Awalnya, Aaron Paul sebenarnya tidak dipertimbangkan untuk berperan sebagai Tobey Marshall. Justru, ia malah ditawari untuk berperan sebagai musuhnya, Dino Brewster si mantan pebalap NASCAR yang sombong. Scott Waugh sendiri juga tadinya tidak begitu familiar dengan Paul yang merupakan sosok terkenal di televisi melalui serial “Breaking Bad”. Tetapi, ia sudah menyadari bahwa Paul punya potensi untuk menjadi bintang utamanya. Bagi mereka yang sudah melihat penampilan Paul sebagai Jesse Pinkman di serial “Breaking Bad”, melihat sang aktor akhirnya diberi kesempatan untuk membintangi sebuah film besar tentu merupakan prospek yang sangat menarik.


Tetapi, hal itu baru terwujud setelah Steven Spielberg yang pada saat audisi menjabat sebagai Chairman DreamWorks melihat penampilan Paul dan mencetuskan ide bahwa sang aktor layak dipertimbangkan untuk menjadi pemeran utama.

“Need for Speed” memang menampilkan mobil-mobil keren seperti Koenigsegg Agera R, Lamborghini Sesto Elemento, GTA Spano, Bugatti Veyron, McLaren P1, sampai Saleen S7, dan hampir semuanya ditampilkan hancur berantakan dalam trailer filmnya. Tetapi, mobil-mobil yang dihancurkan dalam film ini ternyata bukan mobil aslinya. Biaya sendiri bukanlah alasan paling penting. Bagi Scott Waugh yang merupakan penggemar otomotif, mobil-mobil super seperti ini bukanlah kendaraan sembarangan yang bisa seenaknya dihancurkan. Waugh menganggap bahwa mobil-mobil eksotis ini adalah karya seni yang selayaknya diperlakukan dengan hormat.

behind the scene

Ford Shelby Mustang GT500 2013

Salah satu mobil utama yang ditampilkan dalam “Need for Speed” adalah Mustang yang dibangun oleh Tobey dan tim mekaniknya. Karena mendengar bahwa kehadiran mobil ini merupakan bagian yang sangat penting dari ceritanya, Ford Motor Company pun tertarik untuk bergabung dan memberi dukungan pada film ini. Caroll Hall Shelby, pembalap Amerika Serikat yang juga merupakan seorang desainer mobil, menciptakan Shelby Mustang untuk Ford di tahun 1965. Ketika mengerjakan Mustang edisi ulang tahun ke-50, Shellby meninggal di tahun 2012 sebelum sempat menyelesaikan mobilnya. Mustang yang kemudian hadir di “Need for Speed” dibuat berdasarkan Shelby GT500 2013.


Mustang yang disediakan oleh Ford untuk film ini dibuat oleh desainer mereka, Melvin Betancourt, dan dibangun oleh Techno Sports di Detroit. Beberapa perubahan pun diimplementasikan seperti bodi yang lebih lebar, roda alloy 20 inci, mesin V8, konsol interior yang digunakan untuk memasang iPad, serta kaca samping futuristik yang diubah jadi kamera. Meski demikian, mereka mempertahankan elemen desain khas Shelby, yaitu garis biru dan krom.

Karena tidak mau menghancurkan mobil-mobil super, Scott Waugh dan timnya harus membangun mobil tiruan yang akan digunakan sebagai pengganti dalam sederetan adegan kecelakaan di film ini. Untungnya, para produsen mobilnya setuju untuk bekerja sama dan mau menyediakan spek CAD yang kemudian dikirim pada Reel Industries di Los Angeles. Dengan spek ini, mereka dapat menciptakan 15 sasis dan rangka serat kaca untuk setiap jenis mobilnya. Karena punya adegan paling banyak, untuk Koenigsegg Agera R, mereka menciptakan sepuluh mobil tiruan.

Di awal film, ada adegan yang disyut di sebuah bioskop drive-in. Bioskop yang bernama Swan ini ternyata adalah bioskop betulan dan bukan hanya set. Bioskop yang berlokasi di Blue Ridge, Georgia, ini sudah dibuka sejak tahun 1955 dan merupakan satu dari empat bioskop drive-in yang masih beroperasi di negara bagian ini.

Adegan balapan yang melibatkan tiga mobil Koenigsegg Agera R diinspirasi oleh adegan kebut-kebutan di tengah lalu lintas berlawanan seperti dalam film “Ronin” (1998). Koreografi adegan ini dikerjakan oleh koordinator stunt filmnya, Lance Gilbert, yang memetakan bagaimana mobil-mobil ini dapat saling menyalip tanpa membahayakan nyawa para stuntdriver-nya.


Untuk adegan akhirnya di jembatan, Scott Waugh menggunakan video tabrakan mobil F1 untuk dijadikan panduan membuat adegan tabrakan yang realistis. Aerodinamika mobil-mobil F1 dan mobil-mobil super ini mirip sehingga caranya melayang dan terombang-ambing ketika mengalami tabrakan dahsyat dianggap sebagai sampel yang paling pas.

Meski sudah menjalani latihan mengemudi intensif, Aaron Paul memang tidak diperkenankan oleh pihak asuransi untuk berada di belakang setir dalam adegan-adegan berbahaya. Tetapi, dalam satu kesempatan, Scott Waugh ingin menunjukkan bahwa Paul memang benar-benar menyetir dalam sebagian besar porsi film ini. Ketika mengambil adegan di atas jembatan, Waugh sengaja untuk meminta Paul untuk mengemudikan sendiri mobil Agera R-nya dan meluncurkan mobilnya sampai dekat dengan kamera, sehingga wajahnya terlihat di layar. Untuk alasan keamanan, sang sutradara menggantikan krunya dan berada di belakang kamera sendirian sambil ditemani oleh Lance Gilbert yang mengikatkan simpai di tubuhnya supaya bisa ditarik saat keadaan darurat.

Salah satu adegan paling fantastis dalam “Need for Speed” adalah lompatan “Grasshopper” yang dicapai Tobey dengan Mustang-nya di atas jalanan dua jalur yang ramai. Meski penonton mungkin banyak yang berpikir lompatan ini mustahil dicapai tanpa efek komputer, Waugh dan timnya ternyata membuat adegan ini tanpa CGI. Trik yang digunakan untuk membuat mobilnya bisa mendarat sempurna dan bisa tetap ngebut adalah dengan mengakali tinggi lompatan yang dicapai. Untuk menangkap adegan ini, Waugh dan timnya menggunakan 27 kamera untuk memfilmkan mobil yang ngebut sampai sekitar 120 kilometer per jam ini.

Kalau Anda pikir bahwa konversi 3D “Need for Speed” hanya merupakan usaha mengeruk uang, Scott Waugh menjelaskan bahwa ada alasan lain yang lebih sederhana saat ia memutuskan bahwa filmnya bisa diubah menjadi 3D. Waugh pada dasarnya sudah berusaha menampilkan filmnya dalam versi 2D sebaik-baiknya. Tetapi, ketika temannya menunjukkan potensi “Need for Speed” sebagai film 3D, Waugh yang sangat terkesan dengan tampilannya yang membuat ia seakan-akan berada di belakang setir saat adegan aksi akhirnya mengubah pikirannya.

Salah satu easter eggs yang hadir di film ini adalah kehadiran tebing di Utah, di mana Mustang yang dikendarai Tobey dikerek oleh helikopter Sikorsky. Lokasi yang digunakan di film ini adalah tempat yang digunakan di film “Thelma & Louise” (1991) dalam adegan lompatan mobilnya yang terkenal itu.

Lokasi syuting yg sama yaitu di Moab Utah AS

Moab Utah di NFS Movie

Coba agan perhatikan deh, dari logo judul film 'Need For Speed' dan game 'NFS The Run' memiliki kemiripan dari segi warna dan jenis font. Bukan hanya itu, di dalam Need For Speed Movie juga terdapat scene dimana Tobey dan Jules melakukan perjalanan yg jauh yaitu dari New York ke California. Hal tersebut juga sama dengan yg ada dalam game NFS The Run, di dalam game tersebut alurnya merupakan balapan panjang tanpa berhenti dari San Francisco ke New York. Mungkin hal inilah yg menginspirasi Gatins bersaudara dalam menulis filmnya. Memang ada sangkut pautnya dengan EA yg membuat kemiripan dengan game NFS The Run. Karena EA juga ikut andil dalam pembuatan film tersebut.

[URL="https://id.celebrity.yahoo.comS E N S O Rshinta-setiawan/sepuluh-trivia-film-need-for-speed-051958674.html"]Sumber[/URL]