- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Sukabumi) Jalan Raya Macet, Warga Pilih Naik Kereta


TS
japek
(Sukabumi) Jalan Raya Macet, Warga Pilih Naik Kereta
Quote:
Kemacetan yang kerap terjadi di beberapa titik di lintasan utara Sukabumi berimbas ke animo warga Sukabumi untuk menggunakan kereta api (KA). Bagi warga yang hendak memakai angkutan publik ini harus memesan beberapa hari sebelumnya.
Kepala Stasiun KA Sukabumi, Tasiman, Senin (15/12), mengakui membludaknya penumpang beberapa hari terakhir. Hal ini dikarenakan lintasan Sukabumi-Bogor terdapat titik-titik kemacetan. Terlebih, setelah adanya proyek pengecoran jalan di tanjakan Pamuruyan, Cibadak. Makanya bila secara mendadak atau pada hari keberangkatan maka dipastikan akan sulit memperoleh tiketnya.
Dalam sehari, jadwal kereta dari Sukabumi menuju Bogor sebanyak tiga kali keberangkatan. Rinciannya yakni pada pukul 05.00 WIB, pukul 10.05 WIB, dan terakhir pada pukul 15.45 WIB.
Saat ini harga tiket KA Pangrango Sukabumi-Bogor untuk kelas ekonomi mencapai Rp 20 ribu per orang dan kelas eksekutif Rp 50 ribu per orang.
“Lonjakan penumpang ini mulai terasa sejak terjadinya kemacetan di jalur jalan raya Sukabumi-Bogor. Kondisi ini dikarenakan adanya pembetonan jalan yang berakibat pada sistem buka tutup jalan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas,” terangnya.
Ardiansyah, penumpang asal Kecamatan Cisaat mengaku menggunakan KA karena lebih cepat dibanding naik angkutan umum. “Kalau lewat darat arus lalin akhir-akhir sering macet. Makanya lebih baik naik kereta,” akunya. (sule/d)
Kepala Stasiun KA Sukabumi, Tasiman, Senin (15/12), mengakui membludaknya penumpang beberapa hari terakhir. Hal ini dikarenakan lintasan Sukabumi-Bogor terdapat titik-titik kemacetan. Terlebih, setelah adanya proyek pengecoran jalan di tanjakan Pamuruyan, Cibadak. Makanya bila secara mendadak atau pada hari keberangkatan maka dipastikan akan sulit memperoleh tiketnya.
Dalam sehari, jadwal kereta dari Sukabumi menuju Bogor sebanyak tiga kali keberangkatan. Rinciannya yakni pada pukul 05.00 WIB, pukul 10.05 WIB, dan terakhir pada pukul 15.45 WIB.
Saat ini harga tiket KA Pangrango Sukabumi-Bogor untuk kelas ekonomi mencapai Rp 20 ribu per orang dan kelas eksekutif Rp 50 ribu per orang.
“Lonjakan penumpang ini mulai terasa sejak terjadinya kemacetan di jalur jalan raya Sukabumi-Bogor. Kondisi ini dikarenakan adanya pembetonan jalan yang berakibat pada sistem buka tutup jalan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas,” terangnya.
Ardiansyah, penumpang asal Kecamatan Cisaat mengaku menggunakan KA karena lebih cepat dibanding naik angkutan umum. “Kalau lewat darat arus lalin akhir-akhir sering macet. Makanya lebih baik naik kereta,” akunya. (sule/d)
Pos Kota
bisa jadi antusias warga untuk menggunakan KA Pangrango berbanding terbalik dengan meweknya para sopir bogoran di bawah ini

Quote:
Bogoran Keluhkan Pangrango
http://radarsukabumi.com/?p=90674
Dampak pengaktifan kembali KA Pangrango mulai dirasakan para pengemudi L-300 jurusan Sukabumi-Bogor. Beberapa sopir mengeluh jumlahpenumpang yang turun drastis setelah KA Pangrango beroperasi, Sabtu(09/11). Dua hari terakhir, mereka merasakan penurunan penghasilan yang teramat tajam.
Seperti yang dirasakan Asep (35), pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir ‘Bogoran’ (sebutan L-300) tersebut terpaksa harus ngetem lebih lama untuk menunggu penumpang. Apalagi ketika menunggu penumpang pada pukul 05:00. Dirinya harus bersaing dengan kereta yang melakukanpemberangkatan pada jam yang sama. “Biasanya kalau jam segitu, tidakterlalu sulit buat nunngu penumpang. Tapi sekarang harus nunggu lama,baru mobil bisa penuh,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan Ramli (47), pendapatannya setelah dua hari kereta beroperasi mengalami penurunan. Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar dirinya terpaksa hanya jalan satu rit, padahal biasanya dalam sehari mencapai tiga rit. “Jalan itu kan harus pakai solar, kalau penumpangnya sedikit dari mana kita bisa beli solar dan bayar setoran. Mending satu rit aja,” keluhnya.
Sementara itu, Ketua Organda Kota Sukabumi, Edi Ras Sasmita menyayangkan pihak PT KAI yang tidak memperdulikan kerugian pengusaha dan sopir dan awak angkutan ‘Bogoran’ akibat pengoperasian KA Pangrango. Meski begitu, pihaknya belum berencana akan melakukan demo atau aksi mogok akibat kerugiannya tersebut. “Baru dua hari saja sudah berdampak, apalagi ke depannya,” papar mantan petinju itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta mengatakan pengaktifan rute tersebut semata-mata untuk kepentingan masyarakat luas.
Pengaktifan tersebut bukan bermasud untuk menjadi pesaing L-300, namun untuk mendukung aksesbilitas warga Sukabumi. “Ini kan keinginan masyarakat yang didukung Presiden RI dan para pimpinan daerah, kami berharap Organda Kota Sukabumi bisa bersinergi untuk mendukung aksebilitas warga Sukabumi,” pungkasnya.
Anggota Komisi VI DPR RI, Pasha Ismaya Sukardi menilai masalah dampak pengoperasian kereta ini harus disikapi secara bijak oleh semua pihak.
Menurut politisi Demokrat dari daerah pemilihan Kota/Kabupaten Sukabumi itu, sejauh ini Colt Bogoran memang menjadi satu-satunya sarana transportasi umum bagi warga Sukabumi yang hendak ke Bogor.
Persoalannya, kemacetan di jalur Sukabumi-Bogor ini yang ‘menyiksa’ warga. Makanya dengan beroperasinya KA Pangrango sebaiknya deapresiasi semua pihak. “Harusnya kita semua bersyukur karena kereta ini membuat mobilitas warga lebih baik, lebih cepat,” kata Pasha.
Namun, Pasha juga tidak mau menutup mata dengan keluhan supir Colt Bogoran. Menurutnya, harus ada solusi terhadap masalah ini sehingga tidak merugikan salah satu pihak. “Paling tidak semua pihak bisa menerima dengan baik beroperasinya kereta ini,” katanya.
Pasha optimis pengoperasian KA Pangrango akan berdampak positif pada perkembangan perekonomian masyarakat Kota Sukabumi. Ia berharap fasilitas ini dimanfaatkan dan dijaga warga Sukabumi. “Fasilitasnya sudah ada. Mari kita nikmati dan rawat bersama,” pungkasnya
0
3.5K
Kutip
53
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan