- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Foto Wajah Pelaku2 Pembunuh PRT Medan
TS
premankaskussss
Foto Wajah Pelaku2 Pembunuh PRT Medan
Spoiler for Beritanya:
Laporan Wartawan Tribun Medan / Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyiksaan dan pembunuhan seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) bernama Cici, pemilik CV Maju Jaya Samsul Anwar dan istrinya Radika kini ditahan Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polresta Medan. Setelah beredar kabar di sejumlah media massa, Sabtu (29/11/2014) pagi ratusan warga memadati rumah tersangka.
Pantauan www.tribun-medan.com di lokasi kejadian, ratusan warga yang merasa penasaran terlihat berusaha masuk ke dalam rumah bernomor 17 di Jalan Madong Lubis/Jalan Beo, Lingkungan XI, Sidodadi Medan Timur. Mereka terlihat bersorak ketika polisi membawa para korban selamat keluar dari dalam rumah, saat penggeledahan berlangsung. (Baca:BREAKING NEWS: Tiga PRT yang Disiksa Mengaku Senang Telah Bebas)
"Woiii, kami mendukung mu bu. Jangan takut. Biadab majikan mu itu," teriak ratusan warga di lokasi kejadian.
Mendengar hal itu, tiga PRT yang selamat masing-masing Anis Rahayu (25) warga Malang, Jawa Tengah, Rukmiani (42) warga Demak, Jawa Tengah dan Endah (55) warga Pulau Madura kemudian menangis.
"Doakan kami ya bu," kata ketiganya dengan pengawalan ketat kepolisian. Hingga saat ini, lokasi kejadian masih dipadati warga. Beberapa diantaranya terlihat bersorak-sorak ketika petugas menghalangi mereka masuk.
tribunnews.com
Spoiler for Berita:
Kasus Penganiayaan Keluarga Syamsul Tahun 2012 Mengendap
MEDAN, KOMPAS.com - Penganiayaan dan ancaman kekerasan yang dilakukan keluarga Syamsul Anwar pernah dilaporkan ke Polresta Medan pada tahun 23 September 2012. Laporan kasus penganiayaan oleh Randika, istri Syamsul tersebut, disampaikan langsung seorang pembantu rumah tangga (PRT) bernama Sadiah.
Sadiah adalah PRT asal Jawa Tengah, yang disalurkan Yara Surya Mandiri, sebuah yayasan penyalur tenaga kerja berkantor di Jakarta. Ia disalurkan kepada perusahaan jasa tenaga kerja milik Syamsul Anwar bersama dengan empat orang PRT lainnya, yakni Rohayati, Fitri, Novi dan Rumsana.
Namun ironinya saat itu bahkan hinggi kini, laporan tersebut tak jelas nasibnya ditangan Polresta Medan.
Ratna Sitompul, Koordinator AWAS HAM (Aliansi Warga Sumateras Utara untuk Hak Azasi Manusia) menceritakan, pada 24 September 2012, kepolisian menyerahkan enam korban penganiayaan dan penyekapan yang dilakukan keluarga Syamsul Anwar kepada Yayasan Pusaka Indonesia. Keenamnya adalah Sadiah, Rohayati, Fitri, Novi, Rumsana, dan seorang lelaki, Eko Purnomo, yang bekerja sebagai penjaga rumah Syamsul.
"Memang polisi yang menyerahkan enam korban kekerasan keluarga Syamsul ke Pusaka. Tapi di tengah jalan kasusnya mandeg, disebut tak cukup bukti, bahkan tak jelas sampai sekarang," ujar Ratna Sitompul saat ditemui Tribun, Jumat (12/12/2014) di Kantor Pusaka Indonesia.
Ratna mengaku, pihaknya tidak begitu terkejut maraknya berita pembunuhan PRT ini. Pasalnya, pihaknya sudah mendengar cerita kekerasan dilakukan keluarga Syamsul dari para korban tahun 2012 silam.
Ia menceritakan, saat 2012 itu, keenam korban bisa sampai ke Polresta Medan lantaran berhasil kabur dari kediaman Syamsul, di Jalan Beo, Medan.
"Jadi kami berharap kasus 2012 harus dibongkar juga sama polisi. Kasus yang ditangani polisi sekarang ini, bukan yang pertama bagi Syamsul dan keluarga yang masuk ke kantor polisi," tukasnya.
Menurut Ratna, kelima PRT korban penganiayaan dan penyekapan Syamsul tahun 2012 saat ini sudah berada di kampung halaman masing-masing. Namun, salah satu korban sekaligus saksi penganiayaan 2012 itu, Eko Purnomo saat ini berada di Kantor Pusaka Indonesia.
"Lima korban ada dikampung masing-masing. Tapi kita masih bisa berkomunikasi. Tapi korban Eko Purnomo sekarang disini, karena dia yang lebih lama kerja dan lebih tahu kondisi rumah Syamsul ketimbang lima pekerja lainnya," ujarnya.
Ratna mengaku, saat itu pihaknya tidak mendapatkan keterangan jelas dari kepolisian tentang mengapa kasus tidak dilanjutkan. Mereka hanya diberi informasi bahwa kasusnya tidak memenuhi unsur.
"Kasusnya kabur dan nggak naik saat itu. Sekarang kita akan minta kasus tersebut dibongkar. Kita akan tunjukkan bahwa sebenarnya sebelum kasus ini, sudah ada peristiwa pidana dilakukan Syamsul dan keluarga. Tapi sekarang buming kasus terhadap pelaku yang sama kita jadi tanda tanya?. Kalau memang polisi serius dari dulu (2012), mestinya tidak ada korban lain yang saat ini dinyatakan meninggal," katanya.
Ia berharap polisi di Sumut, tidak hanya mengambil pencitraan lewat kasus kemanusiaan, khususnya penyekapan dan penganiayaan terhadap PRT.
Lebih jahu, Ratna mencontohkan kasus tersangka Mohar dan istrinya, yang menganiaya PRT asal Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut Ratna, yang juga selaku kuasa hukum korban, kasus yang ditangani Polresta Medan ini hingga sekarang tak juga bisa naik ke kejaksaan.
"Dua kali sudah P19 kasus tersangka Mohar dan istrinya. Kami nilai polisi tidak serius melengkapi berkas yang diminta jaksa. Polisi awalnya sibuk pencitraan, tapi setelah berlalu dari pantauan media, tiga bulan mereka bekerja setengah hati. Sampai sekarang kasusnya belum P21," katanya. (Feriansyah Nasution)
kompas.com
Spoiler for Berita:
Rekaman CCTV Menguak Kekejamam Syamsul Anwar dan Keluarganya
Liputan6.com, Medan- Sebuah rekaman CCTV atau kamera pengintai menguak kekejaman Syamsul Anwar dan keluarganya terhadap penganiyaan pembantu rumah tangga atau (PRT) hingga tewas.
Inilah bukti yang dijanjikan penyidik Reskrim Polresta Medan untuk menguatkan sangkaan pasal penganiayaan terhadap 7 tersangka. Sebelumnya Syamsul berdalih kasus yang menimpa dirinya hanya rekayasa polisi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (5/12/2014), dari rekaman CCTV yang disita dari rumahnya di Jalan Beo, Medan, Sumatera Utara terlihat anggota keluarga Syamsul memukul dan menendang sambil memarahi.
Di bagian lain, seorang PRT tampak dihukum dengan berputar-putar hingga terjatuh.
Tersangka Samsul Anwar bersama istrinya Radika dan 5 anggota keluarga lainnya diduga menganiaya PRT bernama Yanti dan Cici hingga tewas. 3 Pembantu lainnya yang berhasil diselamatkan juga kerap disiksa. Kasus ini terbongkar setelah polisi mendapat laporan terjadi perdagangan manusia di Medan. (Mar/Rmn)
liputan6.com
Enaknye dihukum ape ne pemirse???
Quote:
Original Posted By Foto
Syamsul Anwar Boss Iblis
Quote:
Original Posted By Foto
Radika Biatchhhh
Quote:
Original Posted By Foto
Pai Son of a Biatchhh
Quote:
Original Posted By Foto
Ferishit
Quote:
Original Posted By Foto
Bari basi
Diubah oleh premankaskussss 16-12-2014 15:27
0
9K
Kutip
35
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan