- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menko Sofyan: Mulai 1 Januari 2015 Akan Ada Harga Baru BBM


TS
thomasgabriel
Menko Sofyan: Mulai 1 Januari 2015 Akan Ada Harga Baru BBM
Quote:
akarta -Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah tengah mematangkan kebijakan baru terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia mengungkapkan, mulai 1 Januari 2015 masyarakat akan membeli BBM dengan harga yang baru.
Hal itu diungkapkan Sofyan kala ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/12/2014). Namun, Sofyan belum bisa menyebutkan lebih jauh kebijakan yang tengah dimatangkan pemerintah.
"Saya nggak bisa, besok kita baru akan rapat lagi melihat harga keekonomian hari ini. Intinya, semoga kebijakan ini adalah yang permanen. Nanti akan diputuskan dan diumumkan sebelum Tahun Baru," tuturnya.
Namun, Sofyan menggarisbawahi bahwa harga BBM bersubsidi akan berubah. Sejak 18 November lalu, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000/liter. Harga Premium menjadi Rp 8.500/liter, dan Solar Rp 7.500/liter.
"Pada saat Tahun Baru, masyarakat akan membeli BBM dengan harga baru. Per 1 Januari 2015," ungkapnya.
Sofyan sendiri masih enggan mengatakan opsi yang sedang digodok pemerintah. Dia hanya menyebutkan kebijakan ini diharapkan tidak akan membebani APBN dan tidak lagi membuat pemerintah terpaksa mengubah APBN di tengah jalan karena subsidi BBM membengkak.
"Nanti lihat saja dulu, kita akan meng-exercise semua indikator. Policy ini diharapkan tidak akan menyandera APBN kita di masa yang akan datang sehingga tak perlu lagi ada APBN-P," tuturnya
Dengan begitu, lanjut Sofyan, APBN akan lebih stabil dan kredibel. "Pembangunan yang dilakukan juga lebih terjamin," ujarnya.
Sebagai informasi, Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan bahwa pemerintah tengah mengkaji beberapa kebijakan subsidi BBM. Ada 2 hal yang mengemuka yaitu penghapusan subsidi untuk Premium dan subsidi tetap (fixed subsidy) per liter untuk BBM diesel atau Solar.
Soal harga, Sudirman mengakui harga jual Premium yang Rp 8.500/liter lebih tinggi dibandingkan harga pasarnya. Saat ini pemerintah memang mendapat untung, meski secara keseluruhan tahun masih nombok karena subsidi yang diberikan lebih besar.
"Kalau dilepas dengan harga keekonomian, harga Premium akan jadi lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah November lalu Rp 8.500/liter. Mungkin saat ini pemerintah untung sedikit karena harga keekonomian Premium di bawah harga subsidi. Tapi secara net setahun pemerintah masih nombok karena harus bayar subsidi BBM," jelas Sudirman.
ember
Hal itu diungkapkan Sofyan kala ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/12/2014). Namun, Sofyan belum bisa menyebutkan lebih jauh kebijakan yang tengah dimatangkan pemerintah.
"Saya nggak bisa, besok kita baru akan rapat lagi melihat harga keekonomian hari ini. Intinya, semoga kebijakan ini adalah yang permanen. Nanti akan diputuskan dan diumumkan sebelum Tahun Baru," tuturnya.
Namun, Sofyan menggarisbawahi bahwa harga BBM bersubsidi akan berubah. Sejak 18 November lalu, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000/liter. Harga Premium menjadi Rp 8.500/liter, dan Solar Rp 7.500/liter.
"Pada saat Tahun Baru, masyarakat akan membeli BBM dengan harga baru. Per 1 Januari 2015," ungkapnya.
Sofyan sendiri masih enggan mengatakan opsi yang sedang digodok pemerintah. Dia hanya menyebutkan kebijakan ini diharapkan tidak akan membebani APBN dan tidak lagi membuat pemerintah terpaksa mengubah APBN di tengah jalan karena subsidi BBM membengkak.
"Nanti lihat saja dulu, kita akan meng-exercise semua indikator. Policy ini diharapkan tidak akan menyandera APBN kita di masa yang akan datang sehingga tak perlu lagi ada APBN-P," tuturnya
Dengan begitu, lanjut Sofyan, APBN akan lebih stabil dan kredibel. "Pembangunan yang dilakukan juga lebih terjamin," ujarnya.
Sebagai informasi, Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan bahwa pemerintah tengah mengkaji beberapa kebijakan subsidi BBM. Ada 2 hal yang mengemuka yaitu penghapusan subsidi untuk Premium dan subsidi tetap (fixed subsidy) per liter untuk BBM diesel atau Solar.
Soal harga, Sudirman mengakui harga jual Premium yang Rp 8.500/liter lebih tinggi dibandingkan harga pasarnya. Saat ini pemerintah memang mendapat untung, meski secara keseluruhan tahun masih nombok karena subsidi yang diberikan lebih besar.
"Kalau dilepas dengan harga keekonomian, harga Premium akan jadi lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah November lalu Rp 8.500/liter. Mungkin saat ini pemerintah untung sedikit karena harga keekonomian Premium di bawah harga subsidi. Tapi secara net setahun pemerintah masih nombok karena harus bayar subsidi BBM," jelas Sudirman.
ember
hapus aja subsidinya pak

tambahan berita
Spoiler for Subsidi Premium Dihapus, Bagaimana Nasib Pertamina?:
Subsidi Premium Dihapus, Bagaimana Nasib Pertamina?
Quote:
Jakarta -Pemerintah berencana menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 88 atau Premium sehingga harganya mengikuti harga pasar. Sudirman Said, Menteri ESDM, menegaskan tidak perlu khawatir PT Pertamina (Persero) akan kehilangan pasar dan tergilas oleh perusahaan asing.
"Masyarakat tidak perlu khawatir Pertamina akan kehilangan pasar. Saya sebagai Menteri ESDM akan melakukan atau mengeluarkan aturan kepada Shell atau lainnya boleh buka di sini (SPBU) harus fair. Pertamina punya bunker di tempat-tempat sulit, Anda harus mestinya punya. Kalau perlu, mau dagang di sini harus buat kilang minyak di sini," ungkap Sudirman ketika ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Sudirman mengatakan, dalam jangka panjang badan usaha lainnya juga harus membuat bunker BBM. Ini dapat menambah cadangan atau stok BBM nasional yang selama ini seolah hanya ditanggung oleh Pertamina.
"Jangka panjangnya, kalau pemain swasta seperti AKR, Shell, Petronas, Total, Chevron, bersedia bangun bunker dan kilang di sini, artinya stok nasional tidak hanya disanggah oleh satu pihak. Stok nasional disangga oleh mereka juga, dan devisa kita akan bisa lebih dihemat. Sekarang ini kan seolah-olah beban penyangga nasional diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina," paparnya.
Sudirman menambahkan, penghapusan subsidi Premium juga akan berdampak kepada semakin bertambahnya pihak swasta di bisnis hilir BBM. Pertamina memang akan kehilangan sebagian pangsa pasarnya, tetapi hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
"Jika Pertamina nantinya kehilangan sebagian bisnis di hilir, kan dia (Pertamina) bisa lebih fokus ke urusan hulu. Ini kalau dilihat dengan jernih, sebenarnya baik untuk Pertamina juga," tuturnya.
ember
"Masyarakat tidak perlu khawatir Pertamina akan kehilangan pasar. Saya sebagai Menteri ESDM akan melakukan atau mengeluarkan aturan kepada Shell atau lainnya boleh buka di sini (SPBU) harus fair. Pertamina punya bunker di tempat-tempat sulit, Anda harus mestinya punya. Kalau perlu, mau dagang di sini harus buat kilang minyak di sini," ungkap Sudirman ketika ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Sudirman mengatakan, dalam jangka panjang badan usaha lainnya juga harus membuat bunker BBM. Ini dapat menambah cadangan atau stok BBM nasional yang selama ini seolah hanya ditanggung oleh Pertamina.
"Jangka panjangnya, kalau pemain swasta seperti AKR, Shell, Petronas, Total, Chevron, bersedia bangun bunker dan kilang di sini, artinya stok nasional tidak hanya disanggah oleh satu pihak. Stok nasional disangga oleh mereka juga, dan devisa kita akan bisa lebih dihemat. Sekarang ini kan seolah-olah beban penyangga nasional diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina," paparnya.
Sudirman menambahkan, penghapusan subsidi Premium juga akan berdampak kepada semakin bertambahnya pihak swasta di bisnis hilir BBM. Pertamina memang akan kehilangan sebagian pangsa pasarnya, tetapi hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
"Jika Pertamina nantinya kehilangan sebagian bisnis di hilir, kan dia (Pertamina) bisa lebih fokus ke urusan hulu. Ini kalau dilihat dengan jernih, sebenarnya baik untuk Pertamina juga," tuturnya.
ember
bagus nih

Spoiler for Hapus Subsidi Bensin Premium, Negara Hemat Rp 120 Triliun:
Hapus Subsidi Bensin Premium, Negara Hemat Rp 120 Triliun
Quote:
Jakarta -Pemerintah berencana untuk menghapus subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 88 alias Premium. Kebijakan ini diyakini bisa menghemat sampai Rp 120 triliun.
"Lumayan yang bisa dihemat. Kalau itu dilepas (Premium ke harga pasar), maka bisa hemat Rp 120 triliun," ungkap Menteri ESDM Sudirman Said ketika ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Ia menegaskan, dengan penghematan Rp 120 triliun tersebut, pemerintah akan mengalihkannya ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Penghematannya didorong ke arah yang produktif seperti pembangunan infrastruktur, irigasi, membantu petani dan nelayan. Sedangkan masyarakat yang mampu didorong untuk memikul beban rill," kata Sudirman.
Sudirman menegaskan, pemerintah tidak akan melanggar aturan ketika menghapus subsidi untuk bensin Premium. Sebab, pemerintah masih akan memberi subsidi kepada BBM diesel atau Solar, yang kemungkinan sebesar Rp 1.000/liter.
"Tinggal diskusinya ke DPR soal penghematan dialokasikan dananya untuk apa saja. Rencananya pembahasan APBN-Perubahan 2015 pada awal Januari mendatang," tutur Sudirman.
ember
"Lumayan yang bisa dihemat. Kalau itu dilepas (Premium ke harga pasar), maka bisa hemat Rp 120 triliun," ungkap Menteri ESDM Sudirman Said ketika ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Ia menegaskan, dengan penghematan Rp 120 triliun tersebut, pemerintah akan mengalihkannya ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Penghematannya didorong ke arah yang produktif seperti pembangunan infrastruktur, irigasi, membantu petani dan nelayan. Sedangkan masyarakat yang mampu didorong untuk memikul beban rill," kata Sudirman.
Sudirman menegaskan, pemerintah tidak akan melanggar aturan ketika menghapus subsidi untuk bensin Premium. Sebab, pemerintah masih akan memberi subsidi kepada BBM diesel atau Solar, yang kemungkinan sebesar Rp 1.000/liter.
"Tinggal diskusinya ke DPR soal penghematan dialokasikan dananya untuk apa saja. Rencananya pembahasan APBN-Perubahan 2015 pada awal Januari mendatang," tutur Sudirman.
ember
Pertamax Bakal Gantikan Premium, Sudirman Said: Belum Bisa Segera
Diubah oleh thomasgabriel 29-12-2014 15:22
0
4.1K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan