Dari Tambang Raksasa Sedalam 230 km2, Indonesia Hanya Dapat 1%?
TS
kumkum06
Dari Tambang Raksasa Sedalam 230 km2, Indonesia Hanya Dapat 1%?
Spoiler for NO REPOST:
Seharusnya dengan kekayaan alam sebesar ini dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya. Tapi nyatanya?????
Miris banget gan
Spoiler for Tambang Grasberg di Tembagapura:
Tambang ini adalah tambang emas TERBESAR di dunia, dan merupakan tambang tembaga KETIGA terbesar di dunia.
Quote:
dakwatuna.com - Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Baik kekayaan minyak bumi, tambang maupun kekayaan alam lainnya. Tentu saja kenyataan ini sangat ironis jika kita bandingkan dengan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Salah satu kekayaan alam yang kita miliki adalah Emas. Coba kita telusuri salah satu tambang emas raksasa yang ada di Irian Jaya, Tambang Grasberg di Tembagapura.
Tambang ini adalah tambang emas TERBESAR di dunia, dan merupakan tambang tembaga KETIGA terbesar di dunia.
Wajar saja jika tambang ini merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan Luas eksplorasi tambang Grasberg sekitar 212,343 hektar. Luas kedalaman lubangnya MELEBIHI 230 kilometer persegi. Bayangkan saja, lubangnya hingga bisa dilihat dari LUAR ANGKASA.
Belum lagi cadangan emas dan tembaga yang ada di tambang ini. Tambang Grasberg memiliki cadangan 2,5 Milyar Ton Metrik. Berdasarkan produksi tahun 2008, tambang Grasberg dapat memproduksi EMAS 14,58 Ton per-hari, PERAK 55,00 Ton per-hari, dan TEMBAGA 14297,75 Ton per-hari.
Tambang Grasberg juga memiliki jalur bawah tanah yang berada jauh di bawah permukaan hingga kedalaman 1.785 meter, ini merupakan pertambangan bawah tanah TERBESAR di dunia. Dengan jalur TEROWONGAN sepanjang 90 kilometer, dan pekerja sekitar 9.127 orang karyawan.
Dan secara tertulis, ini prosedur rencana pengembangan #Grasberg :
1. Gunung Bijih Timur (GBT) — Mine life 1980-1994, Production capacity of 28,000 Ton per-hari » SUDAH HABIS
2. Intermediate Ore Zone (IOZ) — Mine life 1994-2003, dengan production capacity of 10,000 s/d 26,000 Ton per-hari » SUDAH HABIS
3. Deep Ore Zone (DOZ) — Mine life 2000-2018, dengan production capacity of 25,000 s/d 80,000 Ton per-hari » SEDANG PRODUKSI (di kerat hingga keratan terakhir)
4. Ertsberg Stockwork Zone (ESZ) — Mine life 2008-2012, dengan production capacity of 35,000 s/d 80,000 Ton per-hari » SEDANG PRODUKSI (di kerat hingga keratan terakhir)
5. Mill Level Zone (MLZ) — Mine life 2016-2026, dengan production capacity of 35,000 Ton per-hari » SEDANG PENGEMBANGAN (akan di kerat hingga keratan terakhir)
6. Deep MLZ — Mine life 2021-2042, dengan production capacity of 40,000 s/d 50,000 Ton per-hari » SEDANG PENGEMBANGAN (akan di kerat hingga keratan terakhir)
Luar biasa kaya nya negeri kita ini. Dengan kekayaan alam sebesar ini tentu saja akan dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya. Namun pertanyaan besarnya adalah, mengapa sebagian besar rakyat kita masih hidup di bawah garis kemiskinan, belum lagi utang Indonesia saat ini sudah mencapai tidak kurang dari Rp 2000 milyar. Seharusnya dengan kekayaan alam sebanyak itu negara akan mampu menyejahterakan rakyatnya bahkan mampu membayar seluruh utang negara ini.
Ternyata, dari tambang Grasberg bercadangan luar biasa ini, dari tambang emas terbesar di dunia ini, kepemilikan pemerintah RI hanya 1%, kepemilikan PT Indocopper Investama (swasta) 9% dan kepemilikan PT FREEPORT MCMORAN (Amerika) 90,64%.
Mengapa negara cuma dapat 1%? Tambang ini berada di bumi Indonesia, berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka dan berdaulat, bukan berada di sebuah negara yang terjajah.
Lalu dimana slogan Nasionalisme “NKRI HARGA MATI”? Mungkin itu hanya ada di lapangan sepak bola, ketika keluar lapangan, Nasionalisme itu UTOPIA. Dan mengatakan Harga mati terhadap Nasionalisme adalah bentuk KEBODOHAN berfikir yang memang sengaja ditanamkan Barat . Pada buktinya mereka sedang DIJAJAH melalui sistem dan perundangan-undangan yang melegalkan PENJAJAHAN-PENJARAHAN. Sadar dan kini saksikanlah ternyata kita belum lepas dari penjajahan. Seharusnya dengan kekayaan alam sebesar ini kita tidak perlu ribut-ribut dengan mencabut subsidi BBM, kita bisa memenuhi semua kebutuhan rakyat kalau kekayaan alam bumi pertiwi ini dikelola dengan benar. (sbb/dakwatuna)
Tambahan Peta Kepemilikan AS dan Negara Lain Atas Wilayah Migas Dan Gas Metana Batubara di Indonesia
Spoiler for Peta Kepemilikan:
Spoiler for Deskripsi:
Quote:
Miris, sedih, marah, ..!
Mungkin perasaan itulah yang muncul ketika melihat peta kepemilikan migas diatas. Beberapa sumber bacaan menyebutkan bahwa hampir 75 hingga 80% sumber daya migas Indonesia saat ini dikuasai oleh pihak asing. Perusahaan besar asing seperti Chevron Pacific milik Amerika, Exxon milik Amerika, Conoco Phillips milik Amerika, Total Indonesie milik Perancis, Petronas milik Malaysia, China National Oil Corporation dan Petrochina milik Cina seolah olah berlomba-lomba mengibarkan bendera negaranya di tanah air dan dengan leluasa menikmati kekayaan alam negara kita sementara kita sebagai pribumi tidak memiliki daya sedikitpun untuk sekedar menancapkan merah putih di bumi pertiwi.
Gambar tersebut membuat saya teringat kembali dengan momen-momen nasionalis di sekolah dasar yang mungkin saat ini sudah tidak akan kita temui lagi ketika telah menyandang status sebagai seorang mahasiswa, seorang sarjana, seorang pegawai swasta, orang tua, atau pejabat ibukota.
Masih ingatkah ketika setiap senin pagi, “Pembukaan UUD Negara Indonesia” dibacakan dengan lantang oleh petugas upacara.? Di dalamnya terdapat 4 tujuan besar bangsa Indonesia, “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Masih ingatkah ketika setiap pagi kita selalu mengulang pancasila sebelum memulai pelajaran? Di setiap butirnya terkandung nilai-nilai sila yang mengajarkan rasa toleransi, cinta tanah air, dan nasionalisme. Atau masih ingatkah kita dengan Naskah sumpah pemuda dalam pelajaran IPS yang harus hafal diluar kepala..? “Sumpah pemuda : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Dan yang paling menampar adalah isi UUD pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Beberapa momen diatas setidaknya membuat kita merenung sejenak dan berpikir bahwa sesungguhnya Indonesia adalah negara berbudaya yang memiliki banyak potensi dan kaya akan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Dunia pun mengakui hal tersebut.
Potensi sumber daya migas Indonesia saat ini masih sangat besar. Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh kantor Kementerian ESDM, jumlah sumber daya migas Indonesia saat ini tercatat sekitar 86,9 miliar barel dan gas bumi sekitar 384,7 triliun standar kaki kubik. Jumlah tersebut bukan jumlah yang kecil untuk persediaan migas suatu negara.
Namun, melihat semakin akutnya kemacetan di Jakarta karena bertambahnya junlah kendaraan dan faktor lainnya, kita harus mulai berhemat dalam menggunakan bahan bakar minyak maupun gas. Apalagi melihat kepemilikan migas yang saat ini lebih didominasi oleh pihak asing. Kita harus benar-benar menghemat energy dan mulai mengelola dengan mandiri sumber daya yang kita miliki, serta sebisa mungkin berusaha meminimalisasi ketergantungan modal maupun pinjaman dari pihak asing.
Tidak bermaksud menyalahkan atau menghakimi siapapun, gambar tersebut setidaknya menjadi cambuk untuk saya pribadi, dan seharusnya menjadi ruang penyadaran bagi kita semua bahwa belum bnyak yang dapat kita berikan untuk negeri ini. Belum banyak yang dapat kita berikan untuk merah putih. Kita bisa mulai menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan hal kecil sederhana seperti tidak berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam, tidak mementingkan kebutuhan pribadi dan ikut menjaga persediaan sumber daya alam agar tidak terjadi kelangkaan energi di masa yang akan datang. Sumber
Mudah-mudahan setelah agan-agan membaca tulisan diatas terketuk hatinya, untuk saling bahu-membahu membangun BANGSA dan memperbaiki nasib NEGERI ini.
“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu. Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bistik tetapi budak. Tradisi Bangsa lndonesia bukan tradisi tempe. Kita di zaman purba pernah menguasai perdagangan di seluruh Asia Tenggara, pernah mengarungi lautan untuk berdagang sampai ke Arabia atau Afrika atau Tiongkok,” - Bung Karno
nih ada coment dari agan-agan yg udah sempet mampir. siapa tau bisa nambah semangat kita untuk menjadi sukses:
Spoiler for Buka:
Quote:
Original Posted By NdotGila►semangat gan,
bangun bangsa ini,
jangan cuma dapat sisa,
kita pemiliknya,
NKRI harga mati,
Quote:
Original Posted By rimasfakhri►sebenarnya kita bisa sejahtera
asal tersedianya SDM yg bisa ngelola keragaman tambang di Indonesia
Quote:
Original Posted By mabiring366►kalo ngandalin org2 besar kita yg sekrng udah gak bs gan. Kita yg harus berjuang, bekali diri kita masing2. belajar sampai lebih pintar dari kaum penjajah. dan kmbalikan kejayaan Negara Kita INDONESIA..: