- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Jokes & Cartoon
Menyambut Lebaran: Kumpulan Humor Sufi


TS
beppe.adelmar
Menyambut Lebaran: Kumpulan Humor Sufi
Assalamualikum WR WB
Menyambut Hari Raya Idul Fitri ini, ane mau sharing sedikit humor sufi..
1. Perlakuan Sama Tapi Hasil Berbeda
"Segala sesuatu yang ada harus dibagi sama rata," ujar seorang filsuf di hadapan sekelompok orang di warung kopi.
"Aku tak yakin, itu akan terjadi," ujar seseorang yang selalu ragu.
"Tapi, pernahkah engkau memberi kesempatan?" menimpali sang filsuf.
"Aku pernah!" teriak Nasrudin. "Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa yang betul-betul mereka inginkan."
"Bagus sekali!" kata sang filsuf. "Sekarang katakan bagaimana hasilnya."
"Hasilnya adalah seekor keledai yang baik, dan istri yang buruk."
2. Tidak ada Yang Menawarkan Keledai Pengganti
"Engkau memang telah kehilangan keledaimu, Mullah. Tetapi tidak perlu bersedih, lebih sedih dibanding ketika engkau kehilangan istrimu."
"Ah, kalau saja kalian ingat. Ketika aku kehilangan istriku, kalian semua warga kampung berkata: 'Kami akan mencari pengganti untukmu'. Tapi coba sekarang, ketika keledaiku mati tak seorang pun yang menawarkan penggantinya."
3. Menggunakan Dua Alternatif
Seorang teolog sakit. Ia mendengar bahwa Nasrudin itu searang mistikus. Dan dalam keadaannya yang setengah sadar, ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya.
Akhirnya ia dikirim kepada Nasrudin.
"Buatkan do'a yang bisa membuatku memasuki dunia lain, Mullah," katanya. "Bukankah engkau terkenai pandai dalam berhubungan dengan dimensi lain."
"Dengan senang hati," kata Nasrudin. "Tuhan tolonglah aku. Setan, tolonglah aku!"
Lupa dengan rasa sakitnya, orang suci ini bangkit karena rasa tersinggung yang luar biasa. "Mullah, engkau pasti sudah gila."
"Tidak sepenuhnya, sahabatku. Seseorang yang berada dalam kondisi seperti engkau ini, tidak akan mampu menangkap kesempatan. Jika ia melihat dua alternatif, ia mencoba membuktikan yang mana yang berhasil!"
4. Menjual Keledai Karena Nazar
Hari tersebut adalah hari pertama sejak Nasrudin sembuh dari sakit. Dia sedang berpikir keras karena pada saat sakit dia pernah berjanji pada Tuhan jika dia sembuh dia akan menjual keledainya seharga 200 dinar.
Pada saat itu harga keledai sangat tinggi berkisar diharga 1000 dinar . Tapi karena ketaatannya pada Tuhan dia segera pergi ke pasar sambil berteriak.
"Siapa yang mau beli. Aku jual keledaiku seharga 200 dinar."
Para makelar pun berdatangan. Beberapa dari mereka bahkan langsung mengeluarkan uang 200 dinar.
"Tunggu dulu!" Nasrudin mengangkat tangan, "Jika ingin membeli keledai ini kalian juga harus membeli kucing diatas nya seharga 800 dinar!"
5. Senjata Makan Tuan, Ajaran Makan Guru
Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."
Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,
"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.
Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.
"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.
"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,
"Aku melihat benda panas berwarna merah."
"Benda apa itu?," tanya sang ayah.
"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.
Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.
"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. "Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.
Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.
6. Permintaan Mutasi
Suatu hari Khalifah Al-Ma'mun didatangi serombongan warga yang bermaksud mengadukan gubernur mereka.
"Kalian jangan macam-macam kepadanya. Aku tahu persis beliau gubernur yang baik dan berlaku adil pada kalian," kata Khalifah.
Sesepuh warga yang ditunjuk sebagai pemimpin maju ke depan dan berkata, "Amirul mukminin, apa artinya kecintaan ini bagi kami jika tidak dinikmati juga oleh rakyat yang lain? Selama lima tahun ia telah memimpin kami dengan baik dan adil. Karena itu, mutasikan ke wilayah lain agar keadilannya bisa dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat."
Mendengar itu Khalifah tertawa sambil meninggalkan mereka.
7. Pengumuman Setelah Shalat Idul Fitri
Berikut adalah kisah seorang Imam yang setelah Shalat Idul Fitri memberikan pengumuman kepada masyarakat:
"Aku punya berita baik dan berita buruk. Kabar baiknya adalah, kita punya cukup dana untuk membayar program pembangunan baru. Kabar buruknya adalah, dana itu masih berada di luar sana, yaitu di saku Anda."
sumber: http://www.ketawa.com/humor-lucu-cat...umor-sufi.html
Menyambut Hari Raya Idul Fitri ini, ane mau sharing sedikit humor sufi..

1. Perlakuan Sama Tapi Hasil Berbeda
"Segala sesuatu yang ada harus dibagi sama rata," ujar seorang filsuf di hadapan sekelompok orang di warung kopi.
"Aku tak yakin, itu akan terjadi," ujar seseorang yang selalu ragu.
"Tapi, pernahkah engkau memberi kesempatan?" menimpali sang filsuf.
"Aku pernah!" teriak Nasrudin. "Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa yang betul-betul mereka inginkan."
"Bagus sekali!" kata sang filsuf. "Sekarang katakan bagaimana hasilnya."
"Hasilnya adalah seekor keledai yang baik, dan istri yang buruk."
2. Tidak ada Yang Menawarkan Keledai Pengganti
"Engkau memang telah kehilangan keledaimu, Mullah. Tetapi tidak perlu bersedih, lebih sedih dibanding ketika engkau kehilangan istrimu."
"Ah, kalau saja kalian ingat. Ketika aku kehilangan istriku, kalian semua warga kampung berkata: 'Kami akan mencari pengganti untukmu'. Tapi coba sekarang, ketika keledaiku mati tak seorang pun yang menawarkan penggantinya."
3. Menggunakan Dua Alternatif
Seorang teolog sakit. Ia mendengar bahwa Nasrudin itu searang mistikus. Dan dalam keadaannya yang setengah sadar, ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya.
Akhirnya ia dikirim kepada Nasrudin.
"Buatkan do'a yang bisa membuatku memasuki dunia lain, Mullah," katanya. "Bukankah engkau terkenai pandai dalam berhubungan dengan dimensi lain."
"Dengan senang hati," kata Nasrudin. "Tuhan tolonglah aku. Setan, tolonglah aku!"
Lupa dengan rasa sakitnya, orang suci ini bangkit karena rasa tersinggung yang luar biasa. "Mullah, engkau pasti sudah gila."
"Tidak sepenuhnya, sahabatku. Seseorang yang berada dalam kondisi seperti engkau ini, tidak akan mampu menangkap kesempatan. Jika ia melihat dua alternatif, ia mencoba membuktikan yang mana yang berhasil!"
4. Menjual Keledai Karena Nazar
Hari tersebut adalah hari pertama sejak Nasrudin sembuh dari sakit. Dia sedang berpikir keras karena pada saat sakit dia pernah berjanji pada Tuhan jika dia sembuh dia akan menjual keledainya seharga 200 dinar.
Pada saat itu harga keledai sangat tinggi berkisar diharga 1000 dinar . Tapi karena ketaatannya pada Tuhan dia segera pergi ke pasar sambil berteriak.
"Siapa yang mau beli. Aku jual keledaiku seharga 200 dinar."
Para makelar pun berdatangan. Beberapa dari mereka bahkan langsung mengeluarkan uang 200 dinar.
"Tunggu dulu!" Nasrudin mengangkat tangan, "Jika ingin membeli keledai ini kalian juga harus membeli kucing diatas nya seharga 800 dinar!"
5. Senjata Makan Tuan, Ajaran Makan Guru
Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."
Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,
"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.
Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.
"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.
"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,
"Aku melihat benda panas berwarna merah."
"Benda apa itu?," tanya sang ayah.
"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.
Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.
"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. "Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.
Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.
6. Permintaan Mutasi
Suatu hari Khalifah Al-Ma'mun didatangi serombongan warga yang bermaksud mengadukan gubernur mereka.
"Kalian jangan macam-macam kepadanya. Aku tahu persis beliau gubernur yang baik dan berlaku adil pada kalian," kata Khalifah.
Sesepuh warga yang ditunjuk sebagai pemimpin maju ke depan dan berkata, "Amirul mukminin, apa artinya kecintaan ini bagi kami jika tidak dinikmati juga oleh rakyat yang lain? Selama lima tahun ia telah memimpin kami dengan baik dan adil. Karena itu, mutasikan ke wilayah lain agar keadilannya bisa dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat."
Mendengar itu Khalifah tertawa sambil meninggalkan mereka.
7. Pengumuman Setelah Shalat Idul Fitri
Berikut adalah kisah seorang Imam yang setelah Shalat Idul Fitri memberikan pengumuman kepada masyarakat:
"Aku punya berita baik dan berita buruk. Kabar baiknya adalah, kita punya cukup dana untuk membayar program pembangunan baru. Kabar buruknya adalah, dana itu masih berada di luar sana, yaitu di saku Anda."
sumber: http://www.ketawa.com/humor-lucu-cat...umor-sufi.html
0
2.2K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan