Gerai makanan cepat saji yang menawarkan berbagai makanan tinggi kalori, natrium, dan lemak jenuh sangat mudah ditemui di bandara. Namun, jenis makanan ini sebaiknya dihindari. Alasannya, tubuh tidak dapat mencerna makanan sarat natrium dan lemak jenuh dengan baik. Kondisinya akan semakin sulit di ketinggian 37 ribu kaki saat Anda tengah berada dalam pesawat.

Di luar masalah pencernaan, ada juga isu sirkulasi darah dalam penerbangan. Duduk terlalu lama dan tidak bergerak di kabin akan membuat aliran darah di sekitar kaki terhambat, yang dapat menyebabkan kaki bengkak atau lebih buruk menimbulkan deep vein thrombosis (DVT).

DVT terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di betis. Kondisi ini terjadi jika melakukan perjalanan panjang dan inaktif, kelamaan tidak aktif bisa menyebabkan pembekuan. Gumpalan yang lebih kecil akan pecah secara alami, tetapi yang lebih besar mungkin memblokir pembuluh darah, menyebabkan pembengkakan, nyeri dan perubahan warna kulit. Kondisi ini menjadi fatal jika potongan bekuan darah lolos dan melakukan perjalanan ke paru-paru, otak, atau jantung yang menyebabkan kerusakan parah, bahkan kematian.

Menurut Times of London, burger keju, hot dog, kentang goreng, dan cherry Danish dapat berkontribusi pada penyempitan aliran darah tersebut. Meskipun tidak ada hubungan langsung antara DVT dan makan makanan tinggi lemak jenuh sebelum naik pesawat, makan makanan tidak sehat sebaiknya dihindari demi kebaikan tubuh Anda.

Makanan yang mendorong ekspansi usus dan membuat perut kembung saat bertemu tekanan di pesawat sebaiknya juga dihindari. Hal ini terutama bagi orang-orang yang menderita gangguan lambung.

Contoh makanan yang dapat menimbulkan gas dan meningkatkan asam lambung antara lain kol, ubi, nangka muda, dan kacang panggang.

Perut kembung saat berada di pesawat bukan masalah sepele. Pada 2006, seorang penumpang yang kembung memaksa pesawat American Airlines melakukan pendaratan darurat. Sesama penumpang pun melaporkan adanya bau yang busuk. Seorang penumpang menyembunyikan aroma tersebut. Namun, pengakuan bersalah akhirnya keluar setelah seekor anjing pendeteksi bom diturunkan.

Bagi sebagian orang, menenggak minuman cocktail adalah bagian dari protokol sebelum naik pesawat untuk membantu menghilangkan rasa takut terbang, dan berfungsi sebagai obat tidur. Namun, ahli kesehatan mengatakan mengonsumsi alkohol sebelum dan selama penerbangan harus dihindari karena berdampak buruk.

“Karena ada sedikit air dalam darah Anda ketika Anda mengalami dehidrasi, konsentrasi alkohol akan sedikit lebih tinggi, yang menyebabkan keracunan lebih cepat dan meningkatkan potensi untuk mabuk,” kata Eric Rimm, associate professor nutrisi di Harvard School of Public Health kepada Health Magazine.

Mengonsumsi minuman bersoda sebelum naik pesawat, terutama dengan jarak yang panjang, akan membuat tubuh Anda merasa tidak nyaman. Soda membuat perut kembung, kram, dan memiliki efek diuretik yang membuat Anda harus bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil.

Ini bukan hanya membuat tubuh tidak nyaman, tetapi juga mengganggu penumpang yang duduk di sebelah Anda.