JAKARTA, BIJAKS – Pasca tidak lagi menjabat sebagai Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBy) tetap memantau berbagai perkembangan bangsa Indonesia. Saat ini, SBY tengah mengikuti gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah. Termasuk sejumlah pernyataan pemerintah Jokowi-JK yang belakangan ini menyatakan gejolak ekonomi yang terjadi akibat kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Hal ini disampaikan SBY di akun Facebook-nya yang ditulis sendiri, Kamis (18/12). Kicauan SBY, memang paling mudah mencari “kambing hitam” atas kesalahan sendiri, terutama terkait jatuhnya rupiah.
“Selain alasan-alasan lainnya, seorang pejabat pemerintah juga menuding bahwa semua ini akibat kebijakan pemerintahan SBY yang salah. Menyalahkah orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang saya petik selama dulu memimpin negeri ini,” jelas SBY.
Atas tudingan itu, SBY meminta kepada siapapun yang bersamanya selama 10 tahun di pemerintahan, tetap bersabar. Tidak terpancing, apalagi harus ikut menuding ke sana kemari. Ketua Umum Partai Demokrat itu menyerahkan kepada Tuhan dan rakyat untuk menilai apa yang sudah dilakukannya selama 10 tahun memimpin bangsa ini.
“Prinsip kepemimpinan yang saya anut, pantang menyalahkan (mencari “kambing hitam” baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik dan tak arif. Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur & Ibu Megawati, semua ingin berbuat yang terbaik untuk rakyatnya,” tegasnya.
Dalam situasi seperti ini, menurut SBY, pemerintah dan rakyat tidak boleh saling menyalahkan, apalagi mencari kambing hitam. “Selain tak etis, yang terpenting adalah solusi,” tambahnya.