Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bhayokajaAvatar border
TS
bhayokaja
Gunung Munara; Climbing Course Buat Bini Ane...
Maaf gan, newbi mo bikin CatPer,,,
Kalo ada yg kurang rapih, kasih saran ya gan...
Sebelumnya maaf, kalo misalnya Cerita ane ga termasuk Kategori OANC,, bilangin ya gan,,, jangan di buli.. emoticon-Matabelo hehe

Lokasi : Gunung Munara (lebih tepatnya Bukit Munara)
Waktu : Sabtu tanggal 23 nopember 2013

gunung munara :


Sejak SMP, mendaki gunung dah jadi hobby saya, dari bukit2 pendek di kawasan bogor sampai gunung tertinggi di pulau jawa sudah pernah saya daki. Namun ada yg berbeda pada "jalan-jalan" kali ini. Saya memberanikan diri mengajak istri saya belusukan ke dalam hutan, stelah sebelumnya agak khawatir akan kondisi kesehatannya yg 2 bulan terakhir ini agak kurang baik, bahkan seminggu sebelum kegiatan ini, istriku ini sempat dirawat di rumah sakit Selama 4 hari karena lambungnya kumat,, sakit maagnya dah lumayan akut. Tapi dasar istriku si bungsu manja yg kadang keinginannya memang harus diturutin, apalagi setelah dia sering dengar cerita2 seru ku selama mendaki gunung. Akhirnya, hari itu sabtu tanggal 23 nopember 2013, ane memilih gunung Munara sebagai destinasi pendakian kali ini. Sekaligus ngelatih doi,, rencananya awal taun 2014 ane ngajak doi ke Papandayan gan,,, eh kesampean, ga nyampe taun baru, tepatnya tanggal 24-26 Desember ane berhasil ke Papandayan ma do, (CatPer - nya Nyusul gan)

Gunung Munara sebetulnya lebih tepat disebut bukit, karena ketinggiannya kurang dari 800 mdpl. Lokasinya sangat dekat dari rumah kami di sawangan depok, bermodal motor matik hadiah pernikahan kami dari ibu saya, hanya butuh 1 iam kami sudah sampai di kaki bukit gunung munara, di kawasan Rumpin Bogor. Hal inilah salah satu alasan saya untuk mengajak istri saya ke sana, ketinggian yg tidk trllu tinggi, jarak yg dekat, suhu yg tdk dingin bahkan tergolong panas. Jadi tdk perlu mempersiapkan logistik dan peralatan yg ribet buat bisa menikmati perjalanan ini.

Perjalanan dimulai pukul 10 pagi dari rumah mertua saya, menyusuri jalan raya parung, kemudian belok ke arah ciseeng, dari simpang perempatan ciseeng kami ambil lurus ke arah rumpin, kemudian bertemu dengan pertigaan ciampea - rumpin, kami belok kanan ken arah rumpin, terus memilih jalan ke arah parung panjang. Pukul 11, kami sampai di depan gang menuju kampung yg menjadi pintu masuk gunung munara. Kami memutuskan utk membeli bekal makanan di warteg yg berada dekat dengan gang itu. 2 nasi bungkus dan 1 botol air mineral saya rasa cukup untuk perbekalan kami diatas sana.

kemudian kami lanjutkan perjalanan menuju pintu masuk gunung munara, pintu masuknya berupa jembatan yg menyrbrangi sebuah sungai yg airnya lumyan jernih. Banyak warga di kampung ini yg memanfaatkan sungai tersebut untuk mandi dan mencuci. Kami menitipkan motor di depan rumah warga. Selepas zuhur, pendakianpun dimulai.

Menyebrangi sungai kami disambut dengan sawah yang ditanami padi dan sebuah gubug dibawah pohon besar yg berada di pinggir sungai. Ada beberapa pemuda dan bapak2 warga sekitar yg sedang ngobrol2 mungkin sedang beristirahat dari aktifitasnya di sawah maupun kebun2 yg terletak di sekitar gubuk itu. perjalanan menyusuri pematang sawah yg perlahan mulai menanjak, kami disambut dengan pepohonan cendana yg rapi, sepertinya pohon ini sengaja ditanami untuk keperluan reboisasi lahan. Tidak berapa lama, kami sampai pada kawasan hutan bambu yg lumayan rimbun.

Foto penampakan gubuk, yang cantik itu istri ane gan :

Foto Pohon reboisasi gan :


hutan bambu :


POS 1
Dari hutan bambu perjalanan mulai menjadi kendala bagi istri saya, karena cuaca yg panas dan medan yg mulai menanjak curam, batu-batu besar yg berukuran antara diameter 2 - 5 meter menyambut kami, sungguh pemandangan yg jarang ditemui di tempat2 lain. Keringat mulai membasahi kening sampai ke dagu kami berdua. Bahkan baju kamipun sudah basah oleh keringat. Beberapa saat kemudian kami tiba di sebuah warung yg terletak tepat dibawah pohon besar. Di pohon itu terdapat plank bertuliskan "Bismillahirrahmanirrahiim, SELAMAT DATANG DI KERAMAT GUNUNG MUNARA, SEMOGA SEGALA HARAPAN ANDA DAPAT TERKABUL".

Plank & Warung gan :


dari warung itu, sekitar 5 menit perjalanan mendaki, kami sampai pada pos 1, terletak di bawah tebing batu yg tidak terlalu tinggi.

Pos 1 Gan



MENUJU POS 2

Perjalanan kami lanjutkan dengan menyusuri dasar tebing yg berada sebelah kanan, dan jurang yg tidak terlalu dalam di sebelah kiri, tanaman semak belukar mendominasi jalur ini. Dijalur ini kami menemukan beberapa bangkai kaljengking yg ukurannya lumayan besar. Lalu kami berpapasan dengan 3 orang warga pribumi yg sedang memanen buah durian, bagian bawah gunung ini memang masih banyak ditumbuhi pohon durian. Sayangnya waktu itu tidak tercium wangi durian, mngkin durian yg dipanen memang belum masak. Kami lanjutkan perjalanan yg semakin lama semakin terjal.

Panen Durian :


Pada tahap berikutnya, kami sampai pada sebuah tempat yabg terdapat batu2 besar yang saling bertumpuk dan celah2nya membentuk ruangan menyerupai goa. Sungguh pemandangan yg cukup menakjubkan, tapi sayang banyak tangan2 tak bertanggung jawab yg mencoret2 dinding batu2 tersebut, di atas batu2 tersebut banyak ditumbuhi tanaman bahkan pohon besar sejenis beringin yang akarnya bergelantungan sampai ke bawah, wuiihhh,, kami berjalan menyusuri celah antara batu dan akar2 tersebut. Di atas batuab tersebut kami juga disambut lagi dengan batu2 raksasa yang mungkin karena gempa atau goncangan keras di masa lalu, membuat batu2 besar tersebut retak, dan retakannya membuat celah seukuran sekitar 50cm, mengingatkan saya akan film 127 hours yg juga menjadikan batuan seperti ini sebagai setting film tersebut. Ada beberapa batu berukuran kecil sekitar 50 cm diameternya yang tersangkut di antara celah2 itu. Menanjak sedikit sampai unjung batuan tersebut, sepuluh menit kemudian kami tiba di pos 2.

Foto Goa Batu dan Akar2 Gantung :






POS 2
di pos ini terdapat sebuah plank besar berwarna biru yg didirikan oleh pemerintah kabupaten bogor yang isinya bertuliskan SITUS GUNUNG MUNARA, dan beberapa pasal Undang-Unsang tentang Wisata, budaya dan Sumber daya alam. Tepat di depan plank tersebut terdapat warung yang pemiliknya sangat ramah menyambut wisatawan yg datang. Pos ini cukup luas dan cukup untuk mendirikan 15 - 20 tenda. Terdapat makam dan situs sejarah yang merupakan tempat petilasannya presiden pertma kita Ir. Soekarno, terdapat juga batu besar yang diatasnya terdpat cerukan berbentuk telapak kaki berukuran besar, legenda setempat menyebutkan itu adalah telapak kaki kabayan, wallahu a'lam. Terdapat juga sebuah makam, yg ditandai 2 buah batu yg diselimuti kain berwarna putih, saya tidak tau jasad siapa yang dikubur di dalamnya. Makam ini adalah spot favorit para peziarah yang datang ke gunung ini. Di tempat ini jg terdapat mushola untuk tempat beribadah.

pic Pos 2 nih gan :





perbandingan ma kaki ane gan :

ada orang peziarah lagi berdoa, depannya makam gan:



PUNCAK BATU BENTANG

Setelah puas istirahat dan foto2'di Pos 2, kami melanjutkan perjalanan mengambil arah kiri dari plank, kami memasuki kawasan hutan landai yg ditumbuhi rumput dan semak belukar, jangan lupa bawa lotion anti nyamuk, karena kawasan ini dipenuhi nyamuk yg membuat bagian tubuh kami yg tdk tertutup habis2an menjadi serangan nyamuk. Setelah melewati "hutan nyamuk" perjalanan kembali menanjak, sampailah kami pada sebuah tempat yang terdapat sebuah batu besar lonjong yang berdiri gagah yang seolah2 sedang menunjang langit. Kami cukup terkesima dengan batu tersebut.

nih batu lonjongnya gan :


Perjalanan dilanjutkan melalui jalan setapak menanjak dan curam, harus berhati-hati melalui jalur ini, jalur ini berbentuk punggungan sempit yang kanan kirinya jurang. Perlahan namun pasti kami menyibakkan semak-semak yang tingginya sama dengan tubuh kami.
jalur semak berbatu gan :

Jalur sempit kanan jurang :


Tepat pukul 2 siang di ujung punggungan kami berjumpa batu besar yang menghalangi jalur kami, ada pijakan sempit dibawahnya yang harus kita lalui pelan-pelan dan hati2,, melewati pijakkan tersebut, masih ada batu besar lainnya yang harus kami lalui. Kami menaiki batu itu pelan2, dibalik batu itu, sampailah kami di puncak, yang di dominasi dengan batuan-batuan besar dan lebar. Batuan ini juga yng disebut batu bentang. Spot ini hanya cukup untuk satu buah tenda. Pemandangan cukup terbuka ke arah timur,,, hamparan tanah datar dan perumahan penduduk terlihat di bawah sana. Spot yg asik untuk berfoto ria. istri saya sangat takjub, dan terlihat sangat senang. Ini pertama kalinya dia melakukan "jalan-jalan" dengan mendaki bukit. Dia tidak pernah menyangka, bisa berhasil sampai puncak. Padahal selama perjalanan, dia beberapa kali mengungkapkan keputusasaan, dan bilang ga sanggup melakukan perjalanan. Tapi ternyata, usaha dan keringatnya terbayar sudah dengan keindahan yang didapatkannya dari ketinggian puncak gunung munara.. Sambil bersantai dan menikamati suasana, kami membuka bekal nasi bungkus yg kami beli di bawah tadi. Ada satu batu yang menarik perhatian kami, batu itu berbentuk seperti kodok yabg sedang membuka mulutnya, dibagian bawah "rahang mulutnya" ada batu datar yang bisa dijadikan tempat untuk duduk2 dan melihat pemandangan ke arah timur.. Wow,,, exciting banget....

Puncak gan :



batu mirip kodok lagi mangap gan :



TURUN

Setelah puas berfoto dan bermesraan ria berdua saja di puncaka sana, satu jam kemudian, kami memutuskan untuk turun. Kembali ke pos 2 dan mendengarkan cerita si bapak tua pemilik warung, sambil minum kopi. Beberapa cerita mistik diceritakannya, yang menarik dia sempat 2 kali di datangi sosok yang mirip sekali dengan bung Karno.

Pukul 4 sore kami sudah sampai di perkampungan warga. Kami memutuskan untuk langsung pulang, tdk lupa saya "menyalami" pemilik rumah tempat penitipan motor dengan uang 10rb rupiah. Jam 5 kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Sungguh perjalanan yg menyenangkan untuk sekedar menghilangkan rasa kangen saya mendaki gunung. Mudah2an akhir bulan desember nanti, istri saya dan saya dalam keadaan sehat wal'afiat. Karena saya sedang menyusun rencana pendakian ke gunung papandayan garut. Amiinn. Saya anggap pendakian gunung Munara inu sebagai ajak pemanasan buat istri saya. Ternyata mendaki bersama orang yang kita sayangi itu asyik juga lohh.....

dah segitu cerita ane gan,,,

route :

Depok - Parung - Ciseeng - Rumpin - Arah Parung Panjang (Cisauk), ga jauh ada gang sebelah kiri, ikutin aja sama tanya2,, sampe dah.

Thanks KasKus and sluruh Penghuni OANC
Wassalam....
0
13K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan