- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kaleidoskop: Isu Panas Mahasiswa Jogja selama 2014


TS
mienon
Kaleidoskop: Isu Panas Mahasiswa Jogja selama 2014
Selama 2014 banyak isu yang menghangat di kalangan mahasiswa Jogja. Isu ini ada yang lahir dari peristiwa nasional, ada pula yang hadir dari peristiwa lokal. Berikut kaleidoskop isu panas mahasiswa jogja selama 2014:
1. Roy Suryo (Januari-Mei 2014)
Quote:
Tokoh yang konon dikenal sebagai pakar telematika (konon lho ya) ini tercatat beberapa kali berhasil menarik perhatian mahasiswa Jogja. Mulai dari dia yang tiba-tiba ditunjuk sebagai Menpora, ia tidak membayar warung setelah makan rawon di surabaya, ia yang tiba-tiba naik pesawat dan duduk di kursi orang lain, ia tertipu saat membeli sepeda fixie secara online, dan lain sebagainya. Tapi bukan karena itu Roy Suryo dibicarakan secara khusus oleh mahasiswa Jogja. Ia dibicarakan karena selama ia menjadi menteri, banyak baliho di Jogja yang tiba-tiba disulap menjadi galeri foto Roy Suryo. Akibatnya, kemanapun mahasiwa pergi, baik saat mau makan, ke kampus, ke kost gebetan, mau ketemu mantan, atau ke kampus, selalu melihat wajah Bapak Roy Suryo. Terakhir adalah ketika di jogja banyak baliho Roy Suryo yang mengucapkan terimakasih kepada masyarakat jogja, seolah-olah dia telah terpilih sebagi anggota DPR, padahal ternyata dia kalah suara.

2. Kelud dan abu vulkanik. (Februari 2014)
Quote:
Bencana meletusnya Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 menyemburkan abu vulkanik yang berlimpah. Abu bahkan sempat menutupi seluruh wilayah Jogja selama beberapa minggu. Masa-masa ini hampir setiap mahasiswa tiba-tiba menjadi geolog atau ahli kesehatan. Tema yang diomongin mulai dari cara mmenggunakan masker yang benar menurut ilmu kedokteran sampai kandungan material abu vulkanik. Bahkan ada yang sampai kultweet dan tweetwar tentang tema abu vulkanik. Tetapi ada pula mahasiswa yang menggalang dana bantuan untuk korban dan ada yang berangkat ke lokasi bencana untuk membantu di barak evakuasi. Tapi sebagian besar, ribut masalah abu.

3. Gunung Sinabung (Maret 2014) dan Manado Banjir
Quote:
Tahun 2014 bisa dikatakan sebagai tahun bencana alam. Setidaknya ada tiga bencana alam besar yang terjadi di negeri ini: Banjir di Manado, Meletusnya Gunung Kelud dan Sinabung. Banyak mahasiswa Jogja yang berkabung. Ada yang keluarganya dan saudaranya jadi korban, ada yang berkabung karena alasan kemanusiaan, ada pula yang ikut-ikutan ngobrolin bencana karena sedang hangat. Tapi tentu tidak hanya berkabung. Banyak mahasiswa yang berangkat menjadi relawan ke daerah sekitar bencana. Ada pula yang melakukan penggalangan dana untuk disalurkan kepada korban. Jogja Student sendiri melakukan penggalangan dana bersama @KaskusOANC, @BPC_JOGJA, @bpijogja, dan beberapa komunitas lain.

4. Jogja ora didol (Maret 2014-sampai sekarang)
Quote:
Ini termasuk isu paling panjang yang hangat di kalangan mahasiswa Jogja. Jogja ora Didol adalah puncak dari beberapa respon masyarakat terhadap kepemimpinan Haryadi Suyuti sebagai walikota Jogja. Kekecewaan pertama mahasiswa terhadap Haryadi bermula ketika pemkot menghapus Car Free Day tiap Jumat di lingkungan Balaikota. Ia pun dituduh menghapus gerakan Sego Segawe alias sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe (sepeda untuk sekolah dan bekerja). Isu ini diikuti gerakan Mencari Haryadi. Gerakan yang digagas oleh para seniman karena Haryadi sebagai walikota dianggap telah absen dalam melakukan penataan ruang publik, sampah visual, dan persoalan urban lainnya.Kekecewaan publik terhadap walikota semakin membesar lantaran banyaknya hotel-hotel dan mall megah yang berdiri di Jogja. Muncullah gerakan Jogja Ora Didol. Hampir setiap mahasiswa terlibat aktif membicarakan isu ini. Ketika mahasiswa sedang terkena macet misalnya, ia kemudian berkicau “Jogja sekarang macet! #JogjaOraDidol.” Padahal dia juga naik mobil. Ketika mahasiswa melihat pembangunan hotel dan mall di mana-mana, ia berkicau “Jogja Kota Mall. #JogjaOraDidol” Padahal kalau ada Sale akhir tahun di Mall, ia juga ikutan berburu diskon. Ya. Hampir setiap mahasiswa membicarakan isu ini, memproduksi isu ini. Ada yang betulan peduli dengan Jogja dan terlibat aktif, ada pula yang ikut-ikutan karena tren. Terakhir panas adalah isu logo jogja yang menjadi TOGUA.

5. Pilpres (Juni-Juli 2014)
Quote:
Pemilu tahun ini sukses menarik perhatian semua orang. Banyak mahasiswa yang mendadak jadi pengamat politik atau politisi. Analisa dan dukungan politik ditampilkan begitu vulgar, nyinyir, dan kadang kasar. Akibatnya media sosial di kalangan mahasiswa tidak pernah sepi dari analisis politik, kultweet, tweetwar, bahkan saling ejek pribadi. Dendam lama terbongkar. Seolah-olah diskusi politik, padahal aslinya cuma saling bongkar aib lantaran gebetannya pernah ditikung. Ini bulan-bulan paling melelahkan dalam jagat media sosial mahasiswa Jogja.

6. Piala Dunia (Juni-Juli 2014)
Quote:
Pesta sepak bola dunia sempat menjadi isu yang dibicarakan oleh mahasiswa Jogja sebulan penuh. Mahasiswa yang tidak update tentang piala dunia akan tersingkir dari jaringan pertemanan, bahkan dengan sendirinya akan terkucilkan. Supaya tidak kelihatan kudet, banyak mahasiswa yang setiap saat selalu ngetweet tentang bola dan nobar tiap hari. Ada pula yang selalu berburu merchandise tim kesayangan kemudian selfie. Kalau semua kicauan mahasiswa jogja saat itu dikumpulkan, mungkin cukup untuk jadi satu buku tentang strategi bermain sepak bola yang baik dan benar.

7. Florence Sihombing (Agustus 2014)
Quote:
“Kicauanmu harimaumu” begitulah kira-kira orang menyipulkan dari peristiwa yang dialami Florence Sihombing. Florence sudah meminta maaf atas kicauannya yang dituduh menghina Jogja, tapi mahasiswi Kenotariatan UGM itu tetap harus menghadapi tuntutan hukum. Sidang Komite Etik UGM pun menjatuhkan sanksi. Ketika peristiwa ini terjadi, hampir semua mahasiswa Jogja turut mengomentari. Kasusnya menjadi panjang karena banyak yang merasa tersinggung. Alhasil, Florence dihakimi secara sosial dan ‘naik daun’ dengan julukan ‘Ratu SPBU’.

8. Klitih Jogja (Oktober 2014)
Quote:
Hampir semua mahasiswa jogja membicarakan klitih. Hampir semua mahasiswa Jogja juga baru tahu istilah klitih. Klitih sempat menghangat karena aksinya berulangkali membuat teror. Lokasi sering terjadinya tindakan klitih adalah di daerah jembatan lempuyangan, Jembatan Janti, Kota Baru, Kridosono, sektar JEC, sekitar XT Square, ringroad barat, jalan magelang, Ringroad sekitar UMY, jalan Solo, dan Jalan Monjali. Klitih sendiri sebenarnya adalah sekelompok anak SMP atau SMA yang gemar menghabiskan waktu untuk tawuran dengan sekolah lain dan sok-sokan jadi jagoan jalanan. Mereka bergerombol membawa senjata tajam dan dengan semena-mena menghadapi lawanya dengan keji. Mereka biasa beroperasi setiap sore sepulang sekolah hingga larut malam. Akibatnya, mahasiswa yang biasanya nongkrong sampai larut malam harus bobok nyenyak di kost daripada nongkrong dan di jalan bisa terkena klitih.

9. Diskualifikasi PSS Sleman (November 2014)
Quote:
Kesebelasan PSS Sleman terkena diskualifikasi dari Devisi Utama Liga Indonesia setelah laga dengan PSIS Semarang. PSIS dituduh melakukan praktik sepak bola gajah di babak delapan besar karena ingin menghindar dari Borneo FC di semifinal. Dalam video yang tersebar di Youtube terlihat kalau semua gol yang tercipta pada pertandingan dengan skor 3-2 untuk kemenangan PSS merupakan gol bunuh diri. Akibatnya, pelatih PSS Sleman, Hery Kiswanto, dihukum tidak boleh berkecimpung dalam dunia sepak bola Indonesia seumur hidup dan denda 200juta. Komisi Disiplin PSSI juga mematikan karir dan hak hidup kepada tiga pemain PSS berupa larangan terlibat di sepakbola seumur hidup dan denda 100 juta. Sepak bola gajah mengundang polemik di kalangan mahasiswa Jogja, tetapi hukuman dari PSSI juga dianggap kelewatan. Hukuman berupa larangan berkecimpung di dunia sepak bola selama seumur hidup bagi pemain dan pelatih sepak bola sama saja larangan sekolah bagi anak nakal. Hukuman macam ini melanggar hak asasi manusia karena mematikan karir dan hak hidup mereka sebagai pemain sepak bola.

10. Maba 2014 mulai kuliah
Quote:
Hanya dua kalangan mahasiswa yang membicarakan isu ini. Pertama adalah mahasiswa tua. Mereka bingung karena skripsinya belum selesai-selesai, padahal sudah ada Maba lagi. Hingga saat ini mereka yang bingung itu mungkin skripsinya belum selesai juga. Mungkin lho ya. Kedua adalah mahasiswa Jomblo. Dari puluhan ribu mahasiswa baru, mahasiswa dari kalangan ini berharap bisa mendapatkan satu sebagai pasangan hidup. Tapi harapan sebatas harapan. Mungkin sampai saat ini juga masih Jomblo saja.

Sumber
Quote:
Tambahan :
11. Perayaan Pasar Malam "SEKATEN" (November 2014- Sekarang)
Quote:
ekait dengan sekaten ini Sultan mengatakan bahwa zaman walikota Yogyakarta Mr.Sudaraisman Poerwokusumo, Sri Sultan HB IX Almarhum telah berkenan merestui usulannya agar dalam turut menyambut datangnya sekaten Pemerintah Kota Yogyakarta diperkenankan menyelenggarakan Pasar malam sekaten dan gelar budaya rakyat dialun-alun utara kagungan dalem dengan sayarat harus mandiri dan tidak membebani APBD. Hingga sejak itu tandas Sultan HB X selain tradisi sekaten sebagai hajad dalem sebelumnya juga digelar Pasar malam dan gelar budaya rakyat.

Diubah oleh mienon 29-12-2014 20:18
0
7K
Kutip
50
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan