Industri Perikanan Negara Tetangga Hancur, Menteri Susi: Mengapa Harus Sedih?

Jakarta -Kebijakan baru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yaitu moratorium izin kapal, dan larangan transhipment atau bongkar muat ikan di tengah laut, membuat industri perikanan di negara-negara Asia Tenggara hancur.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengakui hal tersebut, karena industri perikanan negara tetangga sangat bergantung pada pasokan ikan dari Indonesia.

"Jadi 70% industri perikanan Thailand, ikannya bergantung pada Indonesia. Malaysia dan Vietnam sama. Saat ini banyak industri perikanan negara tetangga yang hancur. Mengapa kita harus sedih?" kata Susi saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Senin (5/01/2015).

Menurut Susi, industri perikanan Indonesia justru jauh lebih awal mengalami masa kehancuran. Hal itu disebabkan maraknya praktik illegal fishing.

Tercatat ada 23 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang tutup dan 16 UPI tuna yang berganti fungsi ke perikanan budidaya. Penyebabnya, karena UPI tidak mendapatkan pasokan bahan baku.

"Industri kita sudah mengalami kehancuran karena tidak ada bahan baku," imbuhnya.

Menurut Susi dengan kebijakan moratorium kapal saja, pihaknya dapat menekan operasional kapal asing di laut Indonesia, belum lagi ditambah pelarangan transhipment.

Susi optimistis, dua kebijakan barunya ini dapat menyediakan bahan baku ikan yang cukup bagi pelaku industri perikanan.

"Saat ini hanya ada 164 unit dari 1.128 kapal asing yang aktif. Ini menyadari banyak yang tidak benar," katanya.

source: http://finance.detik.com/read/2015/0...sedih?f9911023

semoga harga ikan makin murah dan nelayan makin sejahtera..