- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dulunya Kembang Desa Sekarang Layu Ditinggal


TS
stm15ploeit
Dulunya Kembang Desa Sekarang Layu Ditinggal

Bantu Kasih Ijo2nya Gan
Moga Jadi Hot Tread Ye

Tread Ini Dijamin No Repost Gan
Quote:
Kapanlagi.com - Tak ada yang tahu bagaimana kehidupan seseorang ke depannya. Ada seseorang yang kini dirundung kebahagiaan, beberapa tahun kemudian hidupnya akan berubah drastis menjadi penuh penderitaan. Itulah yang namanya takdir. Suratan Tuhan untuk manusia sampai akhir hidur mereka.
Takdir pula yang sepertinya tidak bisa dihindari oleh Susana dan Susani. Wanita kembar sekaligus ibu muda berusia 29 tahun ini mungkin tak akan pernah menyangka jika kehidupan mereka bakal berakhir menjadi lumpuh layu. Ya, perempuan kembar asal desa Sriwungu, kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah ini mengalami penyakit langka yang menyedihkan.
Karena penyakitnya itu, si kembar tak bisa lagi melakukan berbagai hal. Si kembar juga harus rela ditinggal suami mereka masing-masing. Seperti apa kisah pilu yang dialami si kembar yang konon dulunya adalah kembang desa Sriwungu ini? Dilansir Merdeka, mari kita sama-sama bersimpati.
Terlahir sebagai saudari kembar, kehadiran Susana dan Susani memang membuat warga desa Sriwungu membicarakan mereka berdua. Karena keunikan itu, Susana dan Susani pun tumbuh menjadi seorang gadis kembar yang cantik. Semasa muda, banyak sekali pria yang ingin mendapatkan hati si kembar putri Saridin dan Sri Rejeki itu.
Widodo Budi Wibowo, camat Tlogomulyo pun membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, kala wanita kembar itu masih muda, paras cantik mereka membuat banyak pria tergila-gila. Tak sedikit yang selalu berusaha melamar si kembar. Julukan kembang desa pun akhirnya melekat pada sosok Susana dan Susani.
Julukan kembang desa yang melekat pada Susana dan Susani sepertinya kini tinggal kenangan. Karena si kembar kini hanya bisa terbaring di tempat tidur mereka yang beralas kasur lantai di rumah orangtuanya. Sebetulnya, dari mana awal cerita ibu muda ini bisa menjadi lumpuh? Ternyata semua dimulai pada tahun 2007.
Saat itu Susana dan Susani tengah berusia 22 tahun. Yang pertama diserang penyakit lumpuh adalah Susani tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya. Tangan dan kaki Susani secara tiba-tiba tak bisa digerakkan dan akhirnya berlanjut sampai sekarang menjadi lumpuh total tak berdaya. Setahun semenjak Susani menderita lumpuh, Susana pun merasakan hal serupa dan akhirnya mereka berdua kini tergolek layu di desa Sriwungu, Temanggung.
Pepatah sudah jatuh tertimpa tangga sepertinya dirasakan betul oleh Susana dan Susani. Nasib mereka sudahlah begitu miris karena mendadak lumpuh. Namun ternyata tak hanya penderitaan fisik yang dialami si kembar. Karena jiwa dan psikis mereka sangatlah terluka kala suami mereka masing-masing kompak meninggalkan mereka yang tengah lumpuh.
Suami-suami Susana dan Susani memilih pergi menelantarkan istrinya karena dirasa sudah tak berguna lagi. Padahal dari informasi yang ada, suami mereka berdua juga sama-sama berasal dari Temanggung kendati tinggal di kecamatan yang berbeda. Bahkan terungkap kalau harta benda si kembar juga dibawa pergi oleh kedua pria tersebut. Sungguh, terlalu.
Pengobatan demi kesembuhan Susana dan Susani memang dilakukan oleh pihak keluarga. Di mana Saridin dan Sri Rejeki selalu berusaha membawa putri kembar mereka ke Puskesmas setempat demi mendapatkan pengobatan. Namun terungkap bahwa penyakit yang diderita mereka berdua adalah penyakit genetik langka sehingga sulit diobati.
Belum lagi kehidupan keluarga Saridin dan Sri Rejeki bisa dibilang tidak terlalu mapan. Sehingga mereka berdua butuh bantuan para dermawan demi mengobati Susana dan Susani agar ibu muda itu kembali sembuh. Tentu saja pengobatan yang harus dijalani ibu kembar ini bukanlah hal yang murah dan butuh banyak biaya.
Susana dan Susani kini tinggal di rumah orangtuanya di Temanggung. Di rumah itu, ada juga kakek dan nenek dari si kembar serta anak-anak ibu muda tersebut. Dengan tanggungan orang yang ada di rumah, tentu saja keluarga Saridin dan Sri Rejeki butuh bantuan. Namun kedua orangtua ini masih tetap telaten dan sabar mengurusi putri kembar mereka.
Setiap paginya, Saridin dan Sri Rejeki selalu menggendong si kembar ke luar rumah agar mendapat sinar matahari pagi. Selama tujuh tahun terakhir, mereka berdua pun harus rela menyuapi kedua putri tercintanya itu. Bahkan dengan usia anak-anak Susani dan Susana yang sudah sekolah, Saridin serta Sri Rejeki masih tetap bersedia berkorban. Sungguh, semoga saja nasib mereka semakin baik ke depannya ya.
Takdir pula yang sepertinya tidak bisa dihindari oleh Susana dan Susani. Wanita kembar sekaligus ibu muda berusia 29 tahun ini mungkin tak akan pernah menyangka jika kehidupan mereka bakal berakhir menjadi lumpuh layu. Ya, perempuan kembar asal desa Sriwungu, kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah ini mengalami penyakit langka yang menyedihkan.
Karena penyakitnya itu, si kembar tak bisa lagi melakukan berbagai hal. Si kembar juga harus rela ditinggal suami mereka masing-masing. Seperti apa kisah pilu yang dialami si kembar yang konon dulunya adalah kembang desa Sriwungu ini? Dilansir Merdeka, mari kita sama-sama bersimpati.
1. Si Kembang Desa
Terlahir sebagai saudari kembar, kehadiran Susana dan Susani memang membuat warga desa Sriwungu membicarakan mereka berdua. Karena keunikan itu, Susana dan Susani pun tumbuh menjadi seorang gadis kembar yang cantik. Semasa muda, banyak sekali pria yang ingin mendapatkan hati si kembar putri Saridin dan Sri Rejeki itu.
Widodo Budi Wibowo, camat Tlogomulyo pun membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, kala wanita kembar itu masih muda, paras cantik mereka membuat banyak pria tergila-gila. Tak sedikit yang selalu berusaha melamar si kembar. Julukan kembang desa pun akhirnya melekat pada sosok Susana dan Susani.
2. Berawal Dari Melahirkan
Julukan kembang desa yang melekat pada Susana dan Susani sepertinya kini tinggal kenangan. Karena si kembar kini hanya bisa terbaring di tempat tidur mereka yang beralas kasur lantai di rumah orangtuanya. Sebetulnya, dari mana awal cerita ibu muda ini bisa menjadi lumpuh? Ternyata semua dimulai pada tahun 2007.
Saat itu Susana dan Susani tengah berusia 22 tahun. Yang pertama diserang penyakit lumpuh adalah Susani tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya. Tangan dan kaki Susani secara tiba-tiba tak bisa digerakkan dan akhirnya berlanjut sampai sekarang menjadi lumpuh total tak berdaya. Setahun semenjak Susani menderita lumpuh, Susana pun merasakan hal serupa dan akhirnya mereka berdua kini tergolek layu di desa Sriwungu, Temanggung.
3. Ditinggal Suami
Pepatah sudah jatuh tertimpa tangga sepertinya dirasakan betul oleh Susana dan Susani. Nasib mereka sudahlah begitu miris karena mendadak lumpuh. Namun ternyata tak hanya penderitaan fisik yang dialami si kembar. Karena jiwa dan psikis mereka sangatlah terluka kala suami mereka masing-masing kompak meninggalkan mereka yang tengah lumpuh.
Suami-suami Susana dan Susani memilih pergi menelantarkan istrinya karena dirasa sudah tak berguna lagi. Padahal dari informasi yang ada, suami mereka berdua juga sama-sama berasal dari Temanggung kendati tinggal di kecamatan yang berbeda. Bahkan terungkap kalau harta benda si kembar juga dibawa pergi oleh kedua pria tersebut. Sungguh, terlalu.
4. Terkena Penyakit Genetik
Pengobatan demi kesembuhan Susana dan Susani memang dilakukan oleh pihak keluarga. Di mana Saridin dan Sri Rejeki selalu berusaha membawa putri kembar mereka ke Puskesmas setempat demi mendapatkan pengobatan. Namun terungkap bahwa penyakit yang diderita mereka berdua adalah penyakit genetik langka sehingga sulit diobati.
Belum lagi kehidupan keluarga Saridin dan Sri Rejeki bisa dibilang tidak terlalu mapan. Sehingga mereka berdua butuh bantuan para dermawan demi mengobati Susana dan Susani agar ibu muda itu kembali sembuh. Tentu saja pengobatan yang harus dijalani ibu kembar ini bukanlah hal yang murah dan butuh banyak biaya.
5. Dirawat Orangtuanya
Susana dan Susani kini tinggal di rumah orangtuanya di Temanggung. Di rumah itu, ada juga kakek dan nenek dari si kembar serta anak-anak ibu muda tersebut. Dengan tanggungan orang yang ada di rumah, tentu saja keluarga Saridin dan Sri Rejeki butuh bantuan. Namun kedua orangtua ini masih tetap telaten dan sabar mengurusi putri kembar mereka.
Setiap paginya, Saridin dan Sri Rejeki selalu menggendong si kembar ke luar rumah agar mendapat sinar matahari pagi. Selama tujuh tahun terakhir, mereka berdua pun harus rela menyuapi kedua putri tercintanya itu. Bahkan dengan usia anak-anak Susani dan Susana yang sudah sekolah, Saridin serta Sri Rejeki masih tetap bersedia berkorban. Sungguh, semoga saja nasib mereka semakin baik ke depannya ya.
Spoiler for Sikembar:
Spoiler for Sikembar:
Spoiler for Sikembar:
Spoiler for Sikembar:
For Sumber Klik Disini

0
13.8K
Kutip
84
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan