RANAHBERITA-Dua anak harimau Sumatera yang lahir di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, diberi nama pada usia tiga bulan.
“Nama yang diberikan untuk anak harimau jantan, Pandeka Balang, dan yang betina Mantagi, dua nama itu merupakan nama pilihan dari ratusan nama yang diusulkan,” kata Wali Kota Bukittinggi, Ismet Amzis, Selasa (24/12/2014).
Pemberian nama satwa langka itu dilakukan pada malam special hari ulang tahun Kota Bukittinggi ke 230, Senin (22/12/2014) malam. Sehingga menjadi hari spesial pula bagi si jantan dan betina, dua ekor anak harimau Sumatera yang lahir di kebun binatang itu.
Bayi harimau kelas F-1 atau hasil perkimpoian harimau asli hutan Sumatera ini, merupakan yang pertama kali di kebun binatang ini sejak tahun 1960.
Pemerintah Kota Bukittinggi bersama masyarakat menggelar syukuran hari jadi Kota bukittinggi ke-230, dan bersamaan dengan penetapan nama kedua anak harimau tersebut, yang sebelumnya telah disayembarakan dan terbuka untuk umum.
Wali Kota Ismet Amzis menyebutkan, penetapan nama sengaja dilakukan di hari jadi kota tanggal 22 Desember 2014, karena dua ekor anak harimau Sumatera itu juga lahir pada tanggal 22 September atau pas saat berusia 3 bulan.
“Pemberian nama ini sengaja disayembarakan agar masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pencarian nama, dan kita juga berharap kepada masyarakat kota mensyukuri, karena hewan langka ini memang harus menjadi perhatian bersama untuk memeliharanya,” ungkapnya.
Dari ratusan nama yang diusulkan masyarakat peserta sayembara, terpilih nama Pandeka Balang untuk anak harimau jantan dan Mantagi untuk si betina.
Salah seorang peserta sayembara, Marno, yang usulan namanya terpilih menjadi nama anak harimau jantan mengatakan, nama Pandeka Balang berarti Pendekar Belang, sedangkan nama untuk anak harimau betina terpilih nama yang diusulkan Asril yaitu Mantagi yang berarti wibawa sang dewi.
“Saya tidak menyangka akan terpilih memberi nama, barangkali inilah anugerah dari Tuhan, selama saya merawat mulai dari bayi sampai sekarang berumur 3 bulan, sejak kerja di kebun binatang ini baru pertama kali anak harimau Sumatera lahir di kebun binatang,” katanya yang juga sebagai pawang harimau di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi.
“Karena disayembarakan, maka kita berusaha mencarikan nama yang khas Sumatera Barat, karena harimau ini juga harimau dari Sumatera Barat. Induk dan bapaknya asli, makanya dibuat nama yang melekat dengan Sumatera Barat,” tutur Marno.
Ia mengatakan, sepasang anak harimau Sumatera Pandeka Balang dan Mantagi merupakan harimau Sumatera kelas F-1 atau hasil perkimpoian harimau Sumatera asli dari hutan Sumatera, bukan harimau yang lahir dari penangkaran.
Kedua bayi harimau ini lahir secara normal, hasil perkimpoian harimau Sumatera bernama Bancah dan Dara Jingga.
Induk harimau jantan si Bancah, saat ini berumur sekitar 12-13 tahun, seekor harimau Sumatera dengan nama latin Panthera Tigris Sumatera yang berasal dari hutan di Desa Taratak Bancah Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto.
Sedangkan induk betina Dara Jingga, kini berumur sekitar 6-7 tahun berasal dari hutan di Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya.
Dengan hadirnya sepasang anak harimau ini, jumlah harimau Sumatera koleksi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan berjumlah enam ekor, dua ekor harimau Sumatera lainnya bernama Sandy dan Sean sepasang harimau berusia dua tahun.