Perjudian di tanah air seperti gelombang air, selalu pasang surut namun tetap berlangsung. Jika dulu secara legal, kini bisnis itu diam-diam bergerak dan saat ini memanfaatkan jejaring situs-situs dan forum judi online dalam aksinya.

Sejarah judi sudah terbentang mulai era kolonial Belanda. Saat itu, judi selalu identik dengan dunia malam dan hiburan. Rezim kolonial Belanda saat itu melegalkan judi dengan aturan main berupa ordonansi yang disahkan residen setempat.

“Sejak era kolonial, Belanda sudah memberikan aturan legal pada tiap kepala residen untuk mengizinkan permainan judi. Namun, hanya berlangsung di tingkat karesidenen (setara kabupaten),” ujarnya dalam pesan singkatnya, Senin (5/1/15) di Jakarta.

Rizal melanjutkan, saat ini sebetulnya praktek judi liar masih ada. Tapi kerap kali sulit diberantas lantaran ada dugaan oknum aparat kerap menjadi beking di belakang bisnis tersebut.

Meski kerap kali aparat kepolisian membongkar praktek judi dari kelas kakap hingga teri. Namun, aksi perjudian tak pernah benar-benar hilang dari tanah air.

Mengacu sejarahnya, judi dalam bentuk lotre sudah ada sejak tahun 1960-an yang zaman itu lebih dikenal dengan nama lotre buntut. Pada masa itu, di Bandung ada lotre yang disebut Toto Raga sebagai upaya pengumpulan dana mengikuti pacuan kuda. Sedangkan di Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin muncul undian lotre yang diberi nama Toto dan Nalo (Nasional Lotre).

sumber