- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alasan Murid SMA Setir Mobil ke Sekolah, Papa-Mama Larang Naik Angkot


TS
deniswise
Alasan Murid SMA Setir Mobil ke Sekolah, Papa-Mama Larang Naik Angkot
VIVAnews - Kecelakaan lalulintas di beberapa wilayah di Tanah Air acapkali melibatkan siswa sekolah. Parahnya, kebanyakan dari mereka belum mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM). Usia yang belum cukup ditengarai menjadi alasan utama mereka tidak memiliki kartu tersebut.
Meski ancaman tilang dan maut karena skill yang belum mumpuni mengancam, hingga kini masih saja banyak siswa yang membandel membawa kendaraan ke sekolah. Fenomena yang tengah populer di Jakarta adalah, membesut mobil ke sekolah. Seperti yang dilakoni salah seorang siswa SMA di Jakarta Timur, Muhammad Akbar Putra.
Menurut Akbar, ia memilih membawa mobil ke sekolah karena kedua orangtuanya melarang jika mengendarai sepeda motor yang lebih rentan akan kecelakaan.
"Karena papa dan paman pernah mengalami kecelakaan. Sebenarnya enggak masalah pakai (naik) angkutan umum. Tetapi, orangtua takut kalau anaknya malah kelayapan. Soalnya, kalau bawa mobil saya malah seperti dikasih tanggung jawab, jadi harus patuh," ujar Akbar di sela-sela Smart Driving Toyota, di Jakarta Timur, Selasa 16 Desember 2014.
Kemampuan mengemudi sendiri sudah ia dapat sejak duduk di bangku kelas dua SMP. Ilmu itu didapat setelah diajarkan sang papa.
"Pertamanya diajarin papa buat anterin mama ke tempat-tempat dekat. Pas SMA, mama mulai percaya, karena memang sering nganterin pergi," kata pembesut mobil Ford Ecosport ini melanjutkan cerita.
Menurut Akbar, meski diperbolehkan membawa mobil oleh kedua orangtuanya, namun pihak sekolah tidak menyarankan atau telah mengimbau agar para siswanya tidak membawa kendaraan, khususnya mobil. Terlebih bagi siswa yang belum mengantongi SIM.
Sebenarnya, siswa kelahiran 11 Juni 1997 ini mengaku telah dua kali mencoba mengikuti tes kepemilikan SIM A, namun gagal. Dirinya baru berencana akan mengikuti tes selanjutnya dalam waktu dekat.
Ia juga mengaku pernah mengalami pengalaman pahit dengan polisi dan harus mendapatkan denda sebesar Rp1,5 juta.
"Itu terjadi saat di dekat Bandara Soekarna-Hatta, begitu keluar pintu gerbang ada polisi, dan memang enggak punya SIM, STNK foto kopi, dan belum pasang seat belt. Jadi ditilang," kenangnya.
Smart Driving
PT Toyota Astra Motor (TAM) kembali melakukan program sosialisasi safety driving. Tak hanya para pemilik mobil, komunitas, ataupun kaum hawa yang mendapat pembekalan program safety driving, kali ini raksasa otomotif itu juga menyasar anak sekolah.
Sepertinya Toyota sadar betul jika saat ini sudah banyak siswa yang menggunakan mobil untuk berangkat ke sekolah.
Pembekalan yang diberikan Toyota sendiri berupa Coaching Clinic Smart Driving sebagai program informatif dan edukatif agar para siswa memiliki keterampilan dalam mengemudi, serta efisiensi dalam menggunakan bahan bakar.
"Kami harapkan siswa-siswi masa depan Indonesia bisa memberikan effect multiplier, agar semakin banyak orang yang sadar akan safety driving," kata General Manager Coorporate Planning and Public Relation PT TAM, Widyawati Soedigdo.
Kata dia, program ini merupakan bagian dari empat fokus utama sosia Toyota, seperti pendidikan, lingkungan, community development, dan traffic safety.
"Kami menganggap penting upaya melbatkan para pelajar, karena mereka merupakan usia pemula dalam mengendarai motor," ujarnya.
sumber
emang deg2an sih kadang naik angkot,, banyak otak kriminil, mulai tukang ngamen maksa, pelecehan, tukang palak dll.. temen ane cewek aja pernah di ikutin cowo asing sampai rumahnya gara2 ngajak kenalan ga ditanggapin
Meski ancaman tilang dan maut karena skill yang belum mumpuni mengancam, hingga kini masih saja banyak siswa yang membandel membawa kendaraan ke sekolah. Fenomena yang tengah populer di Jakarta adalah, membesut mobil ke sekolah. Seperti yang dilakoni salah seorang siswa SMA di Jakarta Timur, Muhammad Akbar Putra.
Menurut Akbar, ia memilih membawa mobil ke sekolah karena kedua orangtuanya melarang jika mengendarai sepeda motor yang lebih rentan akan kecelakaan.
"Karena papa dan paman pernah mengalami kecelakaan. Sebenarnya enggak masalah pakai (naik) angkutan umum. Tetapi, orangtua takut kalau anaknya malah kelayapan. Soalnya, kalau bawa mobil saya malah seperti dikasih tanggung jawab, jadi harus patuh," ujar Akbar di sela-sela Smart Driving Toyota, di Jakarta Timur, Selasa 16 Desember 2014.
Kemampuan mengemudi sendiri sudah ia dapat sejak duduk di bangku kelas dua SMP. Ilmu itu didapat setelah diajarkan sang papa.
"Pertamanya diajarin papa buat anterin mama ke tempat-tempat dekat. Pas SMA, mama mulai percaya, karena memang sering nganterin pergi," kata pembesut mobil Ford Ecosport ini melanjutkan cerita.
Menurut Akbar, meski diperbolehkan membawa mobil oleh kedua orangtuanya, namun pihak sekolah tidak menyarankan atau telah mengimbau agar para siswanya tidak membawa kendaraan, khususnya mobil. Terlebih bagi siswa yang belum mengantongi SIM.
Sebenarnya, siswa kelahiran 11 Juni 1997 ini mengaku telah dua kali mencoba mengikuti tes kepemilikan SIM A, namun gagal. Dirinya baru berencana akan mengikuti tes selanjutnya dalam waktu dekat.
Ia juga mengaku pernah mengalami pengalaman pahit dengan polisi dan harus mendapatkan denda sebesar Rp1,5 juta.
"Itu terjadi saat di dekat Bandara Soekarna-Hatta, begitu keluar pintu gerbang ada polisi, dan memang enggak punya SIM, STNK foto kopi, dan belum pasang seat belt. Jadi ditilang," kenangnya.
Smart Driving
PT Toyota Astra Motor (TAM) kembali melakukan program sosialisasi safety driving. Tak hanya para pemilik mobil, komunitas, ataupun kaum hawa yang mendapat pembekalan program safety driving, kali ini raksasa otomotif itu juga menyasar anak sekolah.
Sepertinya Toyota sadar betul jika saat ini sudah banyak siswa yang menggunakan mobil untuk berangkat ke sekolah.
Pembekalan yang diberikan Toyota sendiri berupa Coaching Clinic Smart Driving sebagai program informatif dan edukatif agar para siswa memiliki keterampilan dalam mengemudi, serta efisiensi dalam menggunakan bahan bakar.
"Kami harapkan siswa-siswi masa depan Indonesia bisa memberikan effect multiplier, agar semakin banyak orang yang sadar akan safety driving," kata General Manager Coorporate Planning and Public Relation PT TAM, Widyawati Soedigdo.
Kata dia, program ini merupakan bagian dari empat fokus utama sosia Toyota, seperti pendidikan, lingkungan, community development, dan traffic safety.
"Kami menganggap penting upaya melbatkan para pelajar, karena mereka merupakan usia pemula dalam mengendarai motor," ujarnya.
sumber
emang deg2an sih kadang naik angkot,, banyak otak kriminil, mulai tukang ngamen maksa, pelecehan, tukang palak dll.. temen ane cewek aja pernah di ikutin cowo asing sampai rumahnya gara2 ngajak kenalan ga ditanggapin

Diubah oleh deniswise 20-12-2014 11:23
0
4.5K
63


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan