Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victimofgip21Avatar border
TS
victimofgip21
Dua Pelaku Teror di Buru, Pelaku Ternyata Ada Dalam Kelas Waktu Penembakan
Aksi teror di markas Charlie Hebdo pada Rabu (7/1) melahirkan ketegangan di Kota Paris, Prancis. Hingga Kamis (8/1), aparat masih menjaga ketat tempat ibadah, kantor media, dan distrik komersial. Sementara itu, pengejaran terhadap dua pelaku yang teridentifikasi sebagai kakak beradik, Cherif dan Said Kouachi, kian intensif.

Perdana Menteri (PM) Manuel Valls menyatakan bahwa biro intelijen juga memiliki catatan tentang Cherif dan Said. Maka, intelijen Prancis ikut aktif dalam perburuan dua pelaku utama tersebut. ’’Mereka berbahaya, bersenjata, dan masih bebas berkeliaran. Yang menjadi kekhawatiran terbesar kami saat ini adalah mereka bisa saja melancarkan serangan baru kapan pun,’’ paparnya.

Begitu insiden maut di lantai dua markas media satir tersebut pecah, polisi langsung bergerak. Mereka berusaha melacak pelaku lewat bukti-bukti awal yang terkumpul. Sejauh ini, aparat sudah mengamankan sedikitnya tujuh orang yang diduga terlibat dalam aksi teror yang merenggut 12 nyawa itu. Sayangnya, polisi belum mau banyak berkomentar tentang tujuh orang yang kini mereka amankan tersebut.

’’Intelijen memang aktif terlibat dalam perburuan kali ini. Tapi, tidak pernah ada yang namanya nihil risiko dalam peristiwa besar seperti ini,’’ lanjut Valls. Karena itu, dia memerintah seluruh aparat di seantero penjuru negeri untuk siaga. Sebab, beberapa pekan terakhir, Prancis memang menerima berbagai ancaman teror dan peringatan keamanan.

Kemarin pagi kepolisian nasional menerbitkan buletin berisi foto wajah dan keterangan singkat mengenai tindakan kriminal dua pelaku tersebut. Cherif memiliki catatan yang lebih panjang ketimbang kakaknya, Said. Pada 2008 pria 32 tahun itu terbukti melakukan tindak terorisme. Dia terlibat dalam jaringan militan yang mengirimkan sejumlah individu berpaham radikal ke Iraq.

Cherif bukan nama yang asing lagi bagi polisi antiteror Prancis. Pria yang memiliki nama alias Abu Issen tersebut tercatat sebagai anggota Jaringan Buttes-Chaumont yang aktif mengirimkan pejihad ke Iraq. Saat itu dia memang merekrut muslim radikal dari Prancis untuk bergabung dengan Al Qaeda dan memerangi pasukan Amerika Serikat (AS) yang mereka anggap menginvasi Iraq.

Cherif tertangkap saat hendak terbang ke Syria dalam perjalanannya menuju Iraq. Terbukti mendukung terorisme, dia mendapatkan hukuman tiga tahun penjara, termasuk 18 bulan masa percobaan. Dua tahun kemudian, nama Cherif kembali muncul pada radar polisi. Dia terlibat dalam upaya kaburnya Smain Ait Ali Belkacem dari penjara. Belkacem adalah dalang pengeboman stasiun kereta api Musee D’Orsay.

Kemarin polisi terpaksa menerbitkan buletin tentang Kouachi bersaudara karena masih tetap tidak mendapatkan petunjuk apa pun setelah mengubek-ubek Kota Reims di wilayah Champagne-Ardenne. Karena kedekatan Cherif dengan individu-individu radikal Prancis yang lain, polisi lantas menyebarkan mugshot dua pelaku ke seluruh penjuru negeri.

Saat polisi sibuk memburu Kouachi bersaudara, Mourad Hamyd malah menyerahkan diri kepada polisi. Pemuda 18 tahun yang merupakan saudara tiri Cherif itu sengaja mendatangi kantor polisi setelah mendengar namanya disebut-sebut dalam aksi keji di markas Charlie Hebdo. ’’Dia menyerahkan diri setelah membaca media sosial yang mengaitkannya dengan teror di Paris,’’ kata Agnes Thibault-Lecuivre.

Hamyd konon merupakan pelaku ketiga yang mengemudikan mobil. Kabarnya, pelaku ketiga tersebut juga memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah. Tetapi, Hamyd mendapatkan pembelaan dari teman-teman kampusnya. Melalui tagar #MouradHamydInnocent di Twitter, mereka bersaksi bahwa penduduk Kota Charleville-Mezieres itu berada di kelas saat penembakan tersebut terjadi.

Tepat tengah hari kemarin, Presiden Francois Hollande memimpin hening cipta yang diikuti serentak oleh seluruh rakyat Prancis. Bendera setengah tiang berkibar di sudut-sudut negeri. Sistem peringatan teror juga masih berada pada level tertinggi. Sedikitnya 800 personel militer tambahan disebar ke titik-titik rawan di ibu kota. Prancis shock menghadapi teror terburuk yang terjadi dalam dua dekade terakhir itu.

’’Prancis telah diserang langsung ke jantung ibu kotanya, tempat dimana semangat kebebasan dan pertahanan berembus,’’ ungkap Hollande. Sebelum memimpin hening cipta, dia sempat menggelar rapat keamanan bersama para petinggi Prancis. Dia juga bertemu dengan Nicolas Sarkozy. Itu merupakan pertemuan kali pertama dua tokoh Negeri Anggur tersebut sejak Sarkozy tidak lagi menjabat presiden.

Aksi teror tersebut secara tidak langsung telah mempersatukan Prancis. Bukan hanya rakyatnya, tetapi juga para politisi dan jajaran pemerintahan. Sebab, kini mereka menghadapi ancaman yang sama. Yakni, warga Prancis yang radikal dan punya kesempatan mengikuti pelatihan teror atau berjihad di luar negeri. Begitu kembali ke Prancis, warga itu ternyata tidak segan menyerang sesama warga.


Sumber: www.jawapos.com/baca/artikel/11222/Dua-Pelaku-Teror-Charlie-Hebdo-Diburu

Nah ini fakta bagi otak kopong yang masih saja percaya sama permainan busuk zionis ini.
Diubah oleh victimofgip21 09-01-2015 01:21
0
8.1K
165
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan