Assalamualaikum...
maaf, baru perdana buat thread, mau share sedikit cerita yang saya temukan di FBnya Mas Bendot Danisworo salah satu penumpang Air Asia tujuan JKT-SBY (QZ7688).
Dimana 7,5 jam setelah itu menjadi pesawat Air Asia tujuan Surabaya - Singapura (QZ8501) yang mengalami musibah.
Beliau berbagi bercerita tentang Capt. Iriyanto, pilot pesawat Air Asia QZ7688, yang dimana setelah itu menjadi pilot untuk pesawat yang sama tapi dengan nomor penerbangan yang berbeda QZ8501
1.5 Jam di QZ 7688 JKT-SUB
(same airplane and crew with fligh QZ 8501 )
Suaranya berat dan berwibawa, dalam hati saya berpikir ini kapten keren dan pasti berwibawa.
Saya tahu namanya Kapten Irianto pada saat FO Khairunisa menyebut namanya saat safety briefing sebelum take off dari Jakarta menuju Surabaya.
Saat take off sangat smooth... sempat saya berfikir ini pesawat kok santai dan pelan sekali (takut gak bisa naik) eh ternyata mak nyus.... dan pesawatnya Tony Fernandez menerbangi gelapnya lagit Jakarta (last flight).
Sayapun tertidur dengan enaknya. Bangun2 pas hujan gerimis di langit surabaya tengah malam tgl 27 Desember 2014. landingnya juga smooth... (not hard landing seperti kebanyakan pilot lainnya saat hujan)
Sebuah kehormatan pernah terbang bersama anda...
Rest In Peace Captain!
Pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang
kontak usai lepas landas dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya,
dipiloti Kapten Irianto dan co-pilot Remi Emmanuel Plesel, serta teknisi
Saiful Rakhmad. Adapun awak pesawat yang turut dalam pesawat tipe Airbus
A320 registrasi PK AXC adalah Wanti Setiawati, Khairunusa Haidar Fauzi,
Oscar Desano dan Wismoyo Ari Prambudi. Pesawat Air Asia rute penerbangan
Surabaya-Singapura tersebut membawa 155 penumpang, terdiri atas 130
orang dewasa, 24 anak dan satu bayi. Penumpang AirAsia itu berasal dari
Singapura, Inggris, Malaysia, Korea Selatan dan Indonesia.
Kapren Iriyanto (50) menjadi pilot dari pesawat AirAsia bernomor
penerbangan QZ8501 merupakan mantan pilot TNI AU yang pernah
menerbangkan jet tempur F 16 yang bertugas di skuadron di Bandara
Iswahyudi, Jawa Timur. Iriyanto lantas mengajukan pensiun dini dan
menjadi pilot pesawat komersial. Sebelum menjadi pilot AirAsia, Kapten
Irianto pernah di Adam Air. Irianto memutuskan untuk pindah ke AirAsia
setelah pada Maret 2008 lalu Adam Air Bangkrut. Kapren Iriyanto pertama
kali masuk maskapai Merpati, kemudian masuk AirAsia merupakan pilot
senior dengan jam terbang tinggi dan pilot berpengalaman dengan
mengantongi 20.000 jam terbang.
Kabar Iranto, menjadi pukulan kedua kali bagi keluarga sebab keluarga
masih berkabung atas meninggalnya Adik Kapten Irianto. Irianto sempat
pulang ke Yogyakarta menghadiri tujuh hari adiknya. Orang tua Kapten
Iriyanto di Yogyakarta, H Suwarto langsung pergi ke rumah Irianto di
Surabaya. Sementara itu, kedua anak Iriyanto, Ninis dan Galih yang
tengah berada di Yogyakarta untuk berlibur pun sudah bertolak ke
Surabaya dengan pesawat. Putri Kapten Pilot Irianto, Angela menuangkan
perasaan cemas di jejaring media sosial Path. Dia berharap, ayahnya bisa
kembali pulang.
"Papa pulang, kakak masih butuh papa. Kembalikan papaku. Papa pulang pa. Papa harus ketemu, papa harus pulang," tulis Angela.
Pilot pesawat AirAsia Irianto, dikenal sebagai sosok yang ramah, displin
dan aktif dalam berbagai kegiatan di sekitar tempat tinggalnya,
Perumahan Pondok Jati Surabaya, Kelurahan Pagerwojo, Kecamatan Buduran,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Beliau adalah Ketua RT 39 di sana.
Irianto adalah sosok yang sangat aktif menggelar kegiatan warga. Ia juga
tak jarang membuat serta mengantarkan sendiri undangan kegiatan itu ke
setiap rumah warga. Menurut koordinator satpam Perumahan Pondok Jati,
Irianto merupakan sosok yang taat beragama. Ia juga salah satu anggota
Takmir Masjid Nurul Yakin, masjid yang berada tak jauh dari tempat
tinggalnya. Irianto juga sangat menyukai motor gede dan merupakan
anggota klub moge.
Kapten Iriyanto, lulusan terbaik sekolah penerbang TNI AU 1983,
merupakan lulusan sekolah penerbang TNI Angkatan Udara (AU) Adisutjipto.
Iriyanto merupakan angkatan 30 yang lulus pada 1983. "Beliau penerbang
andal di F5 pesawat tempur," kata Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal
Pertama Yadi I Sutanandika yang merupakan angkatan 36, lulusnya 1987
usai menghadiri jumpa pers di Kantor KPPBC Yogyakarta, Senin (29/12/14).
Iriyanto merupakan penerbang yang tidak bermasalah dan bisa membawa
adik-adik angkatannya menjadi penerbang yang andal pula. Secara pribadi
sangat friendly dengan junior-juniornya sangat akrab sekali dengan
panggilan akang diantara mereka. Kapten Iriyanto merupakan pilot pesawat
tempur milik TNI AU. Diantara yang pernah diterbangkan adalah pesawat
tempur jenis F-5 Tiger.

sumber :
sumber