll dunia.