- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Legenda Pohon Natal (ini cuma dongeng ko gan)


TS
naughtycupid13
Legenda Pohon Natal (ini cuma dongeng ko gan)



Quote:
Original Posted By naughtycupid
Ane muslim gan tapi pengen ikut memeriahkan perayaan natal dengan berbagi dongen karya ane aja, cuma dongen gan ingat

INI CUMA KARANGAN ANE AJA GAN
Spoiler for Legenda Pohon Natal Part One:
Quote:
Original Posted By naughtycupid13
Wilfrid, Hovah dan Legenda Pohon Natal
Angin begitu besar dan salju sudah sebetis orang dewasa ketika Wilfrid terbangun. Tangan mungilnya menyapu-nyapu jendela yang penuh dengan embun. Nafasnya menghela lega saat sebuah cahaya terlihat masih menerangi rumah kecil di seberang jalan dekat pohon ek.
Wilfrid beranjak dari tempat tidurnya dan mengenakan mantel yang terbuat dari bulu beruang. perlahan dan sedikit mengendap-endap ia menuju dapur. Mungkin karena takut bunyi di atas lantai dipan mengganngu keluarganya yang sedang beristirahat.
Neneknya terlelap di kursi goyang dekat perapian. Wilfrid mengambil satu botol gluhwein (Minuman hangat khas natal di Eropa yang terbuat dari sari anggur yang telah difermentasi dan ditambah perasaan jeruk lemon) di lemari. Ibunya sudah biasa menyimpan gluhwein dekat perapian, agar tetap hangat, jawab ibunya singkat setiap ditanya. Kakinya belum sampai, sehingga ia membutuhkan kursi untuk menggapai sebotol gluhwein.
Setelah mendapatkan yang diinginkannya, Wilfrid dengan gigih menyalakan tungku dan mengambil kuali kecil. Ia menghangatkan kembali sebotol gluhwein. Seseorang sedang membutuhkannya dalam keadaan hangat. Gumamnya dalam hati.
Di dekat kuali, sambil menghangatkan gluhwein, ia menghangatkan tubuhnya. Meski mengenakan mantel yang cukup besar, tapi udara malam itu terlalu dingin untuk anak sekecil Wilfrid. Salju masih turun dan malahan terlihat membesar.
Mengapa bulan desember selalu dipenuhi musim salju, pertanyaan itu sering muncul setiap tahun.
Hidungnya mencium aroma natal. Tentu saja, sekarang sudah memasuki masa advent, bulan desember.
Wilfrid tahu pasti aroma yang ia cium. Ada banyak aromanatal, tapi aroma favoritnya adalah kacang almond yang dipanggang dalam stollenbread. Ia ingat sering dimarahi ibunya gara-gara mencuri kacang almond dari roti khas natal di jerman itu. Sebuah roti manis yang di dalamnya kaya akan aneka buah-buahan kering dan ditaburi gula. Sangat manis. Tentu saja Wilfrid suka, terlebih rasa kacang almond yang begitu khas berbaur dengan rempah-rempah.
Perutnya berbunyi tak kuasa mencium aroma kacang almond dan rempah-rempah. Tak butuh waktu lama, Wilfrid menemukan sumber aroma itu berasal. Ia mengambil stollenbread ukuran panjang dan membaginya dua. Setengah ia makan dan setengah lagi ia masukan dalam ranjang beserta gluhwein yang telah dihangatkan.
Saat Wilfrid membuka pintu, salju masih turun. Udara dingin langsung seperti menusuk-nusuk tulangnya. Sejenak ia ragu apakah mampu sampai di seberang jalan. Jaraknya tak sampai 50 kaki, tapi salju yang tebal di jalanan bisa saja menelan tubuhnya yang hanya 39 inci.
Wilfrid mengencangkan mantelnya dan mengenakan topi wol yang memanjang ke bawah di arah telinga. Perlahan ia berjalan tertatih di atas salju yang mencapai lututnya. Cahaya lampu temaran di pohon ek membantunya mencari batu untuk berpijak.
Akhirnya setelah berjuang melawan dingin, Wilfrid sampai di rumah yang tadi ia amati dari balik jendela. Dengan segera ia memasukinya. Ia tahu kemana harus pergi. Di dalam ruang perapian, sahabatnya sedang terbaring menggigil di sebuah tempat tidur yang terlihat digeser paksa dari tempat tidur ke ruangan perapian, agar hangat.
Tempat tidur itu terlihat menyerong takberaturan.
"Mutter, Papi," ia mengigau. Wilfrid mengusap keningnya dengan lengan bagian belakang. Tubuhnya sangat panas. Perlahan matanya terbuka dan menyadari kehadiran Wilfrid. Kedua ujung bibirnya ditarik ke atas, ia berusaha terenyum.
Wilfrid menuangkan gluhwein ke dalam gelas yang terbuat dari bambu, "kau bermimpi ayah dan ibu mu lagi, Hovah?"
Ayah Hovah meninggal dua tahun yang lalu. Saat itu ia dan ayahnya sedang berburu rusa di hutan, namun entah dari mana datangnya sekelompok serigala menghadang mereka. Mereka berdua berlari dan menemukan sebuah lubang untuk bersembunyi. Celakanya lubang itu hanya mampu untuk satu orang.
Ayah Hovah memasukannya dan di tutup oleh semak-semak. Sesaat Hovah mendengar suara ayahnya yang semakin mengecil. Mungkin ayah berlari mencari lubang lain.
Hari berganti hari, Hovah dan Ibunya tak kunjung mendengar kabar sang ayah.
Orang bijak ninggalin jejak ya Gan. Ingat


Spoiler for Legenda Pohon Natal Part Two:
Hari berganti hari, Hovah dan Ibunya tak kunjung mendengar kabar sang ayah. Mereka telah kehilangan kepala keluarga mereka. Tak kuat ditinggalkan suami, Kondisi ibu Hovah semakin memburuk. Tujuh bulan setelah kepergian ayah, Hovah harus kembali kehilangan orang yang sangat ia cintai. Ibu Hovah kembali bersama ayahnya dan meninggalkan Hovah sendiri dalam kesunyian.
Kini setahun sudah Hovah tinggal sebatang kara. Seperti ingin menyusul kedua orangtuanya, kodisinya pun semakin memburuk. Wilfrid sangat cemas melihat teman baiknya dalam kondisi yang memprihatinkan.
"Badanmu lemas, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi tawaran ibuku untuk tinggal bersama kami."
Sudah beberapa tetangganya menawari Hovah untuk tinggal bersama mereka, tapi ia memilih tinggal sendiri dalam rumah peninggalan ayah dan ibunya.
"Aku bermimpi melihat pohon cemara yang sangat indah, ia memiliki cahaya yang bergerak-gerak," dengan perlahan Hovah meminum gluhwein hangat.
"Begitu indahnya, sampai aku begitu penasaran." lanjutnya yang sesekali terpotong oleh batuk yang berat. Batuknya sering kali membuat Wilfrid sangat khawatir. Ia sangat takut kehilangan Hovah sahabat baiknya. Dalam hatinya Wilfrid berdoa.
Wilfrid melihat biru di bibir Hovah semakin pekat. "Saat aku mendekatinya aku terkejut, cahaya itu berasal dari peri-peri yang sedang menari mengitari pohon cemara."
Wilfrid menyimaknya dengan seksama. Tapi matanya tak dapat berpaling dari lengan Hovah yang terus menggigil meski sedang memegang gelas hangat. Beberapa cairan gluhmein mengenai tanganya sendiri.
"Tapi aku jauh lebih terkejut," suara Hovah semakin berat, "dua dari beberapa peri itu adalah ayah dan ibu." matanya sembab dan membuat buliran air mata. “Pohon cemara itu juga penuh dengan warna-warna cerah. Tapi yang paling aku suka ada nuansa hijau muda dan merah. Begitu damai.”
"Aku rindu mereka." tangisnya pun seketika pecah.
"Ibu bilang mereka akan selalu ada disetiap pohon cemara selama masa advent."
Malam itu Wilfrid membawa pohon cemara kecil kedalam rumah Hovah. Ia menghiasi pohon cemara dengan nuansa merah dan hijau muda, seperti dalam mimpi Hovah. Pohon itu terlihat seperti sedang dibalut salju yang terbuat dari serpihan kain halus putih. Ada beberapa boneka kecil menggantung diantara tangkai-tangkainya, "Ini adalah peri-perinya," kata Wilfrid sambil menatanya.
Wilfrid tak tahi, di belakangnya Hovah memaksakan bibirnya tersenyum. Namun berkali-kali senyum itu ternoda oleh batuknya yang semakin parah.
"Dan cermin ini akan memantulkan cahaya, sehingga pohon cemara ini akan terlihat bersinar terang. Seperti yang kau lihat dalam mimpimu bukan?" Tangan mungilnya begitu cekatan mendekor pohon cemara dengan serpihan-serpihan kaca tergantuk disekelilingnya.
Wilfrid dan Hovah menghabiskan malam itu denga nmemandangi pohon cemara yang telah dihias. Begitu indah sampai Wilfrid beberapa kali harus menyeka air matanya. "Ini sangat indah" tangannya menggenggam tangan Hovah yang semakin dingin.
Mereka berdua berbagi tempat tidur dan mantel yang sama sampai Hovah terlelap dalam senyumnya. Ia biarkan tubuh sahabatnya, Wilfrid menempel pada tubuhnya. Hangat.
Wilfrid sangat ketakutan saat tubuhnya menempel pada tubuh Hovah, sangat dingin. Ia tak berani melihat wajah Hovah, namun saat ia lihat Hovah sedang terlelap dengan bibir tersenyum. Air matanya meleleh melihat sahabatnya itu tersenyum.
Setelah malam yang dingin, Wilfrid selalu memasang pohon cemara kecil pada masa advent. Hal itu telah menjadi kebiasaan setiap tahunnya dan diikuti oleh penduduk desa lainnya. Sampai detik ini, pohon cemara tak bisa lepas dari malam advent yang penuh kisah kasih, bahkan diikutioleh dunia.
Wilfrid dan penduduk dunia percaya pada malam cinta kasih, para leluhur akan hadir diantara mereka untuk menyambut sang juru selamat. Mereka akan menempati pohon cemara pada masa advent dan menghilang di ujung tahun,tapi mereka akan kembali lagi.***
Diubah oleh naughtycupid13 25-12-2014 19:00


nona212 memberi reputasi
1
3.8K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan