- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Aksi gila yang bikin penumpang di KRL resah


TS
yokono
Aksi gila yang bikin penumpang di KRL resah


Quote:

Meski kerap berdesak-desakan, kereta rel listrik (KRL) tetap menjadi alat transportasi pilihan kebanyakan masyarakat komuter. Efektivitas waktu menjadi barang mahal yang tak didapati pada alat transportasi yang lain, kala Jakarta nyaris 'stuck' karena macet.
Menjadi alat transportasi primadona, KRL - yang kini diberi embel-embel 'Commuter Line' - tak lepas dari masalah. Persoalan, bahkan penyakit sosial kerap terjadi di dalam gerbong besi yang membawa penumpang yang bergegas setiap harinya. Tak jarang, persoalan ini pun akhirnya berujung ke polisi.
Mereka yang berulah di dalam KRL dan meresahkan penumpang lain harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berikut ini aksi gila yang membuat penumpang KRL resah:
Spoiler for AKSI 1:
1. Tarik rem darurat

Ulah penumpang iseng menarik rem darurat kerap terjadi dalam perjalanan KRL. Namun sayangnya, siapa yang menarik rem tersebut jarang diketahui, karena kondisi gerbong yang biasanya cukup padat.
Hal ini seperti yang terjadi dalam perjalanan KRL Commuter Line rute Bogor-Jatinegara pada 8 Agustus tahun lalu sekitar pukul 07.00 Wib.
"Setelah rem darurat ditarik otomatis kereta api terhenti. Untuk diaktifkan atau dinormalkan kembali butuh waktu yang lama. Penumpang pun terpaksa dialihkan ke kereta yang lain," ujar Daru, petugas call center Commuterline.
Sekadar informasi, rem darurat ini terletak di setiap gerbong? Alat itu fungsinya untuk membuka katup yang terhubung ke saluran angin yang menjalar di sepanjang KA. Begitu diputar, tekanan udara di saluran akan terbuang, silinder mengunci, KA akan mengerem darurat.

Ulah penumpang iseng menarik rem darurat kerap terjadi dalam perjalanan KRL. Namun sayangnya, siapa yang menarik rem tersebut jarang diketahui, karena kondisi gerbong yang biasanya cukup padat.
Hal ini seperti yang terjadi dalam perjalanan KRL Commuter Line rute Bogor-Jatinegara pada 8 Agustus tahun lalu sekitar pukul 07.00 Wib.
"Setelah rem darurat ditarik otomatis kereta api terhenti. Untuk diaktifkan atau dinormalkan kembali butuh waktu yang lama. Penumpang pun terpaksa dialihkan ke kereta yang lain," ujar Daru, petugas call center Commuterline.
Sekadar informasi, rem darurat ini terletak di setiap gerbong? Alat itu fungsinya untuk membuka katup yang terhubung ke saluran angin yang menjalar di sepanjang KA. Begitu diputar, tekanan udara di saluran akan terbuang, silinder mengunci, KA akan mengerem darurat.
Spoiler for AKSI 2:
2. Copet

Copet adalah aksi yang sudah jamak terjadi dalam setiap alat transportasi dengan penumpang berjubel, tak terkecuali KRL. Meski sistem perjalanan KRL sudah perbaiki dan pengamanan ditingkatkan, nyatanya aksi copet masih terus menghantui para penumpang KRL.
Buktinya, seorang pencopet ditangkap di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan ditangkap petugas keamanan pada Rabu (15/10) pagi. Pencopet berbadan tambun tersebut kemudian dilucuti pakaiannya dan diborgol. Dipunggungnya diberi label 'Saya Copet'.
Melalui akun Instagram, PT. KAI Commuter Jabodetabek mengunggah foto copet tersebut. Foto tersebut banyak mendapat tanda 'Like'.

Copet adalah aksi yang sudah jamak terjadi dalam setiap alat transportasi dengan penumpang berjubel, tak terkecuali KRL. Meski sistem perjalanan KRL sudah perbaiki dan pengamanan ditingkatkan, nyatanya aksi copet masih terus menghantui para penumpang KRL.
Buktinya, seorang pencopet ditangkap di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan ditangkap petugas keamanan pada Rabu (15/10) pagi. Pencopet berbadan tambun tersebut kemudian dilucuti pakaiannya dan diborgol. Dipunggungnya diberi label 'Saya Copet'.
Melalui akun Instagram, PT. KAI Commuter Jabodetabek mengunggah foto copet tersebut. Foto tersebut banyak mendapat tanda 'Like'.
Spoiler for AKSI 3:
3. Pelecehan seksual

Kondisi penumpang yang berjubel dalam gerbong KRL seolah menjadi kesempatan bagi peleceh seksual yang ingin aksi bejatnya tidak disadari korban. Untungnya, banyak aksi 'si sakit' itu akhirnya ketahuan dan digagalkan.
Dari sekian modus yang digunakan para pelaku, ada satu modus baru yang akhirnya terbongkar, yakni pelaku nyempil di antara penumpang wanita yang duduk di kursi KRL.
Seperti yang dituturkan akun Putra Pakuan, pria yang setiap hari memakai jasa KRL dengan tujuan Bogor-Jatinegara pukul 7.05 WIB ini, sudah tiga kali melihat pelaku yang diduga melakukan pelecehan seksual dengan modus baru.
"Dia (pelaku) naik di Stasiun Bogor, yang jadi incaran dia terutama cewek muda," tulis Putra di grup Facebook KRL-Mania, Senin (3/11).
Putra mengaku sudah tiga kali bertemu dengan pelaku. Modus pelecehan seksual, pelaku selalu ikut nyempil di antara penumpang wanita muda, padahal kursi sudah tidak ada tempat kosong bahkan tidak muat meski ditambah satu penumpang lagi.
"Dengan mulut ditutup masker, dia pura-pura baca koran, kemudian pura-pura tidur dan akhirnya dia tidur di dadanya cewek sebelahnya," kata Putra.
Si penumpang wanita yang merasa tidak nyaman, hanya mendorong atau menghalangi kepala pelaku dengan tangan. Pelaku sepertinya melawan, dengan terus melakukan hal demikian hingga dia turun di Stasiun Karet.

Kondisi penumpang yang berjubel dalam gerbong KRL seolah menjadi kesempatan bagi peleceh seksual yang ingin aksi bejatnya tidak disadari korban. Untungnya, banyak aksi 'si sakit' itu akhirnya ketahuan dan digagalkan.
Dari sekian modus yang digunakan para pelaku, ada satu modus baru yang akhirnya terbongkar, yakni pelaku nyempil di antara penumpang wanita yang duduk di kursi KRL.
Seperti yang dituturkan akun Putra Pakuan, pria yang setiap hari memakai jasa KRL dengan tujuan Bogor-Jatinegara pukul 7.05 WIB ini, sudah tiga kali melihat pelaku yang diduga melakukan pelecehan seksual dengan modus baru.
"Dia (pelaku) naik di Stasiun Bogor, yang jadi incaran dia terutama cewek muda," tulis Putra di grup Facebook KRL-Mania, Senin (3/11).
Putra mengaku sudah tiga kali bertemu dengan pelaku. Modus pelecehan seksual, pelaku selalu ikut nyempil di antara penumpang wanita muda, padahal kursi sudah tidak ada tempat kosong bahkan tidak muat meski ditambah satu penumpang lagi.
"Dengan mulut ditutup masker, dia pura-pura baca koran, kemudian pura-pura tidur dan akhirnya dia tidur di dadanya cewek sebelahnya," kata Putra.
Si penumpang wanita yang merasa tidak nyaman, hanya mendorong atau menghalangi kepala pelaku dengan tangan. Pelaku sepertinya melawan, dengan terus melakukan hal demikian hingga dia turun di Stasiun Karet.
Spoiler for AKSI 4:
4. Teriak KRL akan tabrakan

Persoalan yang menimbulkan keresahan di KRL ini terbilang baru. Kemarin, Rabu (8/1) sekitar pukul 13.15 WIB, seorang penumpang kereta yang datang dari arah Jatinegara tiba-tiba saja teriak bahwa kereta yang mereka tumpangi akan tabrakan.
Peristiwa itu terjadi saat itu posisi kereta segera masuk Stasiun Duren Tiga, Kalibata. "Padahal kereta enggak ada masalah apa-apa. Tapi tiba-tiba dari gerbong atau kereta 6, ada yang teriak, kereta mau tabrakan," kata Humas KCJ, Eva Chairunnisa, kepada merdeka.com.
Teriakan itu membuat penumpang panik. Di tengah kepanikan itu, tiba-tiba seseorang datang bawa alat pemadam api. Alat itu langsung dipakai untuk memecahkan kaca.
Belakangan diketahui si pemecah kaca adalah Putut (19), mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Dia sempat diperiksa selama lima jam di Mapolsek Pancoran, namun akhirnya dilepas.
"Alasannya dia masih perlu untuk kuliah dan lain-lain," kata Kanit Reskrim Polsek Pancoran AKP Rusdy Dalby saat ditemui di ruangannya, Rabu (7/1) malam.
Meski demikian, si provokator yang meneriakkan KRL akan tabrakan hingga kini belum diketahui, apalagi ditangkap.

Persoalan yang menimbulkan keresahan di KRL ini terbilang baru. Kemarin, Rabu (8/1) sekitar pukul 13.15 WIB, seorang penumpang kereta yang datang dari arah Jatinegara tiba-tiba saja teriak bahwa kereta yang mereka tumpangi akan tabrakan.
Peristiwa itu terjadi saat itu posisi kereta segera masuk Stasiun Duren Tiga, Kalibata. "Padahal kereta enggak ada masalah apa-apa. Tapi tiba-tiba dari gerbong atau kereta 6, ada yang teriak, kereta mau tabrakan," kata Humas KCJ, Eva Chairunnisa, kepada merdeka.com.
Teriakan itu membuat penumpang panik. Di tengah kepanikan itu, tiba-tiba seseorang datang bawa alat pemadam api. Alat itu langsung dipakai untuk memecahkan kaca.
Belakangan diketahui si pemecah kaca adalah Putut (19), mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Dia sempat diperiksa selama lima jam di Mapolsek Pancoran, namun akhirnya dilepas.
"Alasannya dia masih perlu untuk kuliah dan lain-lain," kata Kanit Reskrim Polsek Pancoran AKP Rusdy Dalby saat ditemui di ruangannya, Rabu (7/1) malam.
Meski demikian, si provokator yang meneriakkan KRL akan tabrakan hingga kini belum diketahui, apalagi ditangkap.

Quote:
Mereka yang berulah di dalam KRL dan meresahkan penumpang lain harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Spoiler for MAMPIR KESINI JUGA:































Diubah oleh yokono 08-01-2015 14:02
0
12.9K
Kutip
92
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan