Dikatakan dalam al quran untuk memerangi kaum yahudi, orang mengatakan berperang itu salah, dan sesungguhnya itu perbuatan jahat untuk membunuh atau memerangi suatu kaum

Tetapi di dalam al quran sudah jelas dicatat bahwa kita umat muslim harus memerangi kaum yahudi, hal itu tidak dibuat-buat dalam al quran tetapi itu nyata.

Lihat sistem dunia saat ini yang selalu mendengarkan orang-orang kaya, hukum dibuat dan berpihak pada orang kaya. Dimana saat orang kaya berbuat salah misalnya nabrak mati orang, maka mereka tetap bebas, sedangkan bila kita rakyat jelata yang menabrak akan dikenakan hukuman penjara.

Itu sudah jelas bahwa sistem dunia yang meng-agung-agungkan uang itu adalah salah, sistem kapitalisme yang dibuat yahudi dengan membuat kita menggantungkan hidup pada uang adalah salah.

Lihat leluhur kita hidup diantara masyarakat yang berbaur, dan ramah tamah. Masyarakat saling memperhatikan gerak gerik masyarakat lain agar tidak ada perbuatan yang keluar dari norma. Apabila ada yang kumpul kebo atau berbuat salah maka otomatis dihukum massa.

Hal itu cenderung lebih baik dibanding masyarakat yang saling menutup diri untuk silahturahimi kemudian berlindung dibalik polisi dan hukum. Apabila ada yang salah maka pengadilan bisa di suap, diubah-ubah, media massa menyiarkan hal-hal yang membela kaum nya (seagama) dan sehingga kaum yang benar bisa berubah menjadi salah, yang salah bisa menjadi benar, semua karena uang dan kelompok mereka berada.

Sedangkan Islam selalu membela kebenaran, dimana gerak gerik orang akan diperhatikan masyarakat yang peduli. Orang yang aneh dan tidak berbaur otomatis dijauhi, itulah masyarakat Indonesia yang memang saling berusaha hidup di dalam kehidupan sosial.

Kehidupan sosial itu perlu karena kita manusia tidak luput dari kesalahan dan harus saling mengingatkan, dan sedangkan seorang boss yang kaya raya, karena hartanya menjadi lupa diri, sehingga menindas karyawannya dengan upah kecil dan menuntut kerja keras, dan terjadilah jurang pemisah antara orang kaya yang selalu diagung-agungkan dan dibela media massa, sedangkan orang miskin yang selalu dijadikan tempat yang selalu salah.

Apabila Indonesia mengarah pada kehidupan yang kaya raya dan menetapkan uang sebagai status seseorang, niscaya suatu saat indonesia akan hancur sendirinya, dan rakyat akan menjatuhkan kekuasaan yang otoriter yang sudah dipengaruhi oleh hukum uang yang diciptakan Yahudi.

Dahulu kala ketika uang tidak ada, dunia begitu bahagia, tidak stress, dan manusia menjadi diri mereka sendiri. Tetapi saat visi dunia diarahkan kepada uang, semua orang berlomba-lomba ingin uang dan sistem pasar yang menghalalkan segala cara hanya demi profit dan keuntungan, akhirnya kacaulah dunia ini. Lihat pohon ditebang semua tidak peduli lahan tandus asal bisa menghasilkan uang demi dijual pohonnya atau lahannya dibuat tempat wisata.

Alam pun dirusak manusia demi uang. Semua demi uang manusia lakukan saling bunuh-bunuhan, menipu, semua demi uang. Sudah tidak ada moral lagi bangsa ini karena semua orang telah terkena tipu daya yahudi atas perlunya uang.

Sebagai seorang pengamat, apabila anda berbaik hati, cobalah berbuat baik tanpa harapan imbalan uang, misalnya menukar dengan orang lain dengan sistem tukar dan jarang gunakan uang. Jauhilah pengaruh uang dari dalam diri kamu, karena hidup ini tidak semata-mata demi uang yang diagung-agungkan yahudi.

Justru yahudi perlu membuat dunia begitu taat pada kebutuhan uang, agar manusia menggantungkan diri mereka pada kertas kertas yang yahudi akui itu. Semua niscaya agar rencana mereka berhasil mengendalikan dunia dengan sistem uang.

Uang adalah sebuah ciptaan manusia yang berujung pada penderitaan yang banyak. Karena uang dapat disimpan lama, sehingga manusia menjadi tamak tidak pernah puas jumlah uang yang terkumpulkan. Padahal makanan yang dikumpulkan lama akan rusak, itu sudah tanda dari Allah SWT bahwa manusia jangan tamak karena ketamakan ada batasnya seperti batas ketahanan makanan. Tetapi uang diciptakan dan tidak pernah rusak bisa dikumpulkan sebanyak apapun tidak akan ada batas ujungnya. Akibat itu banyak karyawan dituntut untuk bekerja demi sebuah ujung yang tidak pernah tercapai, demi keuntungan yang tidak pernah puas.

Akhirnya manusia menderita, banyak orang yang menderita tidak cukup uang, tetapi sebaliknya banyak juga kaum orang kaya yang sudah punya banyak uang tetapi tidak pernah merasakan kepuasan batin.

Sungguh ironis dunia ini.