- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Arti Kehidupan Yang Terlupakan "Langsung Tamat"
TS
reipanda
Arti Kehidupan Yang Terlupakan "Langsung Tamat"
Quote:
Arti Kehidupan Yang Terlupakan
Aku adalah Arie (nama samaran) aku besar dikeluarga yang bisa dibilang hancur berantakan, bapak adalah seoarang supir angkot yang hobinya mabok sama judi, sedangkan ibuku adalah penjual nasi uduk yang berdagang didepan teras rumah setiap harinya, sering kali mereka cekcok dan larut dalam pertengkaran tanpa memperdulikan tetangga apa lagi anaknya. Susahnya hidup, bapak yang tidak perduli sama keluarganya, dan segudang masalah keluarga yang tiada ahirnya, membawaku kedalam rasa depresi, sampai ahirnya aku menginjak bangku SMA, disini aku mulai berkenalan yang namanya dunia malam, mulai dari minum minuman keras, obat-obatan, ganja, diskotik sampai perempuan, menjadi sesuatu yang lumrah aku jumpai setiap harinya.
Dimasa SMA ternyata bukan Cuma aku yang menghadapi masalah keluarga tapi juga seorang temanku, sebut saja Andre, dia merupakan anak dari keluarga kaya namun broken home, awalnya aku berteman dengan dia itu hanya ingin morotin duitnya doang, secara dia orang berada, maintain rokok, minuman, sampe ganja pun dikasih, ahirnya yak masuk ke dunianya dia, setelah sekian lama kenal ahirnya kita menjadi orang yang akrab, mungkin karna latar belakang yang sama, akupun ditarik masuk kedunianya, namun Andre dan duniannya sangat sulit untukku ikuti, apa lagi dengan ekonomiku yang serba pas-pasan, meski begitu aku tidak kehilangan akal, dunia ini sangat menggiurkan untukku, begitu menyilaukan pandanganku hingga aku tidak mampu berpikir jernih, lalu akupun mulai mencari cara untuk bisa mendapatkan uang, dimulai dari menjual ganja, ya Andrelah yang mengusulkannya, dia yang memberitauku informasi tentang bos pengedar dan seluk beluknya, dan benar saja, dengan mudahnya aku menjadi pengedar saat itu, dengan keuntungan yang tinggi, ahirnya aku bisa merasakan hidup nikmat, duit, perempuan, kesenangan dengan mudah aku dapatkan.
Namun terus menerus hidup seperti itu membuatku jenuh pada ahirnya, aku mulai bosan dengan kehidupanku, lalu sampai suatu hari saat akan pulang, dari kejauhan aku melihat rombongan polisi menyerbu kerumahku, aku yang menyadari sesuatu hal yang gak beres memutar arah motorku untuk melarikan diri,, dalam perjalanan hatiku terasa gelisah, takut, cemas, sembari membayangkan hidup dipanjara selama bertahun tahun. Aku harus kabur.. tapi kemana? Jika mereka tau rumahku kemungkianan mereka juga tau tempat nongkrongku dan teman-temanku. Dalam kondisi panik itu aku pergi ke kontrakan kekasihku. Namun alangkah terkejutnya aku saat kudapati sepeda motor teman ku terparkir dihalamannya kala itu, aku berusaha untuk berpikir jernih dalam ketidak stabilan emosiku.. aku langsung masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci, tidak ku dapati seorang pun diruang tamu, aku mulai lepas kontrol dan menuju kamar kekasihku berada, tanpa permisi aku menendang dan mendobrak pintu kamarnya. Dan emosiku makin memucak setelah mendapati keduanya sedang berusaha mengenakan pakaian. Ya Allah.. kata itulah yang terbesit dalam hatiku kala itu.. aku memang gemar main perempuan,, namun untuknya aku selalu memberikan hatiku.. aku tidak sanggup menahan air mataku, dan untuk pertama kalinya aku menangis.. tidak ada waktu untuk mengamuk, tidak ada waktu untuk berdebat, cukuplah apa yang kulihat mampu menjelaskan semua yang telah terjadi.
Aku adalah Arie (nama samaran) aku besar dikeluarga yang bisa dibilang hancur berantakan, bapak adalah seoarang supir angkot yang hobinya mabok sama judi, sedangkan ibuku adalah penjual nasi uduk yang berdagang didepan teras rumah setiap harinya, sering kali mereka cekcok dan larut dalam pertengkaran tanpa memperdulikan tetangga apa lagi anaknya. Susahnya hidup, bapak yang tidak perduli sama keluarganya, dan segudang masalah keluarga yang tiada ahirnya, membawaku kedalam rasa depresi, sampai ahirnya aku menginjak bangku SMA, disini aku mulai berkenalan yang namanya dunia malam, mulai dari minum minuman keras, obat-obatan, ganja, diskotik sampai perempuan, menjadi sesuatu yang lumrah aku jumpai setiap harinya.
Dimasa SMA ternyata bukan Cuma aku yang menghadapi masalah keluarga tapi juga seorang temanku, sebut saja Andre, dia merupakan anak dari keluarga kaya namun broken home, awalnya aku berteman dengan dia itu hanya ingin morotin duitnya doang, secara dia orang berada, maintain rokok, minuman, sampe ganja pun dikasih, ahirnya yak masuk ke dunianya dia, setelah sekian lama kenal ahirnya kita menjadi orang yang akrab, mungkin karna latar belakang yang sama, akupun ditarik masuk kedunianya, namun Andre dan duniannya sangat sulit untukku ikuti, apa lagi dengan ekonomiku yang serba pas-pasan, meski begitu aku tidak kehilangan akal, dunia ini sangat menggiurkan untukku, begitu menyilaukan pandanganku hingga aku tidak mampu berpikir jernih, lalu akupun mulai mencari cara untuk bisa mendapatkan uang, dimulai dari menjual ganja, ya Andrelah yang mengusulkannya, dia yang memberitauku informasi tentang bos pengedar dan seluk beluknya, dan benar saja, dengan mudahnya aku menjadi pengedar saat itu, dengan keuntungan yang tinggi, ahirnya aku bisa merasakan hidup nikmat, duit, perempuan, kesenangan dengan mudah aku dapatkan.
Namun terus menerus hidup seperti itu membuatku jenuh pada ahirnya, aku mulai bosan dengan kehidupanku, lalu sampai suatu hari saat akan pulang, dari kejauhan aku melihat rombongan polisi menyerbu kerumahku, aku yang menyadari sesuatu hal yang gak beres memutar arah motorku untuk melarikan diri,, dalam perjalanan hatiku terasa gelisah, takut, cemas, sembari membayangkan hidup dipanjara selama bertahun tahun. Aku harus kabur.. tapi kemana? Jika mereka tau rumahku kemungkianan mereka juga tau tempat nongkrongku dan teman-temanku. Dalam kondisi panik itu aku pergi ke kontrakan kekasihku. Namun alangkah terkejutnya aku saat kudapati sepeda motor teman ku terparkir dihalamannya kala itu, aku berusaha untuk berpikir jernih dalam ketidak stabilan emosiku.. aku langsung masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci, tidak ku dapati seorang pun diruang tamu, aku mulai lepas kontrol dan menuju kamar kekasihku berada, tanpa permisi aku menendang dan mendobrak pintu kamarnya. Dan emosiku makin memucak setelah mendapati keduanya sedang berusaha mengenakan pakaian. Ya Allah.. kata itulah yang terbesit dalam hatiku kala itu.. aku memang gemar main perempuan,, namun untuknya aku selalu memberikan hatiku.. aku tidak sanggup menahan air mataku, dan untuk pertama kalinya aku menangis.. tidak ada waktu untuk mengamuk, tidak ada waktu untuk berdebat, cukuplah apa yang kulihat mampu menjelaskan semua yang telah terjadi.
anasabila memberi reputasi
1
2.8K
Kutip
18
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan