- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BIAR DUNIA TAHU : KOPASKA Kita HEBAT...!!


TS
aryies
BIAR DUNIA TAHU : KOPASKA Kita HEBAT...!!

Sebagai bagian dari CINTA Indonesia
Sekilas ane SHARE tentang KOPASKA dalam Ruang dan Waktu Peristiwa AIR ASIA gan


Cekibrot
Spoiler for Kata Bule Amrik:
Merdeka.com - Pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Hingga hari ke-10 pencarian hari ini total sudah 37 jenazah korban ditemukan oleh tim gabungan.
Selain melibatkan Basarnas, pencarian juga melibatkan personel TNI/Polri dan sejumlah personel militer dari negara-negara sahabat. Tak tanggung-tanggung, militer dari Malaysia, Singapura, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat dan Rusia juga ikut bergabung mencari korban dan pesawat nahas itu.
Sementara dari TNI tak main-main. TNI menerjunkan sejumlah pasukan elitenya dalam misi pencarian tersebut.
Mereka di antaranya terdiri dari personel Marinir, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Denjaka. Marinir, Kopaska dan Denjaka adalah pasukan elite dari TNI AL.
Kemampuan mereka melakukan misi penyelaman di laut sudah tak diragukan lagi. Sampai-sampai militer dari negara sahabat dibuat takjub oleh mereka.
Militer Korea Selatan yang ditugaskan di Pesawat P-3 C Orion KN-01 misalnya. Mereka sangat salut pada keterampilan dan kecepatan pasukan elite milik TNI AL yang ditugaskan bergabung melakukan pencarian bersama KRI 357 Bung Tomo, dalam mengambil korban di lautan yang bergelora tinggi.
Padahal, gelombang dan ombak laut cukup dahsyat mencapai 4 meter. Hal itu disampaikan Mayor Pnb Trinanda Hasan yang menjadi perwira penghubung dan penerjemah bagi Angkatan Udara (AU) Korsel.
Satgas P-3C Orion Korsel ini di bawah pimpinan Mission Commander Colonel Yoon Kiheui, dengan Captain Pilot Mayor Lee Jung Bong dan Captain Song Yong Hoon, serta Copilot Captain Jang Woo Yong dan Captain Lee Gyu Yoon.
Pada pencarian hari ke enam, Jumat (2/1) lalu, pesawat P-3 C Orion KN-01 milik Korea Selatan itu berhasil menemukan enam jasad korban yang terombang ambing di laut lepas. Mereka kemudian memberikan informasi lewat radio untuk ditindaklanjuti oleh kapal-kapal TNI AL dan beberapa kapal negara sahabat.
"Mereka juga melempar suar penanda posisi setiap korban untuk dievakuasi oleh KRI 357 Bung Tomo yang juga mengatur kapal lain termasuk USS Sampson di dekat situ," kata Kadispen TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto, Jumat (2/1).
Selain melibatkan Basarnas, pencarian juga melibatkan personel TNI/Polri dan sejumlah personel militer dari negara-negara sahabat. Tak tanggung-tanggung, militer dari Malaysia, Singapura, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat dan Rusia juga ikut bergabung mencari korban dan pesawat nahas itu.
Sementara dari TNI tak main-main. TNI menerjunkan sejumlah pasukan elitenya dalam misi pencarian tersebut.
Mereka di antaranya terdiri dari personel Marinir, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Denjaka. Marinir, Kopaska dan Denjaka adalah pasukan elite dari TNI AL.
Kemampuan mereka melakukan misi penyelaman di laut sudah tak diragukan lagi. Sampai-sampai militer dari negara sahabat dibuat takjub oleh mereka.
Militer Korea Selatan yang ditugaskan di Pesawat P-3 C Orion KN-01 misalnya. Mereka sangat salut pada keterampilan dan kecepatan pasukan elite milik TNI AL yang ditugaskan bergabung melakukan pencarian bersama KRI 357 Bung Tomo, dalam mengambil korban di lautan yang bergelora tinggi.
Padahal, gelombang dan ombak laut cukup dahsyat mencapai 4 meter. Hal itu disampaikan Mayor Pnb Trinanda Hasan yang menjadi perwira penghubung dan penerjemah bagi Angkatan Udara (AU) Korsel.
Satgas P-3C Orion Korsel ini di bawah pimpinan Mission Commander Colonel Yoon Kiheui, dengan Captain Pilot Mayor Lee Jung Bong dan Captain Song Yong Hoon, serta Copilot Captain Jang Woo Yong dan Captain Lee Gyu Yoon.
Pada pencarian hari ke enam, Jumat (2/1) lalu, pesawat P-3 C Orion KN-01 milik Korea Selatan itu berhasil menemukan enam jasad korban yang terombang ambing di laut lepas. Mereka kemudian memberikan informasi lewat radio untuk ditindaklanjuti oleh kapal-kapal TNI AL dan beberapa kapal negara sahabat.
"Mereka juga melempar suar penanda posisi setiap korban untuk dievakuasi oleh KRI 357 Bung Tomo yang juga mengatur kapal lain termasuk USS Sampson di dekat situ," kata Kadispen TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto, Jumat (2/1).
Spoiler for Menurut Komandan US Navy:
Merdeka.com - Lieutenant Commander US Navy, Greg Adams, menganggap pasukan penyelam elit TNI Angkatan Laut telah melakukan hal yang 'gila'. Kegilaan yang dia maksud karena dalam cuaca buruk dan ombak yang besar, mereka tetap diminta untuk turun ke bawah laut.
"Tadi saya sempat ngobrol sama Adam, katanya penyelam kamu gila disuruh menyelam dengan kondisi seperti itu (buruk)," kata Danlanal Banjarmasin Kolonel (P) Haris Bima kepada merdeka.com di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1).
Bima mengatakan, pasukan elit TNI AL sudah terlatih dalam menyelam di bawah laut. Apalagi, Kopaska, Denjaka, Taifibi sudah dikenal oleh TNI AL di semua negara.
"Saya bilang ke Adam, tidak apa-apa mereka terlatih."
Sementara ditemui tempat terpisah, Lieutenant Commander US Navy Greg Adams mengatakan, kondisi laut dalam proses evakuasi pencarian korban pesawat QZ 8501 yang hilang tidak bagus.
"Kondisi di tengah laut luas dan buruk, jadi sulit," kata Adam.
Seperti diketahui, pasukan elit TNI AL sudah melakukan penyelaman di bawah laut mencari jenazah, serpihan dan black box pesawat AirAsia QZ 8501 pada Minggu (4/1) pukul 07.30 WIB. Namun, mereka diberhentikan lantaran jarak pandang di bawah laut tak terlihat.
"Tadi saya sempat ngobrol sama Adam, katanya penyelam kamu gila disuruh menyelam dengan kondisi seperti itu (buruk)," kata Danlanal Banjarmasin Kolonel (P) Haris Bima kepada merdeka.com di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1).
Bima mengatakan, pasukan elit TNI AL sudah terlatih dalam menyelam di bawah laut. Apalagi, Kopaska, Denjaka, Taifibi sudah dikenal oleh TNI AL di semua negara.
"Saya bilang ke Adam, tidak apa-apa mereka terlatih."
Sementara ditemui tempat terpisah, Lieutenant Commander US Navy Greg Adams mengatakan, kondisi laut dalam proses evakuasi pencarian korban pesawat QZ 8501 yang hilang tidak bagus.
"Kondisi di tengah laut luas dan buruk, jadi sulit," kata Adam.
Seperti diketahui, pasukan elit TNI AL sudah melakukan penyelaman di bawah laut mencari jenazah, serpihan dan black box pesawat AirAsia QZ 8501 pada Minggu (4/1) pukul 07.30 WIB. Namun, mereka diberhentikan lantaran jarak pandang di bawah laut tak terlihat.
Berikut Kesaksian Latihan KOPASKA
Spoiler for Kesaksian Latihan KOPASKA:
Merdeka.com - Belakangan Pasukan Komando Katak (Kopaska) sedang disorot publik. Pasukan elit TNI Angkatan Laut (AL) ini dilibatkan dalam pencarian AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12) lalu. Hingga kini badan pesawat dan seluruh jenazah belum dapat ditemukan.
Dikerahkannya Kopaska dalam pencarian AirAsia ini bukan tanpa alasan. Kopaska dipilih terjun langsung dalam evakuasi lantaran dianggap sudah terlatih beroperasi di dalam laut.
Kondisi lokasi pencarian QZ8501 itu memang beberapa hari ke belakang tak bersahabat. Cuaca buruk tentu tak bisa ditembus oleh Basarnas atau pasukan TNI AL biasa.
Untuk menjadi Kopaska tentu tidaklah mudah. Untuk menjadi personel pasukan katak yang tangguh, proses pendidikannya ternyata dilaksanakan tak kenal ampun. Segala macam atribut maupun tanda kepangkatan yang sebelumnya sudah dipakai harus dicopot. Bahkan nama asli dibuang dan harus pakai nama sandi.
"Dalam pendidikan, setiap siswa benar-benar dibuat nol. Dengan demikian diharapkan mereka akan mampu bertugas dan melaksanakan misi secara profesional tanpa pandang bulu," kata Komando Satkopaska Armada Barat, Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno.
Seperti dikutip dari buku 50 Tahun Emas Satuan Komando Pasukan Katak, nyawa juga menjadi taruhan untuk menjadi Kopaska. Hal tersebut diceritakan oleh Gubernur TNI AL Laksamana Muda Herry Setianegara. Dirinya mengaku pernah mengikuti latihan sadis dan mematikan Kopaska, yakni Hellweek. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian Hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
"Saya tak bakal lupa itu. Apalagi pada tahap akhir prosesi saya hampir saja kehilangan nyawa," kenang Herry.
Herry bercerita, pada tahap akhir latihan Hellweek, para personel baru disimulasikan melakukan misi penyerangan ke sebuah target di kawasan Jakarta Utara. Misi itu dilakukan dengan cara berenang dan menyelam menuju sasaran.
Di tengah-tengah rute, instruktur akan memasang perahu karet dengan kondisi terbalik sebagai tempat beristirahat para pasukan. Namun kapasitas perahu yang terbatas harus memaksa para personel untuk berdesak-desakan dan berebut nafas.
"Saya kebetulan datang paling akhir di perahu, sehingga otomatis sudah tak kebagian tempat. Padahal waktu itu sudah cukup kelelahan. Tubuh saya sempat meluncur ke dasar laut namun beruntung akhirnya ditarik oleh instruktur yang bersiaga," sambung Herry.
Dalam proses latihan Hellweek itu, hal yang paling berkesan bagi Herry adalah sempat merasakan nikmatnya makan Nasi Komando. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.
Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia.
Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
Dikerahkannya Kopaska dalam pencarian AirAsia ini bukan tanpa alasan. Kopaska dipilih terjun langsung dalam evakuasi lantaran dianggap sudah terlatih beroperasi di dalam laut.
Kondisi lokasi pencarian QZ8501 itu memang beberapa hari ke belakang tak bersahabat. Cuaca buruk tentu tak bisa ditembus oleh Basarnas atau pasukan TNI AL biasa.
Untuk menjadi Kopaska tentu tidaklah mudah. Untuk menjadi personel pasukan katak yang tangguh, proses pendidikannya ternyata dilaksanakan tak kenal ampun. Segala macam atribut maupun tanda kepangkatan yang sebelumnya sudah dipakai harus dicopot. Bahkan nama asli dibuang dan harus pakai nama sandi.
"Dalam pendidikan, setiap siswa benar-benar dibuat nol. Dengan demikian diharapkan mereka akan mampu bertugas dan melaksanakan misi secara profesional tanpa pandang bulu," kata Komando Satkopaska Armada Barat, Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno.
Seperti dikutip dari buku 50 Tahun Emas Satuan Komando Pasukan Katak, nyawa juga menjadi taruhan untuk menjadi Kopaska. Hal tersebut diceritakan oleh Gubernur TNI AL Laksamana Muda Herry Setianegara. Dirinya mengaku pernah mengikuti latihan sadis dan mematikan Kopaska, yakni Hellweek. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian Hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
"Saya tak bakal lupa itu. Apalagi pada tahap akhir prosesi saya hampir saja kehilangan nyawa," kenang Herry.
Herry bercerita, pada tahap akhir latihan Hellweek, para personel baru disimulasikan melakukan misi penyerangan ke sebuah target di kawasan Jakarta Utara. Misi itu dilakukan dengan cara berenang dan menyelam menuju sasaran.
Di tengah-tengah rute, instruktur akan memasang perahu karet dengan kondisi terbalik sebagai tempat beristirahat para pasukan. Namun kapasitas perahu yang terbatas harus memaksa para personel untuk berdesak-desakan dan berebut nafas.
"Saya kebetulan datang paling akhir di perahu, sehingga otomatis sudah tak kebagian tempat. Padahal waktu itu sudah cukup kelelahan. Tubuh saya sempat meluncur ke dasar laut namun beruntung akhirnya ditarik oleh instruktur yang bersiaga," sambung Herry.
Dalam proses latihan Hellweek itu, hal yang paling berkesan bagi Herry adalah sempat merasakan nikmatnya makan Nasi Komando. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.
Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia.
Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
SUMUR
Spoiler for SUMUR:
merdeka.com
SILAHKAN KOMENT... Monggo di Kasih CENDOL dan BATA.. SEMEN, KORAL, TIMBO, KULKAS, KIPAS ANGIN Juga Gak Apa-Apa 

Diubah oleh aryies 07-01-2015 03:57
0
12K
Kutip
15
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan