Sumber :
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Fajar era 4G LTE di Indonesia semakin menguntungkan para pemain layanan Over The Top (OTT) seperti Google dan Facebook karena pelanggan akan semakin dimanjakan oleh koneksi data seluler berkecepatan tinggi ini.
Tidak demikian halnya dengan operator seluler Indonesia yang bersusah payah membangun jaringan tapi masih tersandera dengan murahnya paket data di Tanah Air. Wacana menaikkan harga pun kembali dimunculkan, antara lain oleh operator seluler Indosat.
"Harga data di Indonesia itu terlalu murah sehingga tidak sustainable untuk bisnis," kata Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli usai soft launching layanan Super Internet 4G LTE Indosat di Grand Indonesia, Jakarta, Senin 22/12/2014).
Oleh sebab itu Alex menghimbau operator-operator seluler lain agar mengusahakan kenaikan harga. Hal ini disebutnya memerlukan pengertian bersama karena menyangkut kepentingan industri secara keseluruhan.
"Atau kita mohonkan juga pada pemerintah untuk menetapkan floor price," lanjut Alex yang juga merangkap sebagai Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).
"Untuk floor price yang menjadi concern adalah OTT memakan pangsa komunikasi. Tapi ke depannya mungkin ini sudah tidak tepat lagi karena OTT adalah kunci agar pengguna mengkonsumsi data lebih banyak. Nah, sekarang bagaimana agar bisa bertemu di tengah," tambahnya.
Sudah tidak elastis
Indosat sendiri menurut Alex telah mulai menerapkan kenaikan harga data di kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Dia mengatakan ada banyak cara yang bisa dipakai untuk menjustifikasi naiknya harga, misalnya saja peningkatan kualitas layanan atau penawaran konten.
Wacana kenaikan harga menurut Alex telah didiskusikan ke Menteri Komunikasi dan Informatika yang mewakili pihak pemerintah, dan sudah pula diberikan lampu hijau. "Kita jalani secara natural kenaikannya. Kalau tidak ada pergerakan, kami akan minta pemerintah untuk lebih keras."
Mengenai tarif data layanan 4G LTE, Alex mengatakan bahwa Indosat bakal menerapkan skema harga per kilobyte yang sama dengan 3G. "Di beberapa negara memang ada yang membedakan data 3G dan 4G, tapi di Indonesia akan sama saja."
Dia menambahkan bahwa tarif data di Indonesia sudah terlalu rendah sehingga mencapai titik di mana pengurangan lebih lanjut tak akan dihiraukan pengguna ataupun menambah jumlah pelanggan bagi operator. "Jadi sudah tidak elastik lagi," kata Alex.
Tapi, menyangkut kenaikan harga, Alex mewanti-wanti bahwa ada batas atas tertentu yang bisa memicu churn rate alias perpindahan pelanggan apabila dilewati.
"Orang rela bayar lebih untuk kualitas, tapi yang harus hati-hati adalah batasnya sampai mana orang tak mau pakai lagi. Itulah yang belum ketemu," ujar dia.
Pun begitu. Pada akhirnya Alex yakin kenaikan harga akan menguntungkan semua pihak, baik pemain walaupun konsumen industri telekomunikasi. "Memang jangka pendeknya pelanggan dirugikan. Tapi dalam jangka panjang pelanggan juga yang diuntungkan. Jadi take and give lah," pungkas Alex.
hmmm, naik lagi? Asal pelayanan ditingkatkan sih gapapa, lah ini sinyal 3G aja belum rata udah koar-koar 4G terus mau naikin harga
Ane pake indosat dari 2005, kalo ga sayang nomornya juga udah ane ganti. Untung pake dual sim, Indosat cuma buat smsan aja sama telp
update
Menkominfo Izinkan Tarif Data Naik, Asalkan...
kayaknya fix naik deh
