- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[SHARE] Baru Kali Ini Hidup Gue Ketiban Sial Selama Satu Hari Penuh :mad: *Adult Only
TS
dr.rage
[SHARE] Baru Kali Ini Hidup Gue Ketiban Sial Selama Satu Hari Penuh :mad: *Adult Only
Quote:
Langsung aja gan/sist, kejadiannya persis hari minggu tanggal 21 Desember kemarin. Hari libur yang seharusnya bisa gue pake buat nyantai sekedar refresh otak, kini menjadi satu hari yang penuh sumpah serapah 
. Gue baru aja sampe di jakarta jam 2 pagi. Setelah 1 bulan bekerja full di atas kapal, akhirnya gue merdeka bisa pulang ke rumah dan tidur nyenyak tanpa ada gangguan suara bising dari mesin induk ataupun guncangan air laut yang sering bikin perut terasa mual. 
Pagi itu gue baru saja tertidur selama 4 jam. Semua anggota tubuh terasa pegal seraya ingin runtuh. Di tengah tidur dalam gue, entah mengapa tiba-tiba gue ngerasa kayak ada yang lagi namparin pipi gue. Perlahan gue mulai membuka kedua belah mata gue dan mendapati seorang wanita yang sangat cantik sedang berusaha untuk membangunkan gue dari alam tidur. Gadis cantik tersebut adalah Mozza adik perempuan gue
.
Entah apa yang lagi dia omongin ke gue, gue masih belum paham karena nyawa gue masih belum pada ngumpul. Tapi terlihat jelas kala itu adik gue begitu cemas. Hingga pada akhirnya gue pun baru tersadar secara total sewaktu dia berteriak,
Gue yang kala itu panik setengah mati dengan sigap langsung melompat dari ranjang tempat gue berbaring dan langsung menuju ke teras rumah. Sekitar 5 menit gue celingak-celinguk di depan pagar kok ngga ada apa-apa ya?
Emosi gue pun mulai memuncak, dengan nada yang tinggi gue pun memanggil adik gue untuk keluar rumah guna mempertanggungjawabkan atas semua perkataannya barusan 
. Tak lama berselang dia pun mulai membuka pintu secara perlahan dengan raut penuh cemas, seketika itu pula segerombol anak tuyul berlarian di depan pagar rumah gue sambil berteriak,
BAJINGAN!! Ternyata itu anak-anak setan lagi pada main petak umpet. Mata gue masih terasa panas gara-gara terbangun belum pada waktunya.
. Gue mulai naik pitam ketika salah seorang dari mereka menubruk keras pagar rumah gue ketika sedang lari-larian.
Kala itu Mozza hanya tertawa kecil melihat kegusaran gue. Alhasil dia pun tak luput kena dampratan gue karena tidak memastikan terlebih dahulu kejadian yang sebenarnya. Balik ke kamar pasang selimut. Terpejam selama 30 menit tidak menjadikan gue bisa terlelap. Hati yang terlanjur emosi membuat gue tidak bisa kembali tidur, alhasil gue pun mulai mencari kesibukan.
Acara nyuci mobil selesai, mandi juga udah, akhirnya gue ikutan nimbrung nonton tv bareng Mozza meskipun gue ngga tau apaan yang gue tonton. Waktu itu kita lagi nonton acara gosip. Dan hebatnya gue seperti orang yang sedang terkena hipnotis yang begitu setia menyaksikan acara menjijikan tersebut dari awal sampai akhir sekalipun gue ngga ada yang kenal sama artis yang lagi di gosipin. Ditambah lagi masalah si-artis yang lagi di gosipin tersebut sama sekali ngga penting! Bener-bener ngga penting!
Sungguh tak terelakan, gue ngga bisa berkutik karena jauh hari sebelumnya gue udah terlanjur janji sama Mozza. Beli baju baru buat natal? Atleast 2 minggu sekali anak ini beli baju baru dan yang terlintas di otak gue anak ini berasa lagi natalan setiap 2 minggu sekali. Lain di mulut, lain di hati. Lain sekarang, lain nanti. Kurang lebih begitulah gambaran Mozza sesampainya kami di Senayan City. Yang tadinya di rumah dia cuma minta beli baju, sampai di sini jadi banyak maunya.
Hampir setiap barang yang dia liat pasti minta di beli. Alhasil gue cuma beli 2 pasang kemeja beserta celana, sedangkan dia sampe 6 kantong plastik
. Bagai sayur kurang garam, kalau cuma beli dress tapi ngga beli tas dan perabotan menyebalkan lainnya rasanya tuh kurang pas menurut dia. Nyari duit gue sampe setengah mati tapi habisnya cuma sehari . Tapi biarlah, demi adik gue yang tersayang abang rela . Lagi pula motivasi dan semangat gue untuk bekerja sampai saat ini ya karena dia. Yang dia punya saat ini cuma gue, orang tua udah ngga ada. Jadi berat rasanya gue menolak atau menyakiti hati kecilnya, paling ngga bisa gue liat malaikat kecil gue bersedih 
.
Acara belanjanya udah selesai, acara makan-makan juga udah, tapi Mozza masih kepengen keliling lagi namun gue tolak karena pas acara makan-makan tadi dia mulai menyinggung sedikit masalah gadget
. Alamat kena todong kalo sampe gue turutin 
. Begitulah perempuan, mereka adalah mesin pembersih ATM yang sangat efisien bagi kaum pria jika sudah berada di pusat perbelanjaan. Bukan maksud gue mendeskreditkan kaum perempuan, tapi sejauh ini memang kenyataannya demikian. Bukan begitu? Para sista mana suaranya? Silahkan dijawab dalam hati masing-masing 
.
Sore itu cuaca kurang mendukung. Baru aja gue keluar parkiran rintik hujan mulai membasahi kota Jakarta. Beberapa kali gue di bikin sport jantung kepengen nabrak gara-gara ulah ugal-ugalan oknum pemotor. Benar-benar heran gue dibuat mereka. Semakin kencang deru hujan membasahi jalan, semakin kencang pula laju kendaraan mereka. Alih-alih tak ingin kena guyuran hujan, bukan mereka menepi tapi justru semakin tancap gas. Sudah tau hujan, kenapa tak mau berteduh? Jelas-jelas jalanan licin, kenapa malah tancap gas? Semua itu di luar nalar gue dan logika gue. Benar-benar gue dibuat tak habis pikir akan maksud dan tujuan mereka. Yang jelas mereka sungguh luar biasa.
Sesampainya kami di depan pintu gerbang rumah kami, deru hujan kian semakin deras. Sial bukan kepalang, di dalam mobil tak ada payung ataupun sesuatu yang bisa dipergunakan untuk menepis rintik hujan. Mau tak mau gue yang harus mengalah basahan-basahan membuka pagar rumah dan Mozza yang memarkirkan kendaraan masuk kedalam. Seketika itu pula gue baru tersadar kalau mobil yang tadi pagi baru gue cuci kini berlumuran lumpur jalanan. Kalau tau begitu tak sudi rasanya mobil ini ku cuci pagi tadi.
Kala itu benar-benar menyebalkan, namun semua kekesalan gue terbayarkan sudah tatkala gue mendapati senyum indah di bibir Mozza. Ahh.. entah sampai kapan gue sanggup mempertahankan kebahagiaan adik gue tercinta ini. Sesuatu yang sangat mahal dan sangat berharga bagi gue, kebahagiaan yang tak pernah bisa terbayarkan oleh apapun juga. 
. Gue baru aja sampe di jakarta jam 2 pagi. Setelah 1 bulan bekerja full di atas kapal, akhirnya gue merdeka bisa pulang ke rumah dan tidur nyenyak tanpa ada gangguan suara bising dari mesin induk ataupun guncangan air laut yang sering bikin perut terasa mual. Pagi itu gue baru saja tertidur selama 4 jam. Semua anggota tubuh terasa pegal seraya ingin runtuh. Di tengah tidur dalam gue, entah mengapa tiba-tiba gue ngerasa kayak ada yang lagi namparin pipi gue. Perlahan gue mulai membuka kedua belah mata gue dan mendapati seorang wanita yang sangat cantik sedang berusaha untuk membangunkan gue dari alam tidur. Gadis cantik tersebut adalah Mozza adik perempuan gue
."Ah sial, untung dia yang bangunin! Kalo orang lain udah gue tamparin sampe jungkir balik.." Keluh gue dalam hati .
.Entah apa yang lagi dia omongin ke gue, gue masih belum paham karena nyawa gue masih belum pada ngumpul. Tapi terlihat jelas kala itu adik gue begitu cemas. Hingga pada akhirnya gue pun baru tersadar secara total sewaktu dia berteriak,
"...bang ada kebakaran di luar..!!" Jeritnya penuh histeris.
Gue yang kala itu panik setengah mati dengan sigap langsung melompat dari ranjang tempat gue berbaring dan langsung menuju ke teras rumah. Sekitar 5 menit gue celingak-celinguk di depan pagar kok ngga ada apa-apa ya?
Emosi gue pun mulai memuncak, dengan nada yang tinggi gue pun memanggil adik gue untuk keluar rumah guna mempertanggungjawabkan atas semua perkataannya barusan . Tak lama berselang dia pun mulai membuka pintu secara perlahan dengan raut penuh cemas, seketika itu pula segerombol anak tuyul berlarian di depan pagar rumah gue sambil berteriak,"..Salah woy!! Kebakaran..kebakaran..!! Jaga lagi.." Jerit mereka tanpa ada rasa berdosa.
#WHAT THE...
#WHAT THE...
BAJINGAN!! Ternyata itu anak-anak setan lagi pada main petak umpet. Mata gue masih terasa panas gara-gara terbangun belum pada waktunya.
. Gue mulai naik pitam ketika salah seorang dari mereka menubruk keras pagar rumah gue ketika sedang lari-larian."WOY KAMPRET!! KALO BERCANDA JANGAN TERIAK KEBAKARAN KUNYUK!! BIKIN ORANG PANIK AJA LO!! " Pekik gue penuh kebencian .
.Kala itu Mozza hanya tertawa kecil melihat kegusaran gue. Alhasil dia pun tak luput kena dampratan gue karena tidak memastikan terlebih dahulu kejadian yang sebenarnya. Balik ke kamar pasang selimut. Terpejam selama 30 menit tidak menjadikan gue bisa terlelap. Hati yang terlanjur emosi membuat gue tidak bisa kembali tidur, alhasil gue pun mulai mencari kesibukan.
"Ah.. mending nyuci mobil aja, mana tau nanti sore gue mau pergi keluar.." Gue pun mulai membuat keputusan.
Acara nyuci mobil selesai, mandi juga udah, akhirnya gue ikutan nimbrung nonton tv bareng Mozza meskipun gue ngga tau apaan yang gue tonton. Waktu itu kita lagi nonton acara gosip. Dan hebatnya gue seperti orang yang sedang terkena hipnotis yang begitu setia menyaksikan acara menjijikan tersebut dari awal sampai akhir sekalipun gue ngga ada yang kenal sama artis yang lagi di gosipin. Ditambah lagi masalah si-artis yang lagi di gosipin tersebut sama sekali ngga penting! Bener-bener ngga penting!
"Bang sebentar lagi natalan lho.." 
Terang Mozza memulai pembicaraan.
"Hmm.. terus? "
Tanya gue penuh curiga.
"Abang udah beli baju natal belom? "
Tanya Mozza ke gue.
"Udah.."
Jawab gue berbohong.
"Iih.. kapan? Kok aku ngga di beliin? "
Keluh Mozza ke gue.
"Ehh.. engg.. belom deng hehe.."
Jawab gue jujur. #takut kena palak
"Huuhh.. Ya udah kalo gitu kita ke Senayan City yuk beli baju natal "
Rayu Mozza meminta.
"Ahh sial!! Maju kena, mundur kena!!
Keluh gue dalam hati.
Terang Mozza memulai pembicaraan.
"Hmm.. terus? "
Tanya gue penuh curiga.
"Abang udah beli baju natal belom? "
Tanya Mozza ke gue.
"Udah.."
Jawab gue berbohong.
"Iih.. kapan? Kok aku ngga di beliin? "
Keluh Mozza ke gue.
"Ehh.. engg.. belom deng hehe.."
Jawab gue jujur. #takut kena palak
"Huuhh.. Ya udah kalo gitu kita ke Senayan City yuk beli baju natal "
Rayu Mozza meminta.
"Ahh sial!! Maju kena, mundur kena!!
Keluh gue dalam hati.
Sungguh tak terelakan, gue ngga bisa berkutik karena jauh hari sebelumnya gue udah terlanjur janji sama Mozza. Beli baju baru buat natal? Atleast 2 minggu sekali anak ini beli baju baru dan yang terlintas di otak gue anak ini berasa lagi natalan setiap 2 minggu sekali
. Lain di mulut, lain di hati. Lain sekarang, lain nanti. Kurang lebih begitulah gambaran Mozza sesampainya kami di Senayan City. Yang tadinya di rumah dia cuma minta beli baju, sampai di sini jadi banyak maunya. Hampir setiap barang yang dia liat pasti minta di beli. Alhasil gue cuma beli 2 pasang kemeja beserta celana, sedangkan dia sampe 6 kantong plastik
. Bagai sayur kurang garam, kalau cuma beli dress tapi ngga beli tas dan perabotan menyebalkan lainnya rasanya tuh kurang pas menurut dia. Nyari duit gue sampe setengah mati tapi habisnya cuma sehari . Tapi biarlah, demi adik gue yang tersayang abang rela . Lagi pula motivasi dan semangat gue untuk bekerja sampai saat ini ya karena dia. Yang dia punya saat ini cuma gue, orang tua udah ngga ada. Jadi berat rasanya gue menolak atau menyakiti hati kecilnya, paling ngga bisa gue liat malaikat kecil gue bersedih .Acara belanjanya udah selesai, acara makan-makan juga udah, tapi Mozza masih kepengen keliling lagi namun gue tolak karena pas acara makan-makan tadi dia mulai menyinggung sedikit masalah gadget
. Alamat kena todong kalo sampe gue turutin . Begitulah perempuan, mereka adalah mesin pembersih ATM yang sangat efisien bagi kaum pria jika sudah berada di pusat perbelanjaan. Bukan maksud gue mendeskreditkan kaum perempuan, tapi sejauh ini memang kenyataannya demikian. Bukan begitu? Para sista mana suaranya? Silahkan dijawab dalam hati masing-masing .Sore itu cuaca kurang mendukung. Baru aja gue keluar parkiran rintik hujan mulai membasahi kota Jakarta. Beberapa kali gue di bikin sport jantung kepengen nabrak gara-gara ulah ugal-ugalan oknum pemotor. Benar-benar heran gue dibuat mereka. Semakin kencang deru hujan membasahi jalan, semakin kencang pula laju kendaraan mereka. Alih-alih tak ingin kena guyuran hujan, bukan mereka menepi tapi justru semakin tancap gas. Sudah tau hujan, kenapa tak mau berteduh? Jelas-jelas jalanan licin, kenapa malah tancap gas? Semua itu di luar nalar gue dan logika gue. Benar-benar gue dibuat tak habis pikir akan maksud dan tujuan mereka. Yang jelas mereka sungguh luar biasa.
Sesampainya kami di depan pintu gerbang rumah kami, deru hujan kian semakin deras. Sial bukan kepalang, di dalam mobil tak ada payung ataupun sesuatu yang bisa dipergunakan untuk menepis rintik hujan. Mau tak mau gue yang harus mengalah basahan-basahan membuka pagar rumah dan Mozza yang memarkirkan kendaraan masuk kedalam. Seketika itu pula gue baru tersadar kalau mobil yang tadi pagi baru gue cuci kini berlumuran lumpur jalanan
. Kalau tau begitu tak sudi rasanya mobil ini ku cuci pagi tadi. Kala itu benar-benar menyebalkan, namun semua kekesalan gue terbayarkan sudah tatkala gue mendapati senyum indah di bibir Mozza
. Ahh.. entah sampai kapan gue sanggup mempertahankan kebahagiaan adik gue tercinta ini. Sesuatu yang sangat mahal dan sangat berharga bagi gue, kebahagiaan yang tak pernah bisa terbayarkan oleh apapun juga. Quote:
Bagi kaskuser yang ingin membagikan pengalaman menjengkelkan lainnya silahkan ngga usah malu-malu, biar nanti ane pajang di pejwan 
. Siapa tau disini ada yang ngalamin nasib lebih sial daripada gue 
. Siapa tau disini ada yang ngalamin nasib lebih sial daripada gue 0
22.8K
183
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan