Kaskus

Entertainment

cahyomediaAvatar border
TS
cahyomedia
JANGAN MENCARI TUHAN, MAKA KAMU AKAN MENEMUKAN TUHAN
Halo Agan sekalian.

Ini adalah artikel pencerahan bagi semua umat beragama (yang tidak beragama juga boleh).
Tidak bermaksud provokasi ataupun memojokkan salah-satu agama, tapi memberikan pencerahan bagi semua umat. Baca yang sabar dan seksama yaah... emoticon-Smilie
selamat membaca :

JANGAN MENCARI TUHAN, MAKA KAMU AKAN MENEMUKAN TUHAN

JANGAN MENCARI TUHAN, MAKA KAU AKAN MENEMUKAN TUHAN

Hutan itu tidak ada – ‘hutan’ hanyalah kata-kata. Yang ada disitu adalah pohon. Pepohonan, pepohonan dan pepohonan – mereka ada ; dan jika kamu mencari dimana hutan dan mengabaikan pepohonan, kamu tidak akan pernah menemukan dimana hutan itu berada.

Mungkin itulah mengapa banyak orang mencari Tuhan dan tak pernah menemukannya – mereka mencari sesuatu yang abstrak. Tuhan itu seperti hutan : kamu akan menemukan pohon, batu, manusia laki-laki, manusia perempuan, anjing, ular, bulan, bintang – benda-benda itulah yang akan kau temukan ; kamu tidak akan menemukan Tuhan dimanapun. Tuhan adalah nama dari totalitas semua itu. Dia ada dalam fakta-fakta itu ; Dia tidak punya bentuk lain. Dia ada di dalam ular dalam bentuk ular, dan Dia ada di dalam pohon dalam bentuk pohon, dan Dia ada di dalam batu sebagai batu, dan Dia ada di dalam manusia sebagai manusia.

Orang bertanya ; dimanakah Tuhan? Sama seperti mereka berdiri di dalam hutan, dan bertanya, “Dimanakah hutan?”

Jika kamu jawab, “Kamu berada di dalam hutan itu sendiri.”

Mereka akan bilang, “Ini adalah pohon jati, ini adalah pohon pinus – tapi dimanakah hutan? Aku tahu mereka adalah pepohonan, tapi dimanakah hutan? Saya ingin tahu hutan itu seperti apa.”

Mereka akan menjadi gila dan takkan pernah mencapai hutan. Mengabaikan pepohonan, maka tidak akan menemukan hutan. Hutan ada di dalam pohon jati, pohon pinus, pohon ketapang. Hutan mewujud dalam seribu satu bentuk. Hutan itu sendiri tidak dapat ditemukan – hanya sebuah abstrak, universal.

Temukanlah fakta-fakta dan lupakan universal. Itu adalah perbedaan antara kebenaran beragama dan kesalahan dalam beragama. Kesalahan beragama mengabdi pada sesuatu yang abstrak, kebenaran beragama mengabdi pada fakta. Cintai manusia, cintai anak-anak, cintai binatang, cintai pepohonan, cintai bintang-bintang…. Jangan mencari Tuhan, dan kamu akan menemukan Tuhan.

“Maka ke mana pun engkau menghadap, disitulah Wajah Allah” (Al-Baqarah ; 115)

Cintai manusia, cintai binatang, cintai pepohonan, dan kemudian kamu menjadi sadar bahwa sebuah pohon tidak hanya sebuah pohon. Pohon jauh melebihi pohon itu sendiri ; jauh melebihi pemikiran manusia. Cintai manusia, dan kamu akan menyadari bahwa ia tidak hanya tubuh, tidak hanya pikirannya ; tapi sesuatu yang jauh melebihi itu tersembunyi disana. Manusia yang kau cintai itu menjadi jendela – sebuah jendela menuju Tuhan. Istri kamu, anak kamu sendiri menjadi jendela menuju Tuhan.

Cintai fakta, yang konkret, yang nyata, dan kamu akan melihat kejahatan apa saja yang telah dilakukan oleh manusia atas nama sesuatu yang abstrak. Kristen berperang melawan muslim, muslim berperang melawan Hindu, dan tanyakan, “Demi apa?”

Mereka akan menjawab, “Demi Tuhan.”

Tuhan muslim adalah abstrak, Tuhan Kristen adalah abstrak, Tuhan Hindu adalah abstrak. Yang nyata adalah bentuk ketuhanan/keilahian yang mewujud. Dan kamu membunuh orang Hindu, dan kamu membunuh muslim, dan kamu membunuh orang Kristiani : kamu telah membunuh Tuhan yang sebenarnya – Tuhan yang nyata, demi sebuah gagasan tentang Tuhan yang salah ; kamu membunuh manusia nyata hanya demi teori-teori.

Jadi aku tidak akan bertanya, “Dimanakah Tuhan? Apa itu Tuhan? Apa definisinya?”

Tidak, aku akan mulai mencintai – dan melalui cinta, definisi akan datang padaku. Sebuah pemahaman akan datang melalui cinta – tidak melalui gagasan, tidak melalui pemikiran. Ini adalah pekerjaan hati – untuk mulai mencintai.

Jangan bertengkar untuk doktrin, dogma – jangan membuang-buang waktu. Kenapa kau membuang waktu hanya demi sesuatu yang abstrak, teori, dan filosofi?

Hanya cinta yang bisa jadi tempat istirahat, hanya cinta yang bisa jadi pelindung. Kamu bisa mencari apa saja selain cinta, tapi kamu hanya akan menemukan ketegangan-ketegangan yang baru, bukan yang lain ; dan juga beban yang baru – dan beban-beban itu sangatlah berat.

Hanya dalam cinta, beban menghilang. Karena sebenarnya, beban apakah yang paling mendasar? Beban paling mendasar adalah ego : keakuan.
Semua beban lain terkumpul dalam pusat ini. Ego adalah pusatnya ; lalu kamu mengumpulkan banyak beban lain. Pusat ini harus dihancurkan. Cinta membuatmu menjadi nobody (bukan siapa-siapa), cinta membebaskanmu dari pekerjaan yang berat dan membosankan, cinta menghancurkan ego-mu sepenuhnya.

Cinta menghancurkanmu, cinta membunuhmu sepenuhnya, dan memberimu hidup yang baru – hidup tanpa ego apapun : hidup yang simple, rendah hati, hidup dimana Tuhan hidup disitu. Kamu menjadi bambu yang berlubang… dan musik Tuhan mulai mengalir kedalam dirimu. Kamu tak dapat menghalangi, karena kamu disana bukan untuk menghalangi Tuhan. Jika iya, maka kamu adalah sebuah halangan itu sendiri.

Tidakkah kamu telah melihat? – semakin besar egomu, semakin besar penderitaan yang diciptakannya. Itu sakit – seperti luka. Semakin sedikit ego, semakin sedikit sakitnya – luka sembuh. Ketika tidak ada ego, tidak ada sakit sama sekali. Bahkan jika orang lain menghinamu itu tidak akan terasa sakit. Penghinaan melukaimu hanya ketika ada luka – kamu kalah karena kamu ingin menang. Jika tidak ada ego, apakah bedanya antara menang dan kalah? Apa bedanya antara sukses dan gagal?

Semua kehormatan diciptakan oleh ego. Saat ego seseorang terpenuhi, maka dia merasa sukses dan menang. Ketika ego tidak terpenuhi, maka dia merasa gagal dan kalah. Semua kekalahan dan kemenangan diciptakan oleh ego. Ketika tidak ada ego, kamu hidup tanpa kemenangan, dan tanpa kekalahan. Kamu hidup simple ; tanpa sukses, dan tanpa kegagalan. Kamu hidup simple… dan kehidupan simple itulah kehidupan yang relijius.

Semua yang ada ini adalah bentuk Yang Maha Kuasa. Cintai pepohonan jika kamu ingin tahu tentang hutan. Cintai manusia jika kamu ingin tahu tentang Tuhan. Setiap bentuk nyata bisa menjadi jendela atau pintu. Jangan terobsesi dengan kata-kata.

Kata ‘Tuhan’ bukanlah Tuhan, kata ‘cinta’ bukanlah cinta, dan kata ‘api’ tentu saja bukanlah api. Singkirkan kata-kata, dan meleburlah dalam keberadaan.

Rasakan lebih banyak, daripada berpikir. Melalui perasaan, doa-mu akan timbul… dan melalui perasaan, kamu akan dileburkan suatu hari. Dan saat kamu dileburkan, kamulah Tuhan.

****
OSHO & @CahyoNarayana

1
5.5K
6
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan