- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Salah satu korban sepak bola indonesia..yuk kita bantu


TS
Mriseng2aja
Salah satu korban sepak bola indonesia..yuk kita bantu
Spoiler for Berita:
KEHIDUPAN pesepak bola Sergei Litvinov benar-benar sedang berada dalam titik nadir. Selain harus menjadi pemain futsal di kompetisi amatir, dia juga mencari penghasilan tambahan dengan mencari pundi-pundi uang dari youtube.
Kamis siang (1/1), Sergei mempublish video ucapan selamat tahun barunya dalam bahasa Indonesia. Di video tersebut, terlihat latar belakang perayaan tahun baru di kota Vladivostok, Rusia.
"Selamat tahun baru, aku bikin video di youtube. Semakin banyak orang lihat bagus, seribu orang lihat aku dapat 20 USD. Help Me Please... Lihat video itu," tulisnya dalam pesan singkat.
Setelah pesan pertama, dia kemudian mengirimkan pesan kedua sembari menyertakan link youtube-nya. Di video berdurasi 55 detik itu, Sergei memberi judul 'Sergei Litvinov-Happy New Year Indonesia.2015.'
Video itu berisi doa kepada masyarakat Indonesia dan harapannya agar bisa terus bertahan dengan kondisinya. Video tersebut lebih terlihat seperti usaha Sergei menyemangati dirinya untuk tetap berjuang.
"Semua akan indah pada waktunya," kata pemain 28 tahun itu di salah satu bagian video. ini link video tersebut

ini salah satu korban sepak bola indonesia..
gak ada salahnya luangkan waktu sebentar untuk menyaksikan video ini..
oh ya..pelajaran hidup dari dia adalah pantang menyerah..
Spoiler for Jualan:
SEMPAT merumput di beberapa klub sepakbola Indonesia, karir pemain asal Rusia Sergei Litvinov akhirnya kandas di PSLS Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Selama enam bulan gajinya tak dibayar. Dia pun hidup terlunta-lunta sampai akhirnya dideportasi.
***
Sosok pria bertubuh tinggi kekar itu keluar dari pintu tiga Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Rabu malam lalu (2/7). Dikawal dua petugas imigrasi bandara, lelaki tersebut menghampiri Jawa Pos yang menunggu di depan pintu keluar. Kebetulan jadwal keberangkatan pesawat yang akan menerbangkannya masih lama sehingga dia masih bisa diwawancarai untuk kali terakhir sebelum kembali ke tanah airnya, Rusia.
Ya, pria itu adalah Sergei Litvinov, 27. Sudah tiga tahun dia berkarir di klub-klub sepak bola Indonesia sebagai pemain profesional. Tapi, karirnya tidak tambah mengkilap dan penghasilannya berlimpah. Hidup Sergei di perantauan justru merana.
Dia tak punya apa-apa. Untuk makan sehari-hari saja dia mesti dibantu teman-temannya yang berempati. Dia juga tak kuat membayar sewa kos dan terpaksa tidur di markas Pasoepati, nama komunitas pendukung Persis Solo.
Puncaknya, Jumat pekan lalu (27/6) Sergei ’’ditangkap’’ petugas imigrasi. Dia dianggap telah melanggar aturan keimigrasian sehingga harus dideportasi (dipulangkan dengan paksa) ke negara asalnya. Rabu malam lalu dia benar-benar harus meninggalkan Indonesia dengan sejuta kenangan pahit.
’’Aku juga kaget tiba-tiba digerebek, aku dibilang overstay hampir setahun. Harusnya kalau diurus, aku masih tinggal di sini. Kecewa juga, padahal perjuanganku belum selesai untuk mendapatkan hak-hakku,’’ kata dia.
Sebelum dideportasi, berbagai langkah ditempuh Sergei. Dia berprasangka baik bahwa janji manajemen PSLS yang segera membayar tunggakan gajinya selama enam bulan segera dicairkan.
’’Aku percaya saja ke pengurus, mereka janji tunggu duit keluar. Aku rela susah karena yakin mereka mau bayar. Tapi, sampai aku dideportasi, hakku tak dibayarkan,’’ ucapnya dengan nada kesal.
Selama gajinya tak dibayar itu, Sergei hidup dari sisa-sisa tabungannya yang tak seberapa. Setelah uangnya habis, dia terpaksa hidup berpindah-pindah dari rumah teman yang satu ke rumah teman yang lain.
Ujung-ujungnya, dia ditampung pendukung Persis Solo, Pasoepati. Dia tinggal bersama Muhammad Badras, salah seorang pengurus Pasoepati, di markas Pasoepati, kawasan Stadion Sriwedari. Di tempat itulah dia berjuang untuk hidup.
Misalnya, dia menjadi foto model untuk promosi produk-produk distro. ’’Hasilnya nggak besar, hanya cukup untuk makan. Sekali sesi (pemotretan) dapat Rp 500 ribu. Tapi, itu tidak setiap hari ada, kadang-kadang saja,’’ ucapnya.
Selain itu, dia sempat membantu berjualan es jus langganannya di dekat markas Pasoepati. Si pemilik warung, tampaknya, menaruh iba pada Sergei yang hidupnya terlunta-lunta. Sergei sendiri tidak keberatan dengan bayaran yang tak seberapa.
Yang penting, dia hari itu bisa makan, sampai perjuangannya menuntut gajinya selama enam bulan dari PSLS berhasil. Total gaji yang belum dibayarkan itu sebesar Rp 124 juta.
Sergei mengaku sudah menempuh berbagai cara baik-baik untuk mendapatkan haknya itu. Sebab, dia tidak ingin mantan klubnya (PSLS) terlihat buruk di mata PSSI. Dia tidak melapor ke PSSI dan hanya menagih janji ke klubnya. Tapi, karena berbulan-bulan hanya mendapat janji, Sergei akhirnya jengah dan harus meminta bantuan kepada PSSI.
Tapi, PSSI sama saja. Pengurus PSSI mendiamkan laporan pemain kelahiran Vladivostok, Rusia, 29 September 1986, tersebut.
’’Kesabaranku sudah habis. Karena itu, aku laporkan saja ke FIFA. Sebab, aku bukan pemain asing pertama yang mengalami masalah seperti ini,’’ tegasnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.
Permasalahan yang dihadapi Sergei dan nasibnya yang sengsara ternyata mengundang banyak simpati. Selain dari para anggota Pasoepati dan pemilik warung jus dekat Sriwedari, dia sering diundang untuk menjadi bintang tamu reality show serta acara televisi lainnya.
’’Aku beruntung, banyak orang di sini yang peduli kepadaku. Tapi, aku bingung kenapa pengurus sepak bolanya diam saja,’’ ucapnya.
Lantaran sering tampil dalam acara televisi di Jakarta, Sergei sempat mendapat tawaran untuk main sinetron. Dia mendapat peran figuran seorang satpam dan tayang dalam dua episode.
’’Hasilnya lumayan, bisa untuk makan dan beli pulsa untuk menelepon anak-istri di sana,’’ ungkap pemain yang pernah memperkuat Solo FC, Persikab Bandung, dan terakhir PSLS Lhokseumawe itu.
Meski begitu, nasibnya tidak banyak berubah. Dia tetap tinggal bersama Pasoepati di Solo. Kondisinya yang memprihatinkan itu kembali mengundang simpati orang lain.
Kali ini dari seorang tukang tambal ban di Madiun yang berinisiatif akan menggalang dana untuk Sergei. Tapi, rencana belum terealisasi, Sergei keburu ditangkap petugas imigrasi dan dideportasi.
Bagaimana dengan keluarganya di Rusia? Sergei tidak bisa menutupi perasaannya yang resah. Sebab, sudah enam bulan ini dirinya tidak bisa lagi mengirim uang untuk istri dan anak semata wayangnya.
Sebenarnya, sejak Juli 2013 klubnya tidak menggaji Sergei. Tapi, Sergei masih mempunyai tabungan dari hasil bermain selama dua musim di kompetisi Indonesia.
Nah, mulai Desember 2013, klub menghindar setiap ditanya soal gaji. Sejak itu, Sergei mulai resah. Sebab, tabungannya sudah habis.
Dia tidak bisa lagi mengirim uang kepada keluarganya di Rusia. Untungnya, Valeria Litvinov, sang istri, mau mengerti dan menerima keadaan suami yang sedang berjuang menuntut gaji.
’’Aku malu sama orang tua. Tapi, aku juga terima kasih sudah dibantu orang tua kasih makan istri dan anakku. Aku juga pernah dikirimi uang sama orang tua Rp 2 juta biar bisa hidup di sini,’’ ungkapnya.
Pertengahan Juni lalu, Sergei sempat dihubungi sang istri yang mulai tidak sabar menunggu suaminya pulang ke Rusia. Tidak disangka, perempuan yang hampir tiga tahun dinikahinya itu tiba-tiba menelepon sambil terisak. Dia juga mendengar suara anaknya, Mireia Litvinov, 2, menangis di telepon.
’’Aku lagi ada di Jakarta, lagi syuting film. Tiba-tiba, istri telepon sambil menangis dan minta cerai. Aku sempat shock. Tapi, aku telepon lagi dan minta dia sabar sedikit lagi. Aku janji ke dia untuk cepat pulang,’’ bebernya.
Saat perjuangannya mulai didengar banyak orang dan mulai dapat job di dunia entertainment, Sergei harus meninggalkan Indonesia. ’’Saat ditahan di kantor imigrasi, aku sempat ditelepon televisi untuk jadi komentator bola. Tapi, aku tidak bisa karena sedang di imigrasi. Sayang sekali, itu duitnya bisa buat beli pulsa,’’ terangnya.
Dari pengalamannya ditahan imigrasi itu, Sergei mendapat banyak kenyataan yang berbeda. Pertama, di imigrasi, dia mendapat perlakuan lebih baik daripada saat di mantan klubnya, PSLS. Oleh pihak imigrasi, Sergei lebih dihargai sebagai manusia, meski ditahan karena melanggar izin tinggal.
Kedua, imigrasi memberikan penjelasan dan pengertian mengenai pasal per pasal imigrasi serta membantu apa yang harus dipenuhi jika ingin bekerja kembali di Indonesia. Hal itu tidak pernah diterima Sergei dari klubnya, PSLS, maupun dari PSSI.
Karena itu, pemain yang berposisi bek tersebut mengambil sisi positif atas kejadian yang dialami. Dia memang menyayangkan karena mulai mendapat jalan di dunia entertainment Indonesia berkat bantuan artis seksi Julia Perez.
Meski begitu, dia tetap bersyukur ’’dipaksa’’ pulang ke Rusia karena bisa segera bertemu istri dan anaknya yang sudah lebih dari setahun tidak dijumpainya.
’’Tuhan baik sama aku. Orang-orang di Indonesia baik sama aku, kecuali klub PSLS sama PSSI. Aku sepertinya disuruh pulang dulu agar rumah tanggaku tidak apa-apa. Baru nanti berpikir lagi apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Aku ora opo-opo,’’ ujar lelaki yang juga bisa berbahasa Jawa tersebut.
Kamis sore (3/7) Sergei tiba di Rusia tanpa bisa membawa hasil jerih payahnya sebagai pemain sepak bola di Indonesia. Untungnya, teman baiknya di Vladivostok bersedia membantu untuk memberikan semacam surprise kepada istri dan anaknya. Sebab, keluarganya tidak tahu bahwa Sergei sudah kembali ke Rusia.
’’Aku tidak bawa uang, tapi aku bawa cinta untuk istri dan anakku. Dan aku masih hidup. Aku beruntung, pemain lain yang tidak dibayar, pulang sudah meninggal,’’ tegasnya.
Spoiler for Pulang dengan tangan hampa:
Sobat masih ingat nama Sergei Litvinov? Dialah sosok pemain sepakbola Rusia yang pernah Si Momot tulis beberapa waktu lalu. Karena gajinya sebesar Rp. 124 juta tidak dibayarkan klub PSLS Lhokseumawe, dia harus ikut berjualan jus di Solo. Celakanya, pada awal Juli ini dia dideportasi ke Rusia tanpa mendapatkan gaji yang menjadi haknya.
Sergei Litvinov beraksi di Solo.
Sergei Litvinov beraksi di Solo. (Tribunnews)
Sergei Litvinov pulang ke negerinya pasti dengan perasaan remuk redam dan hati menangis. Setelah sekian lama meninggalkan anak dan isteri tercintanya di Rusia, dia pulang dengan tangan hampa….
Sergei sudah sejak setahun lalu tidak menerima gajinya dari PSLS Lhokseumawe, dengan total Rp 124 juta. Berbagai cara dia lakukan demi bisa mencari uang untuk makan sehari-hari, salah satunya adalah berjualan jus buah di Solo.
Karena kesal dan kondisi hidup susah di Lhokseumawe, Sergei pun pergi ke Solo. Selain ada beberapa teman tinggal di Solo, dia juga mempunyai kenangan di Kota Bengawan saat membela Solo FC pada beberapa musim yang lalu.
Dia saat itu menyatakan sangat berharap mendapatkan haknya dari PSLS Lhoksumawe untuk pulang ke negaranya dan berkumpul bersama anak dan isteri tercintanya. Dia khawatir bernasib seperti mendiang Diego Mendieta, pemain asing asal Paraguay, yang meninggal karena tidak ada biaya untuk berobat karena gajinya tak kunjung diberikan oleh Persis Solo.
“Saya tidak mau mati kaya Mendieta. Dan sepakbola Indonesia tidak akan pernah maju dan kalah dari negara lain apabila masih seperti ini,” katanya.
Untuk menyambung hidup, Sergei pun bekerja di sebuah warung jus buah milik Nugro di daerah Kartopuran, Serengan, Solo. “Awalnya Sergei sering datang ke warung dan cerita tentang nasibnya, lalu saya tawari saja kerja di sini,” kata Nugro, penjual es jus di mana Sergei membantunya berjualan.
Sergei yang sudah fasih berbahasa Indonesia tersebut sering menunjukan skill-nya memainkan si kulit bundar di jalan. Sesekali warga yang melintas berhenti dan menikmati aksi Sergei. Beberapa warga sekitar yang sudah akrab dengan pemain bertubuh jangkung tersebut berteriak menyapa.
Sergei sempat membela tim baik di Indonesia atau di luar negeri seperti FC LLuch-Energiya Vladivostok, FC Okean Nakhodka, Solo FC, dan Persikab Bandung.
Pulang dengan tangan hampa
Tetapi itulah nasib dia. Sergei harus terusir dari Indonesia sebelum dia mendapatkan hak-haknya. Dia sebelumnya juga pernah mengadukan nasib kepada APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional), klub dan PSSI. Akan tetapi, mereka belum memberikan bentuk tanggung jawab nyata.
Sampai akhirnya dia ditangkap pihak imigrasi pada Jumat (27/6). Sempat ditahan beberapa hari, dia kemudian dipulangkan ke Rusia pada Rabu (2/7) lalu. Pemain 27 tahun itu juga berjanji akan membawa kasus tersebut kepada FIFA.
Apa kata PSSI? “Terus terang saja masalah ini sudah berhari-hari menjadi diskusi kami di PSSI. Karena PSSI ingin melihat solusi untuk jangka pendek atau pun jangka panjang,” ungkap Sekjen PSSI Joko Driyono, Minggu (6/7).
Joko menilai kasus yang dialami Sergei sebenarnya adalah tanggung jawab klub. Namun, PSLS Lhokseumawe disebutnya juga tidak jelas.
“Ini adalah tanggung jawab klub. Tapi klubnya saja jangankan bangkit, berkompetisi pun juga tidak ikut. Ya, konsekuensinya pasti berdampak pada jatah PSSI yang ada di FIFA,” tambah pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia.
Kasus penunggakan gaji yang dialami oleh pemain asing atau pun pemain lokal di Indonesia memang kerap terjadi tanpa bentuk ketegasan dari PSSI. Joko mengklaim kedepannya pihaknya bakal membuat perencanaan yang lebih matang terhadap klub-klub terutama terkait keuangan.
“Kami mencoba membuat perencanaan yang lebih sistematis. Yang paling mudah adalah dari sisi enforcement (pelaksanaan) regulasi. Misalnya, utang-utang klub-klub ISL yang kemarin dilalui dulu kemudian musim berikutnya kami lebih represif lagi,” kata dia.
Apapun kata PSSI, yang jelas Sergei Litvinov pulang ke negerinya dengan hati menangis. Dia menemui anak dan isteri dengan tangan hampa….
Spoiler for Ditolong Jupe:
TRIBUNNEWS.COM,YOGJA - Pihak Imigrasi Kelas I Solo telah mendeportasi pemain sepak bola asal Rusia yang bertahan hidup di Kota Solo, Sergei Litvinov, Rabu (2/7).
Visa kunjungan Sergei dianggap sudah overstay (melebihi masa tinggal) hampir setahun.
Sergei telantar di Kota Solo lantaran gaji selama tiga bulan sebesar Rp 124 juta belum dibayarkan klub PSLS Lhokseumawe.
Bahkan untuk bertahan hidup, pemain belakang ini harus berjualan jus di daerah Kartopuran, Serengan, Solo.
Biaya kepulangan Sergei ke Rusia dibantu seorang artis, Julia Perez atau yang akrab disapa Jupe.
Ketika dikonfirmasi terkait bantuan biaya kepulangan Sergei, Jupe lewat akun twitter pribadinya @juliaperrez hanya menjawab, "@tribunjateng tuhan yg kasih".
Jupe pun membagi foto kebersamaan bersama Sergei sebelum pulang ke Rusia.
"Waktunya cuplis pulang kerusia ketemu keluarganya tercinta. Do skoroi vstreci Indonesia @SergeiiLitvinov," demikian tweet Jupe sembari melampirkan foto bersama Sergei.
"Negara tak menanggung biaya deportasi Serge tapi dibiayai temannya yakni artis Jupe. Setelah saya konfirmasi memang benar Jupe yang membiayai tiket pesawat dari Indonesia ke Rusia," kata Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Darori.
Informasi yang dihimpun, biaya tiket Sergei dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara Valdivostok Rusia menggunakan pesawat Korean Air yakni sebesar USD 914 atau jika dirupiahkan sekitar Rp 10.054.000 (1 USD = Rp 11.000).
Sergei berangkat pukul 22.05 dan tiba di Rusia Kamis (3/7) pukul 14.50 waktu setempat.
Darori mengatakan pihaknya mengetahui Sergei berjualan jus di Solo berawal dari tayangan televisi swasta.
"Kami kemudian mencari Sergei namun tak ketemu karena sedang ke luar kota. Kemudian kami turunkan tim pengawasan orang asing untuk mengetahui keberadaan Sergei. Kemudian mendapatkan informasi Sergei sudah kembali ke Solo dan kami datangi Jumat (27/6) lalu," ujarnya.
Berdasarkan keterangan Sergei dalam berita acara pemeriksaan (BAP), lanjut Darori, Sergei berada di Indonesia sejak Desember 2012 karena dikontrak setahun sebuah klub sepak bola di Lhokseumawe, Aceh.
Namun dalam perjalanannya, gaji Sergei belum dibayarkan sehingga dia kembali ke Solo karena punya teman di Solo.
"Orangnya kooperatif selama pemeriksaan. Saya tanya kenapa jualan jus? Sergei mengatakan bukan utamanya untuk mencari nafkah tapi keadaannya ingin di blow up media karena dirinya sudah tak punya biaya hidup," ujarnya.
Sergei berdalih tak mengurus izin tinggal karena manajemen klub berjanji akan mengurus izin tinggal. Namun ketika paspor dikembalikan, pihak klub tak mengurusnya.
Spoiler for sumber:
Spoiler for Videonya..:

0
4K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan