Kaskus

Entertainment

dasuspectAvatar border
TS
dasuspect
Harga BBM Seolah-olah Turun, Sungguh Pencitraan yang Sempurna!
sebelumnya baca di bawah kilas balik janji jokowi waktu kampanye

KEBIJAKAN Jokowi untuk menaikkan harga BBM membuat rakyat kecil menjerit. Para pengamat menilai Jokowi telah mengingkari janjinya selama masa kampanye untuk menaikkan harga BBM. Bahkan saat menjabat Walikota Solo, Jokowi mendukung para Kepala Daerah untuk melakukan demo.

Bagaimana janji Jokowi? Berikut ucapannya.

Janji Tak Menaikkan Harga BBM kepada Tukang Ojek

Di hadapan para tukang ojek, yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Ojek Indonesia (IPOI), Jokowi menebar janji tak menaikkan harga BBM.

Hal itu dikatakan Jokowi pada 16 Juni 2014, ketika para tukang ojek yang juga relawan itu memintanya agar mempertahankan kebijakan subsidi BBM dan melindungi profesi tukang ojek di seluruh Indonesia. “Kami harap Pak Jokowi tidak mencabut subsidi BBM bila terpilih nanti,” ucap Halik Rumkel, perwakilan tukang ojek

Menanggapi permintaan tukang ojek terkait subsidi BBM itu, Jokowi mengaku pihaknya sepakat dan akan mempertimbangkan permintaan para tukang ojeg tersebut. Menurutnya ‎kebijakan subsidi BBM akan tetap dipertahankan karena rakyat berhak mendapatkan subsidi.

“Disampaikan keinginan subsidi BBM saya kira tidak ada masalah karena subsidi bagi rakyat kecil sebuah keharusan. Kewajiban negara memberikan dukungan,” kata dia. (Lihat: Terima Dukungan Tukang Ojek, Jokowi Janji Tak Cabut Subsidi, Liputan6.com)

Tak Setuju Kenaikan BBM karena Rakyat Menolak

Saat menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, mengaku tidak setuju harga BBM dinaikkan. Pasalnya, warga masyarakat masih menginginkan harga BBM yang murah.

“Siapapun atau seluruh rakyat jika ditanya tentang rencana kenaikan harga BBM pasti tidak mau, karena mereka inginnya yang murah,” kata Jokowi, di Solo, 27 Maret 2012.

Selanjutnya, Jokowi lantas menyuruh wartawan menanyai satu per satu masyarakat. Menurutnya, rakyat dipastikan jawabannya akan menolak rencana itu. “Saya kira semua yang ditanya inginnya harga BBM tidak naik,” kata dia. (Lihat: Jokowi Menolak Harga BBM Naik, Vivanews.co.id)

Bela Kepala Daerah Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Sikap Jokowi yang menyetujui langkah penolakan terhadap kenaikan BBM diulangi kembali saat menjadi Walikota Solo. Bahkan Jokowi membela kepada daerah yang turun demo bersama rakyat untuk menolak kenaikan BBM. Hal itu dikatakan Jokowi usai menghadiri pembukaan Seminar and Workshop on Financial Inclusion “Affordable Financial Access for All” di Hotel Novotel, Solo, Rabu (28/3/2012).

Kepala daerah ikut unjuk rasa dinilainya sebagai ekspresi ‘gemas’ karena tidak bisa sejak jauh hari mengambil langkah untuk mendorong ekonomi masyarakat yang akan melemah dengan adanya kenaikan harga BBM.

Menurut Jokowi, pemerintah daerah punya tugas untuk melindungi rakyatnya. Jika diberi tahu lebih awal, pemerintah daerah akan dapat mempersiapkan diri lebih baik dalam membantu masyarakatnya menghadapi kenaikan harga BBM. (Lihat: Jokowi: Wajar Kepala Daerah Dukung Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Kompas.com). (rn/Islampos)

Tepat pukul 00.00 WIB di awal tahun baru 2015, harga BBM “diturunkan” dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600.Bagi orang yang #mikir, tentu paham bahwa ini hanya seolah-olah turun. Sebab mulai tanggal 18 November 2014 lalu, harga premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 perliter. Artinya, yang terjadi saat ini adalah harga BBM naik Rp 1.100 perliter.Ini sungguh pencitraan yang sangat sempurna! Sebab secara psikologis, masyarakat akan senang. “Hore, harga BBM turun!” Padahal turunnya itu ditetapkan setelah sebelumnya dinaikkan. Bahkan angka penurunannya lebih tinggi dari angka sebelum dinaikkan. Benar-benar cerdas triknya!Harga BBM boleh turun. Tapi harga barang-barang sudah terlanjur naik. Tarif kereta api juga naik. Harga gas juga naik. Tarif TransJakarta juga naik. Artinya, biaya hidup sudah pasti naik. Sedangkan penghasilan kebanyakan rakyat masih segitu-gitu aja. Artinya, penurunan harga BBM kali ini tak begitu berpengaruh.Jadi, apa sebenarnya motif di balik naik turunnya harga BBM di era presiden ketujuh yang baru menjabat selama dua bulan ini?

Dan kalau dipikir-pikir, penurunan harga BBM kali ini benar-benar menggelikan dari segi logika. Sebab katanya diturunkan dalam rangka mencabut subsidi. Padahal dulu ketika dinaikkan menjadi Rp 8.500 pun, mereka pakai alasan yang sama.Jadi ketika harga Rp 8.500 tersebut, rakyat yang mensubsidi harga BBM?Duhai!!!

Harga BBM Seolah-olah Turun, Sungguh Pencitraan yang Sempurna!

cinta buta terhadap jokowi

Ternyata Para Pendukungnya Sadar, Jokowi Punya Banyak Kesalahan. Tapi Mengapa Mereka Tetap CINTA BUTA? Ada Apa di Balik Keanehan Ini?Selama ini kita sering “menuduh” para Jokowers menganggap idola mereka sebagai manusia sempurna, tanpa cela, tanpa punya satu kesalahan pun. Sampai-sampai kita sering pakai istilah “nabi jokowi” atau “dewa jokowi”.Benarkah “tuduhan” itu?

Setelah saya amati dan pelajari, sepertinya “tuduhan” ini SALAH BESAR. Ya, selama ini kita ternyata salah tuduh.Kenapa? karena setiap kali kita membeberkan kejelekan, keburukan atau kesalahan Jokowi, mereka umumnya tak pernah punya satu pun argumen logis untuk membantahnya.

Justru, bantahan-bantahan mereka terkesan seperti TEMPLATE. Seperti sudah diatur, seragam, dan bunyinya itu-itu saja.NB: Tentang hukum berghibah atau menceritakan kejelekan orang lain, teman-teman perlu membaca artikel “6 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam” Atau silahkan cari sendiri di Google, yaNah, berikut adalah sejumlah ARGUMEN TEMPLATE para Jokowers, yang membuktikan bahwa mereka sebenarnya SUDAH SANGAT SADAR bahwa Jokowi punya banyak kesalahan.

(1) “Kamu kok hobi banget sih, mencari-cari kesalahan Jokowi?”

Orang yang mengucapkan ini, sebenarnya tanpa sadar mengakui bahwa Jokowi punya banyak kesalahan.Di dalam hatinya mereka berkata, “Ya saya sadar kok, Jokowi punya banyak salah. Tapi dia kan idola saja. Makanya saya tak suka jika ada orang yang mencari-cari kesalahannya. Kalau kamu tahu Jokowi salah, mbok ya diam saja, tak usah ngomong apapun, agar saya senang.

(2) “Kurang ajar lu! Tai anjing lu! Babi lu!”

Banyak orang yang memaki dan menghujat seperti ini setelah kita membeberkan kesalahan Jokowi. Biasanya, orang yang memaki seperti ini karena dia jengkel, kehabisan argumen yang membantah fakta yang kita beberkan. Maka dia pun mencari PELAMPIASAN dengan cara mencaci-maki orang yang membeberkan fakta tersebut.

(3) “Tetap pro Jokowi!” atau “Salam dua jari!”

Ucapan seperti ini termasuk yang paling sopan, sangat sering terdengar di era kampanye Pilpres 2014. Jika kita mengungkapkan kesalahan Jokowi, mereka seperti tak peduli terhadap fakta apapun yang kita beberkan. Padahal sebenarnya mereka sadar bahwa apa yang kita tulis memang benar adanya. Maka yang mereka lakukan adalah menghibur diri dengan cara menulis komentar seperti itu.

(4) “Lebih baik bla.. bla.. .bla daripada bla..bla..bla."

Misalkan kita membeberkan fakta bahwa Jokowi suka ingkar janji. Maka mereka membalas dengan komentar, “Lebih baik ingkar janji tapi bersih, daripada menepati janji tapi korupsi!”Ucapan seperti ini sebenarnya SANGAT JELAS menunjukkan bahwa si Jokowers ]mengakui DENGAN JUJUR bahwa idolanya hobi ingkar janji. Namun karena sudah terlanjur cinta buta, mereka pun mencari pembenaran dengan cara membuat kalimat perbandingan seperti itu.Tentu saja, itu kalimat perbandingan yang SANGAT RANCU, sebab seolah-olah mengesankan bahwa ingkar janji itu sah-sah saja. Padahal ingkar janji dan korupsi ya sama-sama salah. Keduanya dosa, sangat tidak terpuji. Jadi sungguh konyol jika Anda membandingkan keduanya.

(5) “Kalau kamu tak suka sama Jokowi, sana pindah ke negara lain!”

Saya kira, hampir kita semua pernah diusir dengan kalimat seperti ini. Tentu ini kalimat yang sangat AROGAN, super sombong, seolah-olah negeri ini hanya milik mereka saja.SECARA PSIKOLOGIS, biasanya orang yang arogan seperti ini adalah mereka yang sudah kehabisan argumen untuk membantah, maka dia menggunakan “kekuasaannya” untuk melawan.Ini bisa dianalogikan seperti seorang bos di kantor yang berdebat dengan bawahannya. Ternyata argumen si bawahan yang benar, dan si bos kalah debat. Karena tak mau kalah, si bos pun menunjukkan sikap arogan dengan berkata, “Saya yang jadi bos di sini, bukan kamu. Jadi aturan saya yang berlaku!”Dari penjelasan di atas, jelas banget bahwa Jokowers yang hobi mengusir orang tersebut sebenarnya mengakui di dalam hati kecilnya bahwa apa yang kita katakan memang benar. Di satu sisi mereka kehabisan argumen, namun di sisi lain mereka merasa di atas angin. Maka sikap arogan pun muncul, dan keluarlah kalimat pengusiran seperti itu.

(6) “Dasar provokator lu!”

Tuduhan provokator biasanya muncul karena si Jokowers menyadari bahwa idolanya memang salah. Namun karena terlanjur cinta buta, dia tak ingin banyak orang mengetahui hal itu. Mereka tidak ingin kita memengaruhi orang lain. Mereka tidak ingin kita membuat banyak orang tahu mengenai kesalahan-kesalahan Jokowi. Ketakutan seperti itu membuat mereka menuduh kita provokator.Provokator merupakan istilah yang berkonotasi negatif. Namun sebenarnya, istilah ini bisa diartikan secara positif juga. Jika saya berhasil mengajak banyak orang untuk berbuat baik, jika saya berhasil membuat banyak orang percaya pada kebenaran yang saya suarakan, maka sebenarnya saya adalah provokator. Betul?Jadi, kalau dipikir-pikir, tuduhan “dasar provokator lu” tersebut bisa dianggap saja sebagai pujian, hehehe…. Alhamdulillah

(7) “Dasar tukang fitnah, lu!”

Mereka hobi banget menuduh kita tukang fitnah, padahal mereka sendiri tidak tahu apa arti fitnah. Justru ketika menuduh tukang fitnah itulah, pada saat yang sama mereka sedang memfitnah kita. Kenapa? Karena definisi fitnah yang benar adalah “menuduh tanpa bukti” atau “menuduh hanya berdasarkan prasangka.”Adapun definisi fitnah versi mereka adalah, “Ketika sebuah fakta terasa demikian menyakitkan bagi saya.”Artinya, di balik tuduhan fitnah tersebut, mereka sebenarnya mengakui di dalam hatinya, bahwa fakta yang kita beberkan memang benar adanya.

* * *Sebenarnya masih banyak contoh TEMPLATE ARGUMEN lainnya dari mereka. Namun tak apalah, enam contoh di atas pun sudah cukup untuk membuktikan kegalauan hati mereka. Sebenarnya para Jokowers itu sudah SANGAT SADAR kok, mengenai kesalahan dan kekurangan idola mereka.PERTANYAAN SANGAT PENTING:Jika mereka sudah sadar seperti itu, kenapa kok masih cinta buta? Kenapa masih membela mati-matian? Bisakah

Anda menjelaskan ADA APA DI BALIK KETIDAKLOGISAN INI?Mari pikirkan


Mencari Jalan Keluar

Sebelum menaikkan harga BBM, semestinya pemerintah harus berusaha keras menekan anggaran belanja agar tidak defisit. Harus dibuat anggaran yang berimbang. Artinya, harus dibuat rancangan pengeluaran yang disesuaikan dengan penghasilan. Bila penghasilan masih juga lebih sedikit dibanding dengan pengeluaran, maka pengeluaranlah yang harus dipangkas. Pembayaran utang harus dijadwalkan kembali. Hal ini amat mungkin dilakukan. Bila pemerintah bisa membuat rencana pengeluaran, berarti bisa pula mengurangi. Harus dibuat skala prioritas pengeluaran. Pengeluaran yang tidak terlalu mendesak, dan hanya merupakan pemborosan harus dicoret dari daftar pembelanjaan.

Bila pengeluaran sudah tidak mungkin dikurangi, pemerintah semestinya mencari sumber penghasilan lain yang tidak menyengsarakan rakyat. Yakni:

1. Menyita Harta Koruptor

Pada berbagai skandal korupsi yang terjadi di negri ini, uang negara menguap entah kemana. Sangat mungkin menarik kembali uang yang telah terlanjur dikucurkan secara semena-mena itu? Uang itu tentu sangat berarti di saat negara dalam kesulitan seperti sekarang ini. Ingat, untuk kenaikan harga BBM, misalnya ternyata negara hanya menghemat dana yang tak seberapa, tapi mengapa pemerintah tega mengorbankan ratusan juta rakyatnya, sementara uang sebesar trilyunan di tangan satu orang dibiarkan saja? Mengapa pemerintah tidak segera menggelandang mereka, dan memaksanya untuk mengembalikan dana yang telah dikorupsi itu, kalau perlu menyita seluruh harta pribadinya dengan ancaman hukuman fisik? Mengapa malah justru menambah derita ratusan juta rakyat yang tidak berdosa itu? Adilkah?

2. Keteladanan Pemimpin

Untuk menghemat pengeluaran pemerintah, para pejabat harus mau berkorban. Dan memberi contoh penghematan kepada seluruh rakyatnya. Misalnya tidak perlu lagi ada baju dinas yang kadang memakan biaya miliaran rupiah. Cukup baju-baju biasa yang harganya murah. Bila perlu gaji yang diterima langsung disumbangkan kembali kepada rakyat. PM Malaysia Mahatir Muhammad, konon di saat puncak krisis, tidak mengambil gajinya sebagai PM selama setahun. Bisakah cara serupa ditiru oleh pejabat di Indonesia? Bila mau, pasti bisa. Toh, seperti yang dilaporkan oleh KPKPN ternyata semua pejabat kita adalah milyarder. Dengan penghematan yang dilakukan, insyaallah akan terkumpul dana yang mungkin cukup besar, sehingga tidak perlu lagi menaikkan BBM.

3. Memanfaatkan Sumberdaya Alam

Pemerintah harus memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya alam negeri ini yang sesungguhnya sangat melimpah. Areal hutan Indonesia termasuk terluas di dunia. Belum lagi sumberdaya mineral, misalnya emas, batubara, nikel dan minyak bumi. Harus ada strategi baru dalam memanfaatkan sumberdaya itu. Demikian juga pemberian ladang konsesi kepada perusahaan asing untuk mengelola minyak, emas atau barang tambang lainnya. Sampai saat ini hasilnya lebih banyak dinikmati oleh perusahaan-perusahaan asing ketimbang dirasakan oleh rakyat. Eksplorasi emas oleh PT Freeport merupakan kesalahan besar. Sejak tahun 1973 konon lebih dari Rp 500 triliun hasil emas melayang ke luar negeri. Memang pemerintah mendapatkan pajak dan sebagainya. Tapi angkanya jauh lebih kecil dari hasilnya itu sendiri. Sudah saatnya, sumber daya alam kita (tambang emas, minyak, dll.) dikelola oleh badan usaha milik negeri sendiri.

4. Membangun BUMN Profesional dan Efisien

Pemanfaatan secara optimal akan sumberdaya alam itu hanya mungkin bila BUMN yang menangani semua kekayaan milik umum itu dikelola secara profesional dan efisien. Sudah menjadi rahasia umum betapa di BUMN-BUMN itu selama ini terjadi inefisiensi luar biasa akibat praktek-praktek korupsi. Akibatnya, bukan hanya dana itu tidak sampai ke tangan rakyat, BUMN itu juga mengalami kerugian. Bagaimana mungkin PLN misalnya, yang menjadi perusahaan tunggal dalam pengelolaan listrik, bisa rugi? Padahal tidak ada satupun rakyat yang tidak menggunakan listrik. Juga tidak ada perusahaan lain yang menjadi saingan PLN. Itu semua terjadi karena mismanajemen dan korupsi. Dengan efisiensi, dana yang diperoleh bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat, dan BUMN itu juga bisa berjalan dengan baik.

Seluruh kebijakan pencabutan subsidi adalah konsekuensi logis dari aplikasi sistem kapitalisme. Dalam kapitalisme, negara sama sekali tidak berkewajiban untuk menjamin kebutuhan publik seperti listrik, BBM, pendidikan atau kesehatan masyarakat. Seluruhnya diserahkan kepada hukum pasar.Dan penderitaan masyarakat di tanah air Indonesia ini makin menjadi-jadi akibat kebijakan birokrat yang tidak adil dan tega menyengsarakan serta menipu rakyat.

Sementara itu, Islam justru telah menetapkan negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas jaminan berbagai kebutuhan publik, sebagai salah satu bagian dari aktivitas ri’ayatusy syu’un. Negara berke- wajiban menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat, termasuk pengadaan sarana listrik dan minyak, kesehatan, dan pendidikan secara gratis. Betapa kontrasnya dengan prinsip kapitalisme.

Maka dari itu, tidak ada jalan lain untuk keluar dari kemelut ini kecuali kembali kepada Islam. Hanya syariat Islam sajalah yang mampu untuk mengatur kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Insya Allah
Diubah oleh dasuspect 03-01-2015 01:51
nona212
nona212 memberi reputasi
1
68.2K
1.2K
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan