Kaskus

News

helmy456Avatar border
TS
helmy456
Temukan AirAsia Hanya 2 Hari, Inilah Kapal 'Hero' yang Canggih Milik TNI AL
Temukan AirAsia Hanya 2 Hari, Inilah Kapal 'Hero' yang Canggih Milik TNI AL

Kapal baru Indonesia, KRI Bung Tomo (357) bertugas mengangkut serpihan-serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dan jasad-jasad korban. KRI itu menemukan emergency exit door serta mengevakuasi beberapa jenazah.

Kapal perang terbaru dan tercanggih milik Angkatan Laut Indonesia saat ini, KRI Bung Tomo (357) berperan aktif dalam melakukan penyelematan korban pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12), pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk.

KRI Bung Tomo sangat berperan dalam proses evakuasi AirAsia QZ8501. Kapal baru Indonesia tersebut bertugas mengangkut serpihan-serpihan pesawat dan jasad-jasad korban. KRI itu menemukan emergency exit door serta mengevakuasi beberapa jenazah. Sekitar pukul 15.00 WIB, kapal buatan Inggris tersebut menerjang ganasnya ombak lautan untuk mengevakuasi belasan jenazah lainnya. Namun tahukah Anda, spesifikasi dan bentuk ‘Kapal Hero’ tersebut?

KRI Bung Tomo (357) merupakan salah satu dari tiga jenis kapal (Multi Role Light Fregate) milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Pemberian nama Bung Tomo kepada kapal andalan TNI Angkatan Laut ini, karena perananan yang besar dari tokoh Bung Tomo dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda, yang berakhir dengan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Kapal yang dibuat oleh Perusahaan Teknologi Bae System, Inggris dibeli dengan harga Rp4 trilliun plus dua tambahan Kapal Perang baru yang juga dari Inggris yaitu KRI John Lee dan KRI Usman Harun. Kapal yan berbobot 2300 ton, Panjang 95 meter dan lebar 12,7 meter ini didukung 4 motor pendorong pokok Combined Diesel and Diesel mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 31 knots.

Kapal Perang KRI Bung Tomo tiba di tanah air pada tanggal 8 September 2014 melalui Perairan Pulau Sabang, Aceh dan Tiba di Dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Belawan, Medan Sumatera Utara. Kapal ini memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang. Kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet, dan tiba di Indonesia pada pertengahan bulan September 2014. KRI Bung Tomo-357 saat ini dikomandani Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T.

Spesifikasi KRI Bung Tomo (357) memiliki berat 1,941 ton. Dengan dimensi 89 meter x 12,8 meter x 3,6 meter. Ditenagai oleh 4 x MAN B&W / Ruston diesel engine (total of 30.2 MW). Kecepatan maksimal 30 knot dengan jarak jelajah 9,000 km. Diawaki oleh maksimal 79 pelaut.

Kapal perang tersebut memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Perancis.

KRI Bung Tomo juga dilengkapi oleh platform system yang baik, di antaranya Radar Navigasi dan Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara, serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran.

Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet.

Kelengkapan sistem sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual menggunakan camera video.

Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System), sehingga jika ada kerusakan atau failure pada salah satu sistem kapal akan terdeteksi secara dini.

Selain itu, persenjataan yang ada di KRI jenis MRLF ini antara lain, meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30 B REMSIG 30 mm, Peluncur Triple BAE System kaliber 324 mm untuk perang atas air, enam belas tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exoxet.

Kapal MRLF ini menggunakan Radamec 2500 yang merupakan perangkat sensor elektro optic weapon director, dimana alat ini dapat disetting multi mode auto tracker, yaitu lima sasaran dapat dipantau sekaligus dari jarak 18.000 meter.

Untuk diketahui, dalam tugas internasionalnya membela Negara beberapa waktu yang lalu, Kapal ‘Hero’ ini sudah menempuh pelayaran secara berlanjut diberangkatkan dari pelabuhan Portland (Inggris), dan selanjutnya singgah di beberapa pelabuhan antara lain pelabuhan Malaga (Spanyol), Civitavecchia (Italia), Port Said (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Salalah (Oman), Cochin (India) dan akhirnya tiba di perairan Indonesia disambut KRI Oswald Siahaan – 354 dan pesawat TNI AL.

Kapal perang KRI Bung Tomo-357 dalam pelayaran memasuki perairan Indonesia melalui perairan Pulau Rondo Sabang dan menuju perairan Selat Malaka dengan dikawal KRI jenis perusak Kawal Rudal (PKR) kelas Vanspijk di perairan Indonesia tepatnya di di sekitar pulau Rondo Ujung paling Barat Pulau Sumatra.

Kapal perang baru TNI AL dengan kemampuan sistem persenjataan modern KRI Bung Tomo – 357 singgah di Pelabuhan Belawan Medan dalam rangka melaksanakan bekal ulang logistik dan bekal lainnya serta melaksanakan agenda kegiatan yang telah dipersiapakan di Lantamal I Belawan.

Terkait dengan pesawat AirAsia sehari sebelumnya, proses evakuasi sebanyak belasan jenazah penumpang AirAsia QZ8501, dilakukan sendiri oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo. Kapal perang yang lain datang Selasa (30/12) kemarin.

Menurut satelit radar Puskodal, ada empat KRI yang dikerahkan ke lokasi ditemukannya jenazah dan serpihan pesawat. Empat kapal itu ialah KRI Pulau Renggat, KRI Banda Aceh, KRI Pattimura, dan KRI Sigurot. Empat kapal itu diperkirakan tiba sekitar pukul 18.00 WIB.

Meski hanya sendiri yang melakukan evakuasi, Muspin mengaku tak menemui kendala selama mengangkat jenazah. Proses itu dapat dilakukan tanpa adanya kendala apa pun, termasuk cuaca. Sekarang, TNI masih fokus untuk mencari korban lainnya di wilayah perairan tersebut.

Sekedar informasi, pesawat Airasia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan 1 orang anak balita. Di dalam pesawat itu, ada pula penumpang dan awak kabin warga negara asing, yakni Singapura 1 orang, Inggris 1 orang, Malaysia 1 orang, Korea Selatan 3 orang, dan Perancis 1 orang.

source
0
7.9K
35
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan