- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Persaingan Ketat, PSK di Bogor Pasang Susuk, Termasuk di Miss V


TS
edisibaru
Persaingan Ketat, PSK di Bogor Pasang Susuk, Termasuk di Miss V

Quote:
BOGOR - Bisnis prostitusi di Bogor kian marak bagaikan jamur dimusim hujan. Akibatnya, persaingan antarsesama penjaja cintadi kota adem itu pun tidak bisa dihindarkan.
Prostitusi di Bogor, menyajikan berbagai jenis. Mulai dari prostitusi berkedok warung remang-remang, panti pijat hingga penyewaan vila. Para pekerja seks komersial (PSK) ini pun bukan hanya produk lokal, melainkan banyak pendatang dari luar Bogor.
Di tengah persaingan itu, banyak di antara mereka yang berusaha tampil menjadi bunga terbaik. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa menjadi idola para lelaki hidung belang. Salah satunya dengan cara pemasangan susuk untuk menggoda para tamunya.
Wartawan Radar Bogor (Grup JPNN) mencoba menelusuri jejak para PSK yang pengguna jasa para normal di wilayah Barat Kabupaten Bogor. Salah satunya di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak(TNGHS).
Sebab, di daerah ini banyak terdapat vila dan penginapan yang memberikan service plus-plus alias penyediakan perempuan.
Sabtu (27/12) malam, di Desa Gunungsari, Kecamtan Pamijahan, wartawan Radar Bogor bertemu salah sorang penjaga warung yang menawarkan jasa esek-esek dengan harga bervariasi.
“Sendirian aja, mau ditemenin gak pak? Kalau untuk tarifnya standar saja kok,” tawar perempuan mengenakan kaos biru berbalut jaket kulit coklat itu.
Untuk harga mulai Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu sekali shortime. Setelah deal harga, perempuan penjaga vila itu menyuruh menunggu. Satu jam menunggu, nampak seorang perempuan mengenakan kaos putih dengan jaket sweter warna merah datang ke kamar.
Panggil saja Dewi (bukan nama sebenarnya), meski umurnya sudah 29 tahun, namun parasnya tak kalah cantik dengan yang muda-muda. Janda anak satu itu mengaku sudah tujuh tahun menggeluti dunia prostitusi.
Wartawan ini mencoba menggorek lebih dalam dengan mengeluarkan sanjungan, walau sudah punya anak masih terlihat muda. Setelah panjang lebar, perempuan berambut panjang dengan ikal di ujungnya itu membuka rahasia awet mudanya.
“Umurnya saya sudah tak muda lagi apalagi sudah punya anak dan sudah bertahun tahun seperti ini. Jujur nih ya, saya tu pake susuk di wajah dan badan. Nanti bisa rasakan sendiri beda pokoknya servis saya,” tuturnya sambil tertawa.
Dewi mengaku persaingan dikalangan PSK dewasa ini sangat ketat. Terlebih saat ini banyak PSK muda yang secara fisik dan penampilan lebih menggairahkan, sehingga banyak dicari para pria hidung belang.
“Kalau gak pasang susuk, cuma pake cara-cara wajar ya susah. Saingan kan banyak. Makanya mesti pinter-pinter lagian saya tidak merugikan pelanggan kok, justru saya memberikan lebih terhadap pelanggan,” akunya.
“Dan berkat itulah saya masih bertahan. Meski tidak terlalu ramai, saya memiliki pelanggan tetap yang loyal dan tidak mau berganti-ganti,” ujar perempuan mengenakan celana levis ketat biru dongker itu.
Untuk susuk yang dipakainya dilakukan di beberapa paranormal mulai dari Bogor, Banten, hingga Kendal.
“Ini yang di wajah saya pasang di Leuwiliang sama Banten. Kalau untuk miss V saya pasang di Kendal, Jawa Timur,” ujar PSK yang mengaku memasang 11 susuk di badannya itu.(all/c)jpnn
Prostitusi di Bogor, menyajikan berbagai jenis. Mulai dari prostitusi berkedok warung remang-remang, panti pijat hingga penyewaan vila. Para pekerja seks komersial (PSK) ini pun bukan hanya produk lokal, melainkan banyak pendatang dari luar Bogor.
Di tengah persaingan itu, banyak di antara mereka yang berusaha tampil menjadi bunga terbaik. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa menjadi idola para lelaki hidung belang. Salah satunya dengan cara pemasangan susuk untuk menggoda para tamunya.
Wartawan Radar Bogor (Grup JPNN) mencoba menelusuri jejak para PSK yang pengguna jasa para normal di wilayah Barat Kabupaten Bogor. Salah satunya di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak(TNGHS).
Sebab, di daerah ini banyak terdapat vila dan penginapan yang memberikan service plus-plus alias penyediakan perempuan.
Sabtu (27/12) malam, di Desa Gunungsari, Kecamtan Pamijahan, wartawan Radar Bogor bertemu salah sorang penjaga warung yang menawarkan jasa esek-esek dengan harga bervariasi.
“Sendirian aja, mau ditemenin gak pak? Kalau untuk tarifnya standar saja kok,” tawar perempuan mengenakan kaos biru berbalut jaket kulit coklat itu.
Untuk harga mulai Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu sekali shortime. Setelah deal harga, perempuan penjaga vila itu menyuruh menunggu. Satu jam menunggu, nampak seorang perempuan mengenakan kaos putih dengan jaket sweter warna merah datang ke kamar.
Panggil saja Dewi (bukan nama sebenarnya), meski umurnya sudah 29 tahun, namun parasnya tak kalah cantik dengan yang muda-muda. Janda anak satu itu mengaku sudah tujuh tahun menggeluti dunia prostitusi.
Wartawan ini mencoba menggorek lebih dalam dengan mengeluarkan sanjungan, walau sudah punya anak masih terlihat muda. Setelah panjang lebar, perempuan berambut panjang dengan ikal di ujungnya itu membuka rahasia awet mudanya.
“Umurnya saya sudah tak muda lagi apalagi sudah punya anak dan sudah bertahun tahun seperti ini. Jujur nih ya, saya tu pake susuk di wajah dan badan. Nanti bisa rasakan sendiri beda pokoknya servis saya,” tuturnya sambil tertawa.
Dewi mengaku persaingan dikalangan PSK dewasa ini sangat ketat. Terlebih saat ini banyak PSK muda yang secara fisik dan penampilan lebih menggairahkan, sehingga banyak dicari para pria hidung belang.
“Kalau gak pasang susuk, cuma pake cara-cara wajar ya susah. Saingan kan banyak. Makanya mesti pinter-pinter lagian saya tidak merugikan pelanggan kok, justru saya memberikan lebih terhadap pelanggan,” akunya.
“Dan berkat itulah saya masih bertahan. Meski tidak terlalu ramai, saya memiliki pelanggan tetap yang loyal dan tidak mau berganti-ganti,” ujar perempuan mengenakan celana levis ketat biru dongker itu.
Untuk susuk yang dipakainya dilakukan di beberapa paranormal mulai dari Bogor, Banten, hingga Kendal.
“Ini yang di wajah saya pasang di Leuwiliang sama Banten. Kalau untuk miss V saya pasang di Kendal, Jawa Timur,” ujar PSK yang mengaku memasang 11 susuk di badannya itu.(all/c)jpnn
gombalisasi dimana mana. persaingan makin ketat. penjaja kelamin pun terkena dampak.
daripada jualan susah laku, barang dagangan bisa lumutan kadaluarsa maka hrs dicari terobosan baru supaya tetap survive.
.
pilihannya bisa malakukan dumping atau menaikan kualitas layanan.
kalo dumping dipilih.....konsumen bertambah banyak tapi urusan bisa di ban WTO.
cari aman saja. naikan kualitas, ........ susuk jawabannya.

Quote:
Pemakai Susuk Perempuan Malam, Atlet, hingga Pengusaha
Spoiler for berita susuk:
BOGOR - Setelah mendapatkan pengakuan seorang PSK di Bogor, Dewi (nama samaran), bahwa dirinya memasang susuk agar laris, wartawan Radar Bogor (Grup JPNN) mencoba mencari paranormal di Desa Tanjungsari, Kecamatan Leuwiliang, sesuai alamat yang diberikan Dewi, Minggu (28/12).
Setelah bertanya ke sana sini, akhirnya tiba di rumah IS, sang paranormal. Rumah bertingkat dua itu nampak asri dan ada sejumlah tamu tengah menunggu untuk berkonsultasi dengan pria yang saat itu mengenakan baju koko warna hitam lengkap dengan pecinya.
Dua jam menunggu, dia kemudian mengajak berbicara di ruangan berukuran 5x5 meter. Nampak sejumlah pusaka serta harum wangi-wangian pekat menusuk hidung.
Seketika bulu kuduk merinding saat pertama memasuki ruangn itu. “Mau pasang di mana, dan untuk tujuan apa kamu pasang susuk?” tanya IS.
Setelah berbincang-bincang, akhirnya wartawan Radar Bogor diberi kue biscuit mari, satu gelas fanta, ditambah beberap butir padi kering.
“Padinya dulu dimakan, baru minum fanta sama biscuitnya,” ujarnya sambil mulutnya komat-kamit.
Tak lama setelah selesai minum, dia membawa sebilah golok yang diayukan ke bambu. Dengan mudah bambu terpotong-potong. Dan tak lama golok diayunkan ke tangan wartawan Radar Bogor dan tak ada luka sedikitpun, namun hanya rasa linu saat mendapat bacokan golok tersebut.
“Kalau di sini langsung dites, jadi bukan katanya-katanya, gak tembus kan? Nah, sekarang makan lampu dan kunyah, dijamin tidak apa-apa paling berdarah satu menit,” tuturnya sambil memberikan bohlam.
Dan saat ditanya terkait siapa saja yang memasang susuk, dirinya mengaku pernah memasangkan susuk baik atlet, PSK, hingga pengusaha. “Yang pasang banyak, pengusaha, pedagang, atlet, bahkan perempuan-perempuan malam (PSK). Yang datang ke sini itu bukan tahu dari iklan atau apapun, melainkan sudah jodohnya,” ujarnya.
Berdasarkan data, untuk memasang susuk maharnya (harga) bermacam-macam tergantung jenis susuk dan berapa yang dipasang. Untuk susuk kantil mahar yang harus dibayarkan diakhiri dengan angka lahir. Jika lahir hari Kamis, maka maharnya Rp 338 ribu.
Sementara susuk Berlian dibandrol Rp448 ribu per butir. Untuk susuk jarum emas murni Rp 358 ribu. Pemsangan sendiri, kata dia, tergantung kegunaan, seperti PSK pemasangan dilakukan di wajah, bibir, dan alat kelamin. Sedangkan untuk atlet di kaki atau tangan.
“Beda orang beda tempat pasangnya, jadi gimana kebutuhan, yang jelas bisa langsung dites. Sebab, yang pasang di sini itu sudah jodohnya tidak semua bisa pasang. Sementara untuk pantangannya berbeda-beda,” tukasnya.(all/b)
Spoiler for susuk:

Diubah oleh edisibaru 30-12-2014 10:14
0
20.8K
Kutip
67
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan