Lagi rame2nya nih kabar rupiah melemah. Bahkan hari ini sempat hampir menyentuh 13000 perak per US dollar. Semua ngeborong US dollar nih.
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Raden Pardede mengatakan, pelemahan tidak hanya dialami rupiah. Kemarin, rupiah "terperosok" ditutup pada Rp 12.714 per dollar AS atau melorot 1,98 persen dibanding penutupan akhir pekan lalu di posisi Rp 12.467.
Mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu mengatakan, meskipun nilai tukar menyentuh Rp 13.000 per dollar AS pun, dia berharap kondisi tersebut tidak menimbulkan kepanikan pasar.
Sumber :
Rupiah loyo
Sementara itu dibelahan dunia lain, salah satu negara besar penghasil minyak dunia, Rusia, nilai tukar valutanya juga jeblok terhadap US dollar.
Quote:
MOSKWA, KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang Rusia, rubel, terhadap dollar AS, terpuruk lebih dari 11 persen, Selasa (16/12/2014). Penurunan ini merupakan yang paling tajam bagi rubel semenjak krisis keuangan pada 1998.
Anjloknya nilai tukar ini disebut sebagai dampak atas menguapnya keyakinan pasar atas perekonomian Rusia menyusul kenaikan suku bunga acuan negara itu.
Nilai tukar rubel terhadap dollar AS dibuka menguat 10 persen, Selasa pagi, setelah Bank Sentral Rusia tanpa diduga menaikkan suku bunga acuan sebesar 650 bps untuk menahan anjloknya kurs. Namun, volatilitas lalu terus terjadi di sepanjang peragangan, yang kemudian berkali-kali menghasilkan rekor baru kurs terendah.
Kurs rubel terhadap dollar AS yang dihasilkan pada penutupan perdagangan Selasa, sudah anjlok 20 persen selama pekan ini, dan sudah tergelincir lebih dari 50 persen sepanjang 2014. Kenangan akan krisis keuangan pun langsung mencuat, ketika nilai tukar mata uang rontok hanya dalam hitungan hari, menghadapkan Rusia pada ancaman gagal bayar utang.
Sumber :
Rubel jeblok
Rusia terus tergerus akibat harga minyak dunia yang jeblok.
Flashback beberapa minggu lalu di Wina, Austria, negara2 OPEC gagal mencapai kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak demi mendongkrak harga minyak.
Quote:
Ke-12 negara anggota OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi 30 juta barel per hari yang telah berlangsung tiga tahun.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan, kartel akan duduk diam sebelum pertemuan produksi berikutnya yang dijadwalkan pada Juni di Wina, tempat kartel bermarkas.
"Kami harus menunggu dan melihat bagaimana pasar akan menetap," katanya pada konferensi pers penutupan pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan terbaru, OPEC menghadapi tekanan dari para anggota yang lebih miskin, terutama Venezuela, untuk memotong produksi karena kemerosotan harga minyak telah memangkas pendapatan berharga mereka.
Sumber :
OPEC mempertahankan tingkat produksi
Harga minyak turun parahal produksi tetap. Mengapa merosot ? Simple, permintaan turun dan berakibat perang harga minyak mentah.
Quote:
Ke 12 anggota OPEC telah mengontrol harga minyak mentah selama 40 tahun terakhir, namun penemuan shale gas di AS telah mengubah secara dramatis keseimbangan kekuatan, yang tentunya memberikan keuntungan bagi pembeli minyak, namun kerugian bagi negara2 penghasil minyak mulai dari Venezuela hingga Rusia.
Harga minyak telah turun hingga lebih dari seperempatnya sejak Juni, namun akankah OPEC, pemilik 60% dari cadangan minyak dunia dan menyuplai 30%-nya akan memotong jumlah produksinya untuk meningkatkan harga minyak ? Ataukah OPEC akan membiarkan harga minyak turun lebih jauh - dengan harapan agar produsen minyak di AS tidak mampu memperoleh keuntungan dari sumur2 minyaknya sedemikian sehingga mereka berhenti berproduksi.
============================================
Opec’s 12-member group has largely controlled the global price of crude oil for the past 40 years, but the US’s discovery of shale oil and gas has dramatically shifted the balance of power, to the apparent benefit of consumers and the discomfort of petrostates from Venezuela to Russia.
The price of oil has plummeted by more than a quarter since June but will Opec, which holds 60% of the world’s reserves and 30% of supplies, cut its own production to try to lift prices? Or will the cartel allow a further slide from the current price – in the mid-$80s per barrel – in the hope of making it impossible for US drillers to make a profit from their wells, and so driving them out of business?
Sumber :
Shale gas stlooong
Welcome to the age of shale gas = more CO2 produced = peak of current cycle ? (note : valley after the peak)
Seputar shale gas di wikipedia
May the fit be survived.

